visitaaponce.com

Daewoong Ingin Tumbuh Bersama Indonesia melalui Industri Biofarmasi

Daewoong Ingin Tumbuh Bersama Indonesia melalui Industri Biofarmasi
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri pertemuan dengan Daewoong Pharmaceutical di Jakarta, pekan lalu.(Ist)

PERUSAHAAN farmasi terkemuka asal Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical, mengumumkan keinginan untuk bertumbuh bersama sebagai perusahaan unggulan yang mendorong pertumbuhan industri kesehatan di Indonesia.

Daewoong Pharmaceutical mengumumkan bahwa Wakil Presiden Eksekutif Seongsoo Park berpartisipasi menjadi pembicara utama dalam Forum Kerja Sama Bisnis Internasional yang diadakan di The Ambassador Seoul–A Pullman Hotel pada 24 Maret lalu.

Acara yang dihadiri Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan  Transportasi Korsel Won Hee-ryong dan Wakil Menteri Ekonomi dan Keuangan Korsel Bang Ki-sun, serta Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, untuk membahas penguatan kemitraan dan kerja sama kesehatan antara Korsel dan Indonesia.

"Kami akan mempertimbangkan untuk meningkatkan regulasi terkait farmasi dan industri bio untuk mempercepat proyek perluasan rumah sakit dan berbagai infrastruktur medis karena situasi infrastruktur medis di Indonesia perlu ditingkatkan," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Di forum ini, Wakil Presiden Eksekutif Daewoong Pharmaceutical Seongsoo Park diundang untuk memberikan presentasi contoh kesuksesan dan visi Daewoong Pharmaceutical di Indonesia dengan tema 'Daewoong Indonesia, Bertumbuh Menjadi Kiblat Bio'.

"Melihat dari pasar farmasi global yang bertumbuh 5-6% setiap tahunnya, Indonesia, dengan sumber daya manusia terbesar keempat di dunia memiliki potensi pertumbuhan yang tak tertandingi, sehingga rata-rata pertumbuhan pasar farmasi diperkirakan 11,8% selama lima tahun ke depan," kata Park.

Dalam keterangan yang diterima hari ini, Park menyampaikan bahwa Daewoong memilih strategi lokalisasi kompetensi inti seperti kerja sama aktif dengan perusahaan lokal seperti perusahaan gabungan (joint venture); lokalisasi seluruh aspek penelitian, pengembangan, produksi, penjualan; aktif berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia; pengembangan proyek khusus seperti kecantikan medis dan sel terapi.


Baca juga: RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Berhasil Lakukan Operasi Implan Cochlear Pertama


Pada 2012, Daewoong Pharmaceutical mendirikan Daewoong Infion, sebuah perusahaan gabungan dengan perusahaan farmasi lokal 'Infion' untuk melokalisir bisnis farmasi dan bio. Melalui pembangunan pabrik  biofarmasi pertama di Indonesia, Daewoong telah berkontribusi dalam pengembangan industri biofarmasi lokal, termasuk transfer teknologi unggul, dan membentuk fondasi operasional langsung seperti penelitian dan pengembangan, produksi, dan penjualan.

Khususnya, EPO (nama produk Epodion) yang diproduksi oleh Daewoong di Indonesia telah mempertahankan pangsa pasar nomor satu di Indonesia sejak 2017, dan setelah memperoleh sertifikasi halal pada 2020, produk-produk yang diproduksi secara lokal didorong untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.

Daewoong mendorong lokalisasi bisnis kecantikan dan bedah komestik di Indonesia untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi dalam industri biofarmasi Indonesia. Melalui investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang sedang berlangsung di Bali dan Cikarang, Daewoong berencana untuk mentransfer teknologi inti terkait kecantikan, seperti pengembangan produk baru, produksi, dan ekspor botulinum toxin.

"Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyebaran teknologi medis terkini dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia," kata Park.

Selain itu, Daewoong juga mendorong kolaborasi terbuka aktif dengan lembaga-lembaga terkemuka untuk melakukan lokalisasi penelitian dan pengembangan (R&D). Strategi ini melibatkan perluasan lima kali lipat dari kerja sama terbuka dengan universitas di Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya, dengan tujuan memperkuat kemampuan R&D global melalui kolaborasi dengan bakat lokal terbaik.

Khususnya, setelah menandatangani MOU pada September lalu, lembaga riset untuk Drug Development yang akan dibuka tahun ini di Institut Teknologi Bandung akan memperkuat dasar penelitian di bidang bio dan kimia dengan menerapkan teknologi tablet berlapis Daewoong, teknologi nukleus, dan teknologi tablet berlapis tunggal.

Selain menjadi pusat pelatihan peneliti obat untuk universitas setempat, institut tersebut akan dioperasikan sebagai ruang untuk melatih bakat global di bidang penggabungan teknologi, barat, ketersediaan, dan rute pemberian obat. Obat-obatan hasil penelitian dari institut tersebut, dengan sinergi dan kombinasi formulasi farmasi, akan diluncurkan di pasar Indonesia. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat