Kemenkes Kasus Gangguan Pendengaran Sebenarnya Bisa Dicegah
![Kemenkes: Kasus Gangguan Pendengaran Sebenarnya Bisa Dicegah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/d57a23e6b06876a23ad383b28de51489.jpg)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa sekitar 60% kasus gangguan pendengaran sebenarnya dapat dicegah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, gangguan pendengaran pada penduduk usia 5 tahun ke atas di Indonesia sebesar 2,6%.
Artinya, 2-3 orang dari 100 orang mengalami gangguan pendengaran dan angka ketulian sebesar 0,09%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan insiden bayi lahir tuli berkisar 0,1-0,2, dengan angka kelahiran sekitar 2,6%. Setiap tahunnya, diperkirakan terdapat 5.200 bayi lahir tuli di Indonesia.
"Sehingga berisiko mengalami hambatan dalam proses belajar mengajar dan kemampuan berbicara. Kasus infeksi telinga juga menjadi salah satu penyebab terbanyak gangguan pendengaran pada anak," jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti, Rabu (1/3).
Baca juga: Ini Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Telinga
"Diperkirakan, sekitar 22,6% kasus radang telinga kronik (Otitis Media Supuratif Kronik/OMSK) terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun," imbuhnya.
Selain infeksi, penyebab gangguan pada telinga adalah paparan suara bising, yang merupakan faktor risiko bagi anak dan dewasa. Dalam hal ini, bukan hanya terjadi karena gangguan pendengaran, namun juga masalah kesehatan, seperti insomnia dan penyakit jantung.
Paparan kebisingan dengan intensitas di atas 80 desibel pada durasi lebih dari 40 jam per minggu, juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang merusak sel rambut sensorik di dalam telinga bagian dalam.
Baca juga: Kemen PPA: Usut Tuntas Kasus Pelecehan Seksual Sembilan Mahasiswi Universitas Andalas
"Kita tahu bahwa di era globalisasi dan teknologi informasi yang semakin canggih, masalah pendengaran semakin kompleks. Tantangan semakin meningkat akibat kebiasaan baru pascapandemi, yang mengondisikan banyak orang melakukan aktivitas dengan piranti dengar," pungkas Eva.
Bahkan, lanjut Eva, sebagian orang cukup abai dengan kesehatan telinga. Diperkirakan, satu sampai satu miliar anak muda berisiko mengalami gangguan pendengaran. Terutama, akibat paparan bising dari mendengarkan musik.
Kemudian, lebih dari 50% orang berusia 12-35 tahun mendengarkan musik melalui perangkat audio personal, seperti MP3, ponsel pintar dan perangkat lainnya, dengan volume yang berisiko terhadap penurunan pendengaran.(OL-11)
Terkini Lainnya
Polemik Dokter Asing, Kemenkes Sebut Kebutuhan Spesialis masih Tinggi
Universitas Airlangga: Pemecatan Dekan FK Budi Santoso karena Kebijakan Internal
Kemenkes Nyatakan tidak Terlibat Pemberhentian Dekan Unair yang Tolak Dokter Asing
Kemenkes Tunjuk PT Bio Farma Sebagai Fasilitas Rujukan Delegasi OIC
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
Tingginya Angka Bunuh Diri pada Pria: Mengapa Kesehatan Mental Pria Sering Diabaikan?
6 Hewan yang Mampu Deteksi Penyakit di Tubuh Manusia
Cegah Risiko dan Komplikasi Cacar Air pada Anak dengan Imunisasi
Tak Banyak Diketahui, Kenali Penyakit Langka 7+ Syndrome
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap