Leptospirosis Demam Tikus Menyebar lewat Darah, Apa Penyebab dan Cara Menularnya
![Leptospirosis Demam Tikus Menyebar lewat Darah, Apa Penyebab dan Cara Menularnya?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/bf55e993834a315243229b4e8ed1063e.jpg)
PENYAKIT leptospirosis atau demam tikus mewabah dan menjangkiti ratusan warga di Kabupaten Pacitan, dan tersebar hingga di 9 kecamatan. Tingginya curah hujan serta banyaknya populasi tikus diduga menjadi penyebab bakteri Leptospira menyebar kemana-mana.
Berbagai upaya pencegahan agar tidak terus meluas dilakukan, diantaranya memberikan sosialisasi kepada masyarakat serta pengurangan populasi tikus di persawahan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre, Erni Juwita Nelwan dalam wawancara dengan Media Indonesia, beberapa waktu lalu, menjelaskan, leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, seperti tikus.
Baca juga : Awas Leptospirosis, 5 Warga Semarang Meninggal Dunia
Mematikan
Bakteri leptospirosis tinggal di dalam ginjal hewan, keluar dari air seni hewan dan masuk ke tubuh manusia lewat pori-pori dan selaput lendir yang terbuka karena luka.
"Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tergantung apa yang di kerjakan. Paling tinggi faktor risiko pada petani dan pekerja yang berhubungan langsung dengan sawah ataupun selokan," kata Erni.
Baca juga : Waduh! Wabah Leptospirosis di Pacitan Bertambah Sampai 126 Kasus, 6 Meninggal Dunia
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya terjangkit leptospirosis. Pasalnya, masa inkubasi bakteri leptospirosis hingga menimbulkan gejala berlangsung selama 2 minggu hingga satu bulan.
"Padahal, penyakit ini sangat bisa mematikan. Bisa juga seperti serangan jantung. Gejalanya ada di seluruh organ karena saat masuk bakterinya menyebar lewat darah. Kalau kena banjir makanya harus selalu bilang ke dokter," kata Erni.
Untuk mencegah terjadinya leptospirosis, Erni mengimbau masyarakat agar membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, harus membiasakan diri untuk memakai alat pelindung saat kontak langsung dengan banjir maupun selokan.
"Kalau orang yang benar-benar harus kontak langsung, bisa melakukan pencegahan dengan minum antibiotik doksisiklin. Pencegahan dengan alat pelindung, baju tertutup, dan pakai bot lebih baik," jelas dokter Erni Juwita Nelwan. (Z-4)
Terkini Lainnya
Mematikan
Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Penanganan Leptospirosis untuk Dinkes Daerah
Bukan Cuma Tikus, Leptospirosis Juga Bisa Disebabkan dari Kotoran Kucing hingga Kelinci
Persentase Kematian Leptospirosis di Indonesia lebih tinggi dari Covid-19
Leptospirosis Mewabah di Pacitan dan Semarang, Rawan Tulari Pasien Komorbid
Waspada Leptospirosis Mengintai Saat Banjir
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap