visitaaponce.com

Penyelidikan Kematian Mawarti Dipastikan Transparan

Penyelidikan Kematian Mawarti Dipastikan Transparan
Ucapan duka dari PB IDI atas meninggalnya Mawartih Susanti.(MI/HO  )

MENTERI Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah berkerjasama dengan Kepolisian memastikan kematian Mawartih Susanti diusut dengan transparan. 

"Kami sampaikan ke keluarga, bahwa pemerintah dalam hal ini Kemenkes, akan bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan bahwa penyidikan kematian, dilakukan dengan transparan, terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini," ujar Budi saat mendatangi rumah duka di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/3).

Penyidikan kematian marwatih, kata Budi, butuh waktu. "Dan nanti, saya akan memberikan kesempatan pada Kepolisian Indonesia (Polri), karena mereka yang menjadi pemimpin penyelidikan ini, dan dibantu Kemenkes," jelasnya.

Baca juga: PB IDI Imbau Dokter Pakai Pita Hitam Selama Tiga Hari Lambang Duka untuk Mawartih

Marwatih, adalah dokter spesialis paru di RSUD Nabire, Papua Tengah. Ia  diduga meninggal tidak wajar dalam kondisi mulut berbusa.

Kedatangan Menkes ke rumah duka untuk menyampaikan tali kasih dan surat penghargaan langsung dari Kemenkes kepada keluarga atas baktinya kepada negara. Marwatih, kata Budi, menginspirasi dan memberikan contoh, bagaimana dia berdedikasi melayani kesehatan masyarakat. Hanya saja meningkatkan keamanan sangat dibutuhkan.

Baca juga: Tampung Aspirasi Publik dalam RUU Kesehatan melalui Laman Khusus

"Jadi nanti kembali dari sini (melayat), saya harus ketemu juga dengan Kapolri dan Panglima, bagaimana kesehatan masyarakat harus kita jalankan dengan adil dan merata. Tentu harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik bagi tenaga-tenaga kesehatan, demikian pula dokter-dokternya," tambah Budi Gunadi.

Terkait hasil autopsi, Menkes mengaku sidah mengambil dan tahu hasilnya. Namun masih menuggu beberapa hasil laboratorium. "Nanti saya rasa, itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan. Tapi jaminan dari saya, bahwa ini akan dibuka secara transparan, karena itu juga diminta keluarga," tegasnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Papua, Hendra Sihombing mengaku prihatin dengan kejadian itu. "Dari laporan yang masuk, ada ketidakwajaran. Jadi kami masih menunggu hasil autopsi resmi dari pihak kepolisian. Kami berharap segera selesai. Sehingga bisa langkah-langkah selanjutnya bisa dilaksanakan, dan berjalan dengan baik. Lebih cepat lebih baik," tukas Hendra.

Informasi yang didapat PDPI, ada lebam di tubuh korban, termasuk informasi keluarga yang menyebutkan badan, bagian punggung belakang dan bagian leher biru, serta tulang rusuk patah.

"Kami sangat berharap kepada aparat penegak hukum, untuk segera menyelesaikan kasus ini, dengan titik terang penyelesaian terbaik dan pelaku segera ditangkap dan diproses sesuai dengan Undang-undang (UU) dan hukum yg berlaku di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," pungkas Hendra.

Agar ada rasa aman, agar bisa kembali bekerja secara kondusif melayani masyarakat jika ada keamanan yang beri rasa nyaman dalam bertugas. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat