Sejarah Homo Soloensis, Ciri-Ciri, dan Hasil Kebudayaan
![Sejarah Homo Soloensis, Ciri-Ciri, dan Hasil Kebudayaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/e759c4dade20c3c1d450ccb2be306797.jpg)
HOMO soloensis ialah salah satu jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan dengan jenis lain. Di Indonesia, terdapat beberapa tempat penemuan fosil-fosil homo soloensis yakni Ngandong, tepi Bengawan Solo, dan Sangiran, serta Sambungmacan (Sragen).
Penemuan itu dari penggalian yang dilakukan oleh Willem Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan GHR von Koenigswald pada 1931 hingga 1933. Fosil yang ditemukan terdiri dari 14 tengkorak, 2 tulang kering, dan tulang panggul. Diperkirakan homo soloensis ialah evolusi dari Pithecanthropus mojokertensis yang hidup sekitar 117 hingga 108 ribu tahun lalu pada Zaman Pleistosen Akhir.
Ciri-ciri homo soloensis
1. Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc.
2. Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm.
3. Berat badan antara 30-150 kg.
4. Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi.
5. Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami reduksi.
6. Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang rahang menjadi kecil.
7. Wajah dan hidungnya lebar.
8. Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti Pithecanthropus yang diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna.
Baca juga: Pola Kehidupan Nomaden Manusia Purba
Jika melihat dari penelitian yang dilakukan, manusia purba asal Solo ini dikatakan sudah hidup sejak 300.000-900.000 tahun lalu dan memiliki budaya yang cukup maju serta berkembang.
Kebudayaan manusia homo soloensis
- Penggunaan duri ikan pari.
- Penggunaan batu-batuan rusak.
- Penggunaan tulang binatang.
Salah satu ciri khas dari manusia purba ini yaitu kapasitas otaknya yang besar. Bahkan, kapasitas otak dari manusia purba ini dikatakan tidak kalah jauh dari kapasitas otak manusia zaman sekarang.
Baca juga: Yuk Mengenal Homo Wajakensis, Sejarah dan Ciri-Ciri
Dengan kapasitas otaknya yang tergolong besar, membuat manusia purba ini memiliki budaya kehidupan yang cukup maju. Bersama dengan homo wajakensis, manusia purba dari Solo ini membuka sistem budaya yang ada di daerahnya tersebut. Saat ini, budaya itu lebih sering disebut dengan nama Kebudayaan Ngandong.
Kepunahan homo soloensis
- Penyebaran penyakit secara berkala.
- Kemampuan sosial yang tergolong rendah.
- Badai meteor yang jatuh ke bumi.
- Dijadikan mangsa oleh para predator.
- Kalah bersaing dengan manusia modern. (Z-2)
Terkini Lainnya
Ciri-ciri homo soloensis
Kebudayaan manusia homo soloensis
Kepunahan homo soloensis
Kalahkan Indonesia, Australia Melaju ke Final Piala AFF U-16
PPIH Embarkasi Solo Berharap Tidak Ada Lagi Keterlambatan Pemulangan Jemaah Haji
Nikmati Akhir Pekan, Presiden Jokowi Ajak Jan Ethes dan La Lembah ke Solo Safari
Minibus Kecelakaan Tunggal di Tol Ngawi-Solo, Satu Tewas
Gelaran Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta Digelar Meriah
Gibran Laksanakan Salat Id di Halaman Balai Kota Surakarta
Mengenal 6 Rumah Adat Papua, Berikut Sejarah dan Ragamnya
1 Juli, Hari Bhayangkara: Sejarah, Tugas Pokok, Tema, dan Makna dari Lambang Polri
25 Rekomendasi Film Biografi Indonesia, Ceritakan Sejarah dan Tokoh Nasional
Peringatan Hari Media Sosial: Sejarah, Tujuan, dan Jenis
Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah
Hari Corgi Internasional: Perayaan dan Penyelamatan untuk Anjing yang Menggemaskan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap