Perilaku Sedentari Sama Berbahayanya dengan Merokok
![Perilaku Sedentari Sama Berbahayanya dengan Merokok](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/daa780963ea27e9be3a2d1ce79e1e690.jpg)
PERILAKU sedentari menimbulkan efek samping terhadap kesehatan yang sama buruknya dengan merokok. Hal itu diungkapkan Pembimbing Kesehatan Kerja Muda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Bonnie Medana Pahlavie.
"Sedentary lifestyle itu, berdasarkan update ilmu pengetahuan baru disebu the new smoking. Hal itu karena perilaku itu memberikan efek atau dampak yang sama dengan merokok," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, dikutip Sabtu (15/4).
Menurut Kementerian Kesehatan, perilaku sedentari adalah kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, dengan karakteristik keluaran kalori yang sangat sedikit yakni kurang dari 1,5 METs.
Baca juga: Gangguan Makan Bisa Ganggu Siklus Menstruasi Remaja
Contoh perilaku sedentari adalah berbaring atau duduk dalam waktu lama seperti saat menonton TV, bermain gim video, hingga duduk terlalu lama di depan komputer ketika belajar atau bekerja.
Contoh lainnya adalah pergi ke toko atau mengantar anak ke sekolah yang jaraknya dekat dari rumah menggunakan mobil atau motor.
Bonnie mengatakan, perilaku tersebut jika dilakukan terus menerus akan menyebabkan terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh sehingga meningkatkan potensi munculnya berbagai penyakit.
Baca juga: Anak yang Lahir Prematur Berisiko Terkena Hipertensi
"(Sedentari) tidak memberikan gerak dalam tubuh kita, akhirnya terjadi penumpukan lemak dalam tubuh kita. Sehingga, menimbulkan efek berupa penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, dan sebagainya," ujar Bonnie.
Untuk itu, Bonnie menyarankan agar perilaku sedentari dibatasi seminimal mungkin guna menghindari peningkatan risiko penyakit-penyakit tersebut.
"Pada dasarnya, tubuh kita, seperti otot-otot itu ditakdirkan untuk bergerak. Bahkan ada otot yang tidak pernah berhenti bergerak yaitu otot jantung. Jadi ya kita harus bergerak," kata Bonnie.
Bonnie menyarankan untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik seperti berjalan kaki, mencuci, menyapu, mengepel, maupun mencuci mobil. Selain itu, sempatkan juga untuk berolahraga dengan durasi 150 menit dalam sepekan.
"Seratus lima puluh menit dalam sepekan. Mau dipecah rata jadi 30 menit selama lima hari silakan, mau dipecah jadi 60-60-30 (menit) juga silakan," ujar Bonnie.
Ia juga mengingatkan berpuasa seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak berolahraga. Tetaplah berolahraga seperti jogging atau senam jantung sehat pada waktu-waktu seperti menjelang berbuka puasa atau setelah tarawih. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Kenali Jenis Batuk, Waspada Jika Kerap Terjadi pada Malam Hari
Mumpung belum Telat, Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah sejak Usia 35-40 Tahun
Rokok dan Kanker Paru
Perokok Tiga Kali Lebih Tinggi Terancam Masalah Kesehatan Ketimbang Orang yang tidak Merokok
Konsumen Beralih ke Rokok yang Lebih Murah, Instrumen Cukai belum Berhasil
Waspada, Mager Bisa Picu Batu Ginjal
Pekerjaan Membuat Anda Banyak Duduk? Ini Solusi Menguranginya
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap