Program Bapak Asuh Signifikan Dapat Turunkan Prevalensi Stunting
![Program Bapak Asuh Signifikan Dapat Turunkan Prevalensi Stunting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/e3460f3c25f355f226b15f8f9aa160a0.jpg)
KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) mengatakan program Bapak Asuh Anak Stunting signifikan menurunkan kasus stunting.
"Pengalaman beberapa daerah memang Bapak Asuh Anak Stunting signifikan menurunkan kasus stunting. Ini menunjukkan bahwa yang paling penting bagaimana asupan makan bergizi sampai ke mulut ibu hamil dan bayi," kata Hasto, Kamis (19/1).
Di Karawang banyak bapak asuhdan kasus stunting turun paling banyak. Kemudian di Sumatera Selatan banyak bapak asuhnya dan juga turun signifikan kasus stuntingnya.
Smentara itu, survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting di Jawa Barat sebanyak 24,5%. Di tahun 2022, sebanyak 7 kabupaten/kota, yaitu Subang, Karawang, Pangandaran, Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan Kuningan mengalami penurunan kasus stunting yang signifikan.
Untuk percepatan penurunan stunting, Hasto mengatakan pihaknya sudah mengoptimalkan banyak hal, seperti menyediakan tim pendamping keluarga (TPK) dengan jumlah yang cukup, memeratakan kapasitas fiskal dengan angka kasus stunting di kabupaten/kota.
Baca juga: Turunkan Stunting, Pemkot Palembang Intensifkan Kerja TPPS
Kapasitas fiskal daerah sangat mempengaruhi besarnya dana alokasi khusus (DAK), seperti Kabupaten Banjar, kriteria sangat rendah, diharapkan mendapatkan dana tambahan untuk makanan tambahan ibu hamil dan bayi, ada dari DAK yang fiskal rendah tapi tidak mendapatkan bantuan.
"Ini yang perlu diperjuangkan di Kemenkeu dan Bappenas, dan untuk sanitasi kami sudah siapkan data by name by address masing-masing kecamatan," tambahnya
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mengatakan percepatan penurunan stunting dengan target pemerintah sebesar 14% secara nasional di 2024 tidak akan terlaksana dengan baik tanpa peranan pemerintah daerah, karena kasusnya di daerah, di desa-desa, kalau di pusat tidak punya kasus.
"Bagaimana koordinasi penanganan terpadu, fokus memberdayakan sumber daya yang ada dengan maksimal, dan hasil dari tingkat paling bawah, desa dan kabupaten ini mempengaruhi hasil nasional," ujarnya. (Iam/OL-09)
Terkini Lainnya
Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi, Sosiolog: Ukurannya bukan Materi
Menko PMK: Perlu Kerja Keras Siapkan GenZ dan Gen Alfa Sambut Indonesia Emas 2045
BKKBN: Indeks Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi Meskipun Belum Mandiri
Harganas ke-31, Sejumlah Kepala Daerah Mendapat Penghargaan dari Presiden Jokowi
Ketua TP PKK Kota Cilegon Hany Seviatry Raih Penghargaan Tertinggi dari BKKBN
BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Angka Stunting di Kota Padang Tembus 1.598 Kasus
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi
Pemkot Bandung Targetkan Angka Tengkes 14% Tahun ini
Kolaborasi Turunkan Angka Stunting lewat 100 Hari Pendampingan Gizi
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap