visitaaponce.com

Konsumsi Obat Antinyeri dan Asam Urat Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Kronis

Konsumsi Obat Antinyeri dan Asam Urat Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Kronis
Ilustrasi ginjal(123RF)

DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi RS Indriati Solo Baru dr Wachid Putranto menyebutkan, penyakit gagal ginjal kronis pada masyarakat banyak terjadi karena sering mengonsumsi obat pegal linu dan asam urat.

Ia mengamati konsumsi obat analgesik dalam jangka waktu lama seperti obat ibuprofen kemudian ada juga tren masyarakat dengan keluhan pegal linu dengan mudah membeli obat anti nyeri dan ketika kadar asam urat tinggi sering mengonsumsi allopurinol yang diminum sehari 3 kali.

Sedangkan obat anti nyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal. "Sehingga beberapa pasien gagal ginjal kronis yang saya temui mulai ada kerusakan ginjal karena obat-obat anti nyeri dan obat-obat asam urat," kata Wachid dalam Press Briefing, Selasa (7/3).

Baca juga : Gagal Ginjal Kronis Meningkat Hampir di Semua Provinsi

Selain itu, Wachid melanjutkan, penyebab terjadinya gagal ginjal kronis yang paling sering ditemukan adalah karena diabetes melitus, hipertensi dan gloerulonefritis atau peradangan ginjal. Kemudian ada juga ginjal polikistik atau kista pada ginjal yang bergerombol pada ginjal.

"Ada juga penyebab karena sumbatan baik karena batu saluran kencing, pembesaran prostat, maupun kanker," ujarnya.

Baca juga : Penting, Rujukan Tepat Waktu bagi Pasien Ginjal Kronis

Kematian
Di dunia tren penyakit gagal ginjal kronis yang menyebabkan kematian berada di urutan 11 di bawah diabetes dan penyakit diare dengan angka 1,4 juta orang. Sedangkan di Indonesia berada di bawah infeksi pernafasan dan kanker par berjumlah 42 ribu kasus kematian.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menjelaskan pencegahan dan pengendalian penyakit gagal ginjal kronis bisa dimulai dari populasi sehat dengan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) kemudian pada populasi berisiko pengecekkan di tingkat puskesmas, dan populasi penyandang dengan treatment secondary prevention.

"Prioritas upaya pencegahan dan pengendalian gagal ginjal kronis melalui kegiatan promosi, preventif, dan deteksi dii melalui pendekatan keluarga dalam siklus kehidupan," kata Eva.

"Diharapkan komitmen kuat dan upaya yang terus menerus untuk edukasi masyarakat menjadi tanggung jawab bersama, kontribusi berbagai pihak diperlukan agar masyarakat semakin mengenal faktor risiko pencegahan gagal ginjal kronis," tambahnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat