visitaaponce.com

Program Bapak Asuh Signifikan Dapat Turunkan Prevalensi Stunting

Program Bapak Asuh Signifikan Dapat Turunkan Prevalensi Stunting
Dalam upaya cegah stunting, petugas mengukur lingkar kepala balita di Posyandu Banjar Gelogor Carik, Denpasar, Bali, Rabu (18/1/2023).(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) mengatakan program Bapak Asuh Anak Stunting signifikan menurunkan kasus stunting.

"Pengalaman beberapa daerah memang Bapak Asuh Anak Stunting signifikan menurunkan kasus stunting. Ini menunjukkan bahwa yang paling penting bagaimana asupan makan bergizi sampai ke mulut ibu hamil dan bayi," kata Hasto, Kamis (19/1).

Di Karawang banyak bapak asuhdan kasus stunting turun paling banyak. Kemudian di Sumatera Selatan banyak bapak asuhnya dan juga turun signifikan kasus stuntingnya.

Smentara itu, survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting di Jawa Barat sebanyak 24,5%. Di tahun 2022, sebanyak 7 kabupaten/kota, yaitu Subang, Karawang, Pangandaran, Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan Kuningan mengalami penurunan kasus stunting yang signifikan.

Untuk percepatan penurunan stunting, Hasto mengatakan pihaknya sudah mengoptimalkan banyak hal, seperti menyediakan tim pendamping keluarga (TPK) dengan jumlah yang cukup, memeratakan kapasitas fiskal dengan angka kasus stunting di kabupaten/kota.

Baca juga: Turunkan Stunting, Pemkot Palembang Intensifkan Kerja TPPS

Kapasitas fiskal daerah sangat mempengaruhi besarnya dana alokasi khusus (DAK), seperti Kabupaten Banjar, kriteria sangat rendah, diharapkan mendapatkan dana tambahan untuk makanan tambahan ibu hamil dan bayi, ada dari DAK yang fiskal rendah tapi tidak mendapatkan bantuan.

"Ini yang perlu diperjuangkan di Kemenkeu dan Bappenas, dan untuk sanitasi kami sudah siapkan data by name by address masing-masing kecamatan," tambahnya

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mengatakan percepatan penurunan stunting dengan target pemerintah sebesar 14% secara nasional di 2024 tidak akan terlaksana dengan baik tanpa peranan pemerintah daerah, karena kasusnya di daerah, di desa-desa, kalau di pusat tidak punya kasus.

"Bagaimana koordinasi penanganan terpadu, fokus memberdayakan sumber daya yang ada dengan maksimal, dan hasil dari tingkat paling bawah, desa dan kabupaten ini mempengaruhi hasil nasional," ujarnya. (Iam/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat