visitaaponce.com

Belasan Badak Jawa di Ujung Kulon Dilaporkan Hilang

Belasan Badak Jawa di Ujung Kulon Dilaporkan Hilang
Bangkai Badak Jawa ditemukan di kubangan lumpur di Blok Citadahan, Ujungjya, Pandeglang, Banten, 2019 silam.(Antara/Asep Fathulrahman)

Yayasan Auriga Nusantara melakukan kajian terhadap populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten. Dari kajian tersebut, diketahui sebanyak 15 ekor badak Jawa hilang dari pemantauan kamera dalam beberapa tahun terakhir.

"Lima belas Individu masih tidak terekam setidaknya sampai Agustus 2022," ujar peneliti Auriga Nusantara Riszki Is Hardianto dalam konferensi pers, Selasa (11/4).

Masalah tersebut menjadi lebih pelik lantaran dari total 15 yang hilang, tujuh di antara mereka adalah betina. Itu sangat dikhawatirkan karena berkaitan dengan upaya konservasi penambahan populasi badak jawa di TNUK.

Baca juga: Kepunahan Badak Jawa dan Sumatra tidak Terhindarkan

Riszki menjelaskan, selama ini, hilangnya belasan satwa dilindungi itu tidak dipublikasikan oleh otoritas terkait karena dianggap masih hidup. Anggapan tersebut didasarkan pada tidak ditemukannya tanda-tanda kematian atau tulang belulang.

Saat ini, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), populasi badak jawa pada 2022 tercatat sebanyak 75 ekor. Sedangkan, berdasarkan  penelitian Auriga jumlahnya justru lebih kecil.

Baca juga: Penjual Bagian Tubuh Macan Tutul via Facebook di Bekasi Diancam 5 Tahun Penjara

Sementara itu, Ketua Yayasan Auriga Nusantara Timer Manurung mengungkapkan pihaknya memperoleh data dari laporan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam upaya konservasi badak Jawa.

Ia menduga hilang atau tidak terekamnya hewan endemik tersebut disebabkan masih adanya perburuan.

“Kami menemukan adanya jerat yang mengarah ke mamalia besar serta adanya lubang pada tengkorak Badak Jawa jantan bernama Samson yang mati pada 2018 lalu,” tutur Timer.

Di samping itu, banyaknya aktivitas ilegal, termasuk yang menggunakan senjata api, masuk ke zona inti lewat berbagai jalur membuat upaya konservasi ini seolah jalan di tempat.

"Ujung Kulon dalam beberapa tahun terakhir sedang salah arah. Kenapa kami melihat begitu? Karena terlihat dari anggaran justru tidak memprioritaskan konservasi badak. Dalam empat tahun terakhir hampir separuh anggaran habis ke JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area)," kata dia.

Oleh karena itu, Auriga Nusantara mendorong adanya perbaikan menyeluruh terkait proteksi badak Jawa. KLHK juga didorong untuk segera menunjuk penambahan habitat kedua ketimbang meneruskan program JRSCA. (Ant/Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat