visitaaponce.com

Kemendikbudristek Ungkap Kunci Penting Perguruan Tinggi Hadapi Tantangan Masa Depan

Kemendikbudristek Ungkap Kunci Penting Perguruan Tinggi Hadapi Tantangan Masa Depan
Top Executive University Gathering(Dok. Kemendikbudristek)

DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) kembali menggelar kegiatan Top Executive University Gathering Batch 2 di Surabaya, Rabu (22/2).

Kegiatan itu dihadiri para rektor, majelis wali amanat, dan senat akademik perguruan tinggi negeri dan swasta. Hal ini merupakan sebuah sarana untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang tata kelola perguruan tinggi menuju universitas berkelas dunia (UBD) atau.World.Class.University (WCU)

Top Executive University Gathering digelar.untuk menyamakan persepsi mengenai pentingnya menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, memperkuat komitmen pimpinan perguruan tinggi yang berintegrasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan mewujudkan kolaborasi antarperguruan tinggi dalam meningkatkan peringkat berkelas dunia. 

Kegiatan Top Executive University Gathering turut menghadirkan para narasumber antara lain Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Mochamad Ashari, Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Periode 2015–2019 Joni Hermana, Rektor Institut Pertanian Bogor Periode 2007–2012 dan 2012–2017 Herry Suhardiyanto, dan Rektor Institut Teknologi Bandung Periode 2015-2020 adarsah Suryadi.

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Diktiristek Nizam mengingatkan disrupsi di dunia pendidikan kian pesat. Perguruan tinggi perlu keluar dari zona nyamannya untuk selalu berinovasi dan berkreasi, berfokus pada sarjana yang akan dihasilkan, serta berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

"Perguruan tinggi perlu mendisrupsi diri agar tetap relevan dan eksis, sehingga turut mewarnai perubahan dan bukan ditinggal oleh perubahan," tegas Nizam melalui keterangan resmi yang diterima Media Indonesia.

Nizam yang juga Guru Besar UGM itu memaparkan kunci penting yang harus dilakukan untuk membangun perguruan tinggi. Pertama, leadership di semua level terutama pada PTN BH dan PTS untuk diberikan otonomi yang luas, kuat, dan penuh sehingga ekonomi dan akuntabilitas harus hadir dalam setiap tata kelola organisasi. 

Kedua, ownership atau rasa memiliki dari seluruh sivitas akademika karena berhubungan langsung dengan hidup mati, maju mundurnya perguruan tinggi tersebut. Selanjutnya kita perlu mentransformasi perguruan tinggi kita agar mampu ikut berubah bersama perubahan.

Baca juga : Creative Hub Untar Dorong Budaya Riset dan Inovasi Sivitas Akademika

Lebih lanjut Nizam mengemukakan jiwa entreprenership harus ada di setiap level. Entrepreneurship tidak selalu berarti membuat suatu usaha, tetapi artinya kemampuan untuk melihat peluang dan segera menangkap peluang tersebut. 

Selanjutnya perguruan tinggi harus mengefisiensikan resources yang ada. Dengan melakukan efisiensi pada resources dengan tepat, maka akan mempercepat akselerasi perubahan yang diharapkan. Terakhir, dibutuhkan pula kreativitas dan kolaborasi di dalam perguruan tinggi baik secara nasional maupun internasional.

“Semoga ini bisa menjadi inspirasi melalui dua hari workshop ini dapat menjadi titik tolak untuk bisa melompat lebih cepat lagi karena pengembangan kualitas dan inovasi perguruan tinggi itu never ending process,” pungkas Nizam.

Melalui rekaman video, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan Top Executive University Gathering merupakan momentum tepat untuk mendukung dan memperkuat kolaborasi antarperguruan tinggi dalam upaya mewujudkan universitas berkelas dunia. Nadiem optimistis dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki universitas berkelas dunia.

“Saya ingin mengajak Ibu dan bapak pimpinan perguruan tinggi agar semakin berkomitmen untuk menciptakan perguruan tinggi yang bereputasi tinggi dengan cara menghadirkan pengajaran yang berstandar internasional, lengkap dengan dosen yang memiliki kualifikasi tinggi sehingga mampu menarik mahasiswa asing dan mampu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki reputasi baik di dunia,” kata Nadiem.

Nadiem juga menyampaikan para mahasiswa akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks ketika mereka lulus kuliah, mulai dari perkembangan teknologi otomasi yang menggantikan peran manusia, situasi, dan kondisi dunia yang semakin dinamis sampai perubahan iklim dan isu-isu global lainnya.

“Semua hal ini menuntut perubahan besar dalam dunia pendidikan tinggi yang selama 3 tahun terakhir sudah kita perjuangkan bersama dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.atau MBKM. Saat ini 420.000 mahasiswa kita sudah mengikuti program MBKM baik flagship, program kita dari kementerian atau program-program yang diinisiasi kampus,” pungkasnya. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat