visitaaponce.com

Sejarah Homo Soloensis, Ciri-Ciri, dan Hasil Kebudayaan

Sejarah Homo Soloensis, Ciri-Ciri, dan Hasil Kebudayaan
Sejumlah siswa melihat replika fosil manusia purba koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam di Desa Terban, Kudus, Jawa Tengah.(Antara/Yusuf Nugroho.)

HOMO soloensis ialah salah satu jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan dengan jenis lain. Di Indonesia, terdapat beberapa tempat penemuan fosil-fosil homo soloensis yakni Ngandong, tepi Bengawan Solo, dan Sangiran, serta Sambungmacan (Sragen). 

Penemuan itu dari penggalian yang dilakukan oleh Willem Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan GHR von Koenigswald pada 1931 hingga 1933. Fosil yang ditemukan terdiri dari 14 tengkorak, 2 tulang kering, dan tulang panggul. Diperkirakan homo soloensis ialah evolusi dari Pithecanthropus mojokertensis yang hidup sekitar 117 hingga 108 ribu tahun lalu pada Zaman Pleistosen Akhir. 

Ciri-ciri homo soloensis

1. Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc. 
2. Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm. 
3. Berat badan antara 30-150 kg. 
4. Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi. 
5. Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami reduksi. 
6. Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang rahang menjadi kecil. 
7. Wajah dan hidungnya lebar. 
8. Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti Pithecanthropus yang diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna.

Baca juga: Pola Kehidupan Nomaden Manusia Purba

Jika melihat dari penelitian yang dilakukan, manusia purba asal Solo ini dikatakan sudah hidup sejak 300.000-900.000 tahun lalu dan memiliki budaya yang cukup maju serta berkembang.

Kebudayaan manusia homo soloensis

- Penggunaan duri ikan pari.
- Penggunaan batu-batuan rusak.
- Penggunaan tulang binatang.

Salah satu ciri khas dari manusia purba ini yaitu kapasitas otaknya yang besar. Bahkan, kapasitas otak dari manusia purba ini dikatakan tidak kalah jauh dari kapasitas otak manusia zaman sekarang. 

Baca juga: Yuk Mengenal Homo Wajakensis, Sejarah dan Ciri-Ciri

Dengan kapasitas otaknya yang tergolong besar, membuat manusia purba ini memiliki budaya kehidupan yang cukup maju. Bersama dengan homo wajakensis, manusia purba dari Solo ini membuka sistem budaya yang ada di daerahnya tersebut. Saat ini, budaya itu lebih sering disebut dengan nama Kebudayaan Ngandong.

Kepunahan homo soloensis

- Penyebaran penyakit secara berkala.
- Kemampuan sosial yang tergolong rendah.
- Badai meteor yang jatuh ke bumi.
- Dijadikan mangsa oleh para predator.
- Kalah bersaing dengan manusia modern. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat