visitaaponce.com

Selama 2018-2022 Kerugian Akibat Bencana Hidrometeorologi Capai Rp31,5 Triliun

Selama 2018-2022 Kerugian Akibat Bencana Hidrometeorologi Capai Rp31,5 Triliun
Ilustrasi(Antara)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kerugian materiil yang timbul akibat bencana hidrometeorologi basah sejak tahun 2018 - 2022 mencapai Rp31,5 triliun.

"Itu baru kerugian materiil yang tercatat. Paling tinggi di papua itu sekitar Rp1,5 triliun," kata Kepala Bidang Komunikasi Kebencanaan Pusdatinkom BNPB Dodi Yuleova dalam acara diskusi bertajuk Darurat Bencana Hidrometeorologi: Komitmen Implementasi Kebijakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, Rabu (8/2).

Dodi pun mengakui, dalam 10 tahun terakhir bencana hidrometeorologi basah di Indonesia terus meningkat, khususnnya bencana banjir dan tanah longsor. Hal itu disebabkan oleh dua hal, yakni cuaca ekstrem dan masifnya alihfungsi lahan.

Untuk itu, Dodi menyatakan bahwa perlu kerja sama semua stakeholder untuk mengatasi bencana hidrometeorologi di Indonesia. Mulai dari pemerintah pusat, daerah hingga masyarakat.

"Kita pasti memberikan selalu imbauan kepada pemda. Perhatikan sekali apa yang sudah disampaiken pemerintah psuat utuk tetap dialksanakan di daeah. Sehingga apa yang kita khawatirkan terkait bencana hidrometeorlogi bisa diminimalisir," kata Dodi.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan kerja sama dengan Kementerian Pertanian terkait dengan alihfungsi lahan agar tidak memberikan dampak buruk pada masyarakat.

"Kita berikan edukasi pada masyarakat yang tinggal di daerah berbukit dan pegunungan, lakukan penanaman. Tidak hanya di lereng, tapi buatlah sistem tanam yang tidak mudah longsor, dibuat terasering sehingga bisa menahan air dari atas dan tidak menyebabkan longsor," pungakas dia. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat