visitaaponce.com

Cerita Panji dan Gastronomi Berpeluang Tingkatkan Konektivitas ASEAN melalui Pariwisata

Cerita Panji dan Gastronomi Berpeluang Tingkatkan Konektivitas ASEAN melalui Pariwisata
ASEAN Tourism Research Association (ATRA) Tourism Forum ke-12 diselenggarakan oleh Fakultas Pariwisata di Universitas Pancasila, Jakarta.(Ist)

KONEKTIVITAS antarnegara ASEAN dan masyarakatnya diyakini menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing, inklusivitas, dan ikatan komunitas.

Kegiatan pariwisata mampu mengambil peran sentral dalam mewujudkan konektivitas tersebut.

Wisata bertemakan cerita Panji serta wisata gastronomi merupakan dua contoh aktivitas wisata yang memiliki akar budaya lintas batas negara ASEAN dan bisa menjadi jembatan penghubung konektivitas tersebut.

Demikian hal mengemuka dalam ASEAN Tourism Research Association (ATRA) Tourism Forum ke-12 yang diselenggarakan Fakultas Pariwisata, di Universitas Pancasila, Jakarta, hari ini.

Presiden ATRA Prof Dr Neethiahnanthan Ari Ragavan mengatakan konektivitas yang mencakup hubungan fisik (misalnya transportasi dan teknologi informasi komunikasi), hubungan antarinstitusi (seperti perdagangan dan jasa), dan ikatan antar masyarakat/komunitas (contohnya pendidikan, budaya, dan pariwisata) merupakan fundamental penting bagi pencapaian pilar ekonomi, politik, keamanan, dan sosial budaya bagi komunitas ASEAN yang terintegrasi.

“ATRA Tourism Forum ke-12 ini bertujuan mendiskusikan peran pariwisata dalam meningkatkan konektivitas antarmasyarakat, antarinstitusi, khususnya antarinstitusi perguruan tinggi, dan antar negara melalui pariwisata,” kata guru besar Taylor’s University di Malaysia itu.

Selaku tuan rumah ATRA Tourism Forum, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Devi Roza Kausar PhD menambahkan ATRA Forum Tourism dihadiri sedikitnya 100 peserta, termasuk delegasi dari Malaysia, Thailand, Indonesia dan Australia.

Melalui keterangannya, menurut dia, hal ini merupakan forum strategis untuk mengekplorasi peluang bagi penguatan jejaring riset antarperguruan tinggi pariwisata di kawasan ASEAN.

“Hal ini penting karena riset, keahlian, dan kompetensi pariwisata memiliki peran esensial sebagai penggerak integrasi kawasan yang memiliki keragaman seperti ASEAN,” imbuh Devi.

Ia berharap forum ini bisa dimanfaatkan akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk membangun jaringan, belajar bersama, kolaborasi, dan terakhir sebagai upaya peningkatan peringkat universitas.

"Melalui kerjasama internasional seperti forum ini, kami berharap ada kontribusi Fakultas Pariwisata dalam hal pemeringkatan Universitas Pancasila pada skala nasional dan dunia," tutup Devi.   

Dalam forum tersebut, Dr Agoes Tinus Indrianto dari Universitas Ciputra Surabaya mengemukakan cerita Panji yang berakar dari masa Kerajaan Majapahit telah diadaptasi di banyak negara ASEAN. 

Karena itu, sangat potensial diangkat sebagai paket wisata budaya lintas negara.

Hal senada disampaikan Prof Pornpisanu Promsivapallop dari Prince of Songkla University, Thailand. Ia memaparkan potensi gastronomi sebagai kegiataan wisata yang memiliki konektivitas dan mampu mendorong integrasi ASEAN.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sangat mendukung tema konektivitas ini. Direktur Hubungan Antar Lembaga Kemenparekraf Dra Yulia MT menyampaikan pemerintah Indonesia telah memetakan isu-isu strategis terkait konektivitas pariwisata dalam ASEAN Tourism Forum 2023 di Yogyakarta, Februari lalu. 

Para menteri pariwisata ASEAN juga menyepakati ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025 untuk mewujudkan konektivitas melalui pariwisata.   

Turut hadir dalam ATRA Tourism Forum yakni, delegasi dari James Cook University Australia, Universitas Ciputra Surabaya, STP Trisakti Jakarta, dan sejumlah undangan lainnya. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat