visitaaponce.com

Anak yang Lahir Prematur Berisiko Terkena Hipertensi

Anak yang Lahir Prematur Berisiko Terkena Hipertensi
Ilustrasi(Freepik)

PAKAR nefrologi anak dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Prof Partini P Trihono mengatakan anak yang terlahir prematur, apalagi jika memiliki berat lahir rendah, yakni di bawah 2.500 gram, berisiko mengalami hipertensi di kemudian hari.

"Karena pada umumnya bayi prematur, terlahir sebelum fungsi-fungsi organ di dalam tubuhnya, termasuk ginjal, belum seperti anak yang dilahirkan cukup bulan," kata Partini melalui seminar daring yang digelar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, dikutip Jumat (14/4).

Bayi prematur juga rentan terkena penyakit-penyakit lain karena prematuritasnya, seperti gangguan pematangan paru sehingga mengalami sesak atau kekurangan oksigen yang menimbulkan kekakuan pada pembuluh darah dan berakibat hipertensi.

Baca juga: Hasil Studi: 34 Menit Tunda Waktu Tidur Tingkatkan Risiko Hipertensi

Di sisi lain, hipertensi pada ibu selama kehamilannya yang mempengaruhi kejadian bayi terlahir prematur, juga berkontribusi pada terjadinya hipertensi pada bayi dengan kelahiran prematur.

Selain kelahiran prematur, genetik dan gaya hidup termasuk kebiasaan konsumsi makanan tinggi garam menjadi faktor risiko seorang anak terkena hipertensi atau suatu keadaan tekanan darah yang tinggi atau tidak normal.

Hipertensi sering ditemukan pada anak. Data penelitian di Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Eropa menunjukkan total anak dengan hipertensi sekitar 7% atau satu dari setiap 14 anak. 

Baca juga: Kapan Anak Harus Mulai Diperiksa Tekanan Darahnya?

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskdesdas) 2013 memperlihatkan, pada kelompok remaja usia 15 sampai 18 tahun yang diukur tekanan darahnya, terdapat 5% atau satu dari 20 anak mengalami hipertensi.

Berbicara mengenai penyebab, Partini menuturkan pada anak, khususnya di bawah 10 tahun, hipertensi umumnya disebabkan penyakit ginjal seperti kelainan bawaan pada ginjal, penyakit pada pembuluh darah, penyakit autoimun. 

Hal itu berbeda pada orang dewasa sebagian besar penyebabnya tidak diketahui atau disebut hipertensi esensial. Tetapi tidak berarti pada anak, tidak ada hipertensi esensial.

Anak dengan hipertensi umumnya merasakan gejala yang sangat beragam mulai dari tidak bergejala, sakit kepala hingga kejang, gangguan kesadaran, penglihatan menjadi buram, sesak napas, lemas, sampai bengkak di kaki.

Mereka ini akan terganggu tumbuh kembangnya, berisiko terkena penyakit khusus seperti penyakit ginjal dan kardiovaskular akibat rusaknya dinding pembuluh darah karena tekanan darah yang tinggi.

"Hipertensi pada anak akan menyebabkan kekakuan pada pembuluh darah, yang mengakibatkan anak ketika dewasa akan mengalami kelainan pada kardiovaskular," pungkas Partini. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat