visitaaponce.com

BRIN Kembangkan Teknologi Pembuatan Xanthan Gum dari Bahan Lokal

BRIN Kembangkan Teknologi Pembuatan Xanthan Gum dari Bahan Lokal
Ilustrasi peneliti sedang melakukan riset di laboratorium.(Dok. MI)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan Xanthan gum dari bahan lokal. Xanthan gum merupakan produk fermentasi yang dihasilkan bakteri. 

Selain itu, Xanthan gum juga merupakan material pengental yang memiliki keunggulan karena sifat pseudoplastik dan viskositas-nya yang tinggi pada konsentrasi rendah, dan tahan terhadap gaya geser, panas dan asam.

Mengingat, punya banyak sifat istimewa tersebut, polisakarida Xanthan gum menjadi salah satu produk bioteknologi unggulan yang banyak digunakan dalam berbagai bidang industri. Khususnya, bidang industri energi, pangan, farmasi dan kosmetik. 

Di bidang industri energi, Xanthan gum digunakan dalam pengeboran minyak, gas dan geothermal sebagai surfaktan, emulsifier, aditif pencegah mampat pada pipa, pelincir dan penghambat korosi. Xanthan gum juga mampu mencegah pertumbuhan kristal es pada produk es krim dan memberikan tekstur yang lebih lembut.

Baca juga: Duh! Anggaran Riset Tahun 2023 Terendah Sepanjang Sejarah Iptek

Peneliti Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN Ahmad Marasabessy mengatakan kerja sama penelitian dan pengembangan Xanthan gum diinisiasi sejak 2019. Kerja sama tersebut dilakukan BRIN dengan PT ACI Citra Jakarta, yang mengajukan usulan riset bersama pengembangan teknologi produksi Xanthan gum.

Tujuannya, agar dapat diproduksi secara mandiri di dalam negeri dengan memanfaatkan bahan baku lokal. "Kerja sama ini ingin menguasai teknologi proses produksi xanthan gum berbentuk bubuk kering untuk berbagai bidang aplikasi," ujar Marasabessy dalam keterangannya, Kamis (23/2).

"Seperti pangan, kosmetika, obat-obatan dan energi, sehingga masyarakat mendapatkan Xanthan gum produksi lokal yang lebih terjamin kesinambungan rantai suplainya," imbuhnya.

Penelitian dan pengembangan teknologi produksi Xanthan gum difokuskan pada pemantapan teknik penyiapan dan preservasi bakteri lokal penghasil Xanthan gum dari Genus Xanthomonas. Tak hanya itu, optimasi proses fermentasi juga dimanfaatkan untuk memproduksi Xanthan gum dan pengembangan metode pemisahan, serta pemurniannya.

Baca juga: Hentikan Riset Alat Deteksi Tsunami, BRIN: tidak Efektif

Adapun pada 2021, riset difokuskan kepada optimasi medium produksi skala laboratorium, dengan sasaran mendapatkan komposisi medium produksi optimal untuk uji coba produksi skala pilot nantinya.

"Bubuk Xanthan gum yang diperoleh bila dimurnikan lagi akan dapat memenuhi syarat Xanthan gum untuk makanan, namun belum memenuhi syarat sebagai material pengeboran bidang energi," jelas Marasabessy.

Rencana lanjutan riset dan pengembangan adalah uji coba produksi skala 2500L, hingga didapatkan produk serbuk yang memenuhi syarat untuk digunakan pada uji aplikasi lapangan. Saat ini, tim periset menyusun dokumen patent teknologi produksi Xanthan gum untuk didaftarkan ke Kemenkumhan.(OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat