visitaaponce.com

Penyakit Jantung Bawaan bisa Fatal, Penanganan Tepat Jadi Penyelamat

Penyakit Jantung Bawaan bisa Fatal, Penanganan Tepat Jadi Penyelamat
Seminar Awam dalam Rangka Memperingati Congenital Heart Defect Awareness Week 2023 di RS Premier Bintaro (RSPB), Tangerang Selatan. (Ist)

DALAM rangka memperingati Congenital Heart Defect Awareness Week 2023, RS Premier Bintaro (RSPB) mengadakan seminar edukasi kesehatan bagi masyarakat awam mengenai penyakit bawaan baru-baru ini.

Seminar yang merupakan bagian dari  peringatan HUT Perak ke-26 RS Premier Bintaro (RSPB) menghadirkan tiga orang dokter spesialis sebagai narasumber, DR. dr. Najib Advani, Sp.A (K) MMed. (Paed) yang merupakan dokter spesialis jantung anak, dr. Febtusia Puspitasari, Sp.JP, FIHA, FAsCC spesialis jantung dan Dr. dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.Aspesialis anak.

Seminar ini mengupas tuntas tentang penyakit jantung anak secara komprehensif dari multi perspektif dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat umum terhadap penyakit ini.

Baca juga: Ini Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan bahwa penyakit jantung bawaan merupakan penyebab kematian tersering dari seluruh kelainan bawaan. Terjadi sekitar 8 dari 1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan, dan 80% kematian terjadi pada usia 1 tahun. Penanganan penyakit jantung bawaan dapat dilakukan dengan terapi non-operatif hingga terapi operatif bergantung pada tingkat keparahannya.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) atau Congenital Heart Diseases merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengancam jiwa, karena mengganggu aliran darah dari dan menuju ke jantung.

Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K) MMed. (Paed.) menjabarkan mengenai gejala kelainan jantung.

Baca juga: Teknologi Tingkatkan Angka Survival Penyakit Jantung Bawaan 

”Ada beberapa kasus gejalanya muncul langsung setelah bayi baru lahir, misalnya bibir, kulit, jari tangan, dan kaki kebiruan,sesak napas atau kesulitan bernapas,kesulitan makan,berat lahir rendah, nyeri dada, serta pertumbuhan yang lambat," kata Prof.Najib.

"Selain itu ada juga gejala yang muncul beberapa tahun setelah lahir, seperti, irama jantung yang tidak normal, pusing, kesulitan bernapas, pingsan maupun kelelahan,” ungkap Prof.Najib.

Penyakit Jantung Bawaan Terjadi Karena Gangguan Saat Pembentukan

Menurut dr. Febtusia Puspitasari, Sp.JP, FIHA, FAsCC, penyakit jantung bawaan ini bisa terjadi karena gangguan pada saat proses pembentukan dan juga perkembangan jantung pada saat janin masih ada di dalam kandungan.

"Untuk terapi yang dapat dilakukan pada kasus jantung bawaan tergantung dari kondisi pasien dan kasus yang diderita," katanya.

Baca juga: Ini Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

"Untuk tindakan non-bedah yang dapat dilakukan yaitu pemasangan coil atau alat seperti payung atau jamur, tindakan balloon valvuloplasty, dan atauballoon atrial septostomy (BAS)," jelas dr,Febtusia.

"Sedangkan untuk terapi bedahnya antara lain,operasi paliatif pulmonary artery banding, operasi ligasi (pengikatan) PDA, operasi paliatif blalock-tausig shunt (BTS), operasi arterial switch dan penutupan VSD, serta bi-ventricular repair (koreksi total) ataupun single ventricular repair (Fontan),” terangnya.

Mengganggu Tumbuh Kembang Anak

Terkait tumbuh kembang bagi anak dengan penyakit jantung bawaan, Dr. dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.A memaparkan bahwa gangguan pertumbuhan sering terjadi, maka diperlukan pemantauan pertumbuhan untuk mempertahankan pertumbuhan linier.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemantauan terhadap peningkatan ukuran tubuh seperti tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala, serta peningkatan  berat  badan agar berhasil dengan optimal.

"Setiap bayi harus mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya (termasuk IMD) dan juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, harus mendapat MP-ASI yang cukup dan aman, sementara ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih,” jelas dr.Nita.

Baca juga: Gejala Penyakit Jantung Bawaan Ternyata Tergantung Usia

CEO RSPB dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes mengatakan,“Dengan seminar ini kami (RSPB) tentu berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan khususnya pada penyakit jantung bawaan.

"Sehingga Jika ada orang disekitar kita yang kita kenal mengalami gejala atau bahkan kondisi dengan penyakit jantung bawaan, kita dapat memberi atau berbagi pengetahuan terhadap langkah atau proses perawatan yang tepat yaitu, dengan segera menganjurkan atau meyakinkan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung,” tutur dr.Marta. (RO/S-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat