visitaaponce.com

Cara Menyapih Anak agar Tidak Rewel pada Malam Hari

Cara Menyapih Anak agar Tidak Rewel pada Malam Hari
Ilustrasi - cara menyapih anak(freepik)

Tidak dapat dipungkiri air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi sempurna bagi bayi. Namun menyapih adalah salah satu proses yang cukup menantang. 

Ini karena Anda sebagai ibu harus ‘tega’ memberhentikan kebiasaan menyusu anak. Di siang hari, mungkin anak sudah bisa tidak menyusu pada ibunya. Akan tetapi, di malam hari karena terbiasa menyusu sebagai pengantar tidur. Berikut cara menyapih anak saat tidur di malam hari yang bisa ibu lakukan.

1. Pilih Usia yang Tepat

Baca juga: Orangtua Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi bagi Anak

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasi ASI diberikan hingga anak berusia dua tahun. ASI dapat memberikan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan anak sekaligus imunitas, serta mempererat ikatan batin (bonding) antara ibu dan anak.

Inilah yang menjadi alasan mengapa penyapihan ASI biasanya dilakukan saat anak menginjak usia dua tahun. Meski demikian, cara menghentikan ASI akan berbeda antara satu anak dengan yang lain. Pada kondisi tertentu, penyapihan ASI perlu dilakukan lebih cepat, misalnya jika ibu hamil lagi sebelum anak mencapai usia dua tahun.

Baca juga: Setop Konsumsi Gorengan Bisa Bantu Atasi Jerawat

2. Pilih Waktu yang Tepat

Untuk menyapih anak, perhatikan waktu yang tepat. Meski usia yang direkomendasikan sekitar dua tahun, Anda harus memperhatikan kondisi anak. Jangan mulai penyapihan pada kondisi anak yang tidak optimal, misalnya saat sakit.

Selain itu, hindari menghentikan pemberian ASI pada anak yang baru menghadapi perubahan tertentu. Misalnya baru pindah rumah atau kehilangan salah satu anggota keluarga. Pilihlah kondisi saat anak berada dalam kondisi fisik dan mental yang stabil, agar ia tidak rewel.

3. Berkomunikasi dengan Anak

Komunikasi menjadi salah satu tips menyapih anak yang tak kalah penting. Pada usia dua tahun, umumnya anak sudah mengerti ucapan Anda dan sudah dapat diajak komunikasi dua arah.

Jika Anda sudah menyusui anak dalam waktu yang lama, kegiatan menyusui telah menjadi kebiasaan bagi mereka. Itulah mengapa penting bagi anak untuk mengetahui jika Anda hendak menghentikannya.

Proses komunikasi ini sudah dapat Anda lakukan menjelang ulang tahun yang ke-2, dan tentunya tidak secara mendadak. Beritahukan alasan penyapihan kepada anak dan substitusi (pengganti) yang akan diberikan.

4. Tidak Menghentikan Secara Mendadak

Cara menyapih yang satu ini perlu diperhatikan agar anak tidak rewel. Pastikan Anda tidak menghentikan ASI secara mendadak. Sayangnya, hal ini kerap kali ditemui di masyarakat Indonesia. Contohnya, mengoleskan sesuatu yang pahit atau pedas pada puting payudara hingga anak enggan menyusu.

Hal ini tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan gangguan psikologis pada anak. Bahkan, hal tersebut bisa menjadi peristiwa traumatis baginya. Oleh karena itu, lakukanlah penghentian ASI secara bertahap kepada anak Anda.

5. Mengurangi Jumlah dan Frekuensi ASI Bertahap

Menyambung pembahasan poin sebelumnya, cara menyapih anak sebaiknya dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengurangi jumlah dan frekuensi ASI secara bertahap. Jika anak biasanya menyusu 4-5 kali sehari selama 15-20 menit, maka secara bertahap kurangi frekuensi menyusui menjadi 3-4 kali sehari beberapa hari. Setelah itu, berikan 2-3 kali selama beberapa hari, 1-2 kali selama beberapa hari, hingga akhirnya dihentikan. 

6. Substitusi dengan Jenis Makanan Lain

ASI merupakan sumber utama nutrisi saat bayi berusia 0-6 bulan. Setelah itu, asupan nutrisinya perlahan didapat dari makanan lain, yaitu MPASI. 

Pada usia 1 tahun, ASI hanya memberikan 30% untuk pemenuhan kebutuhan kalori harian anak. Sebelum Anda menyapih anak, pastikan asupan nutrisinya dari berbagai jenis makanan tercukupi, misalnya makan utama dan makan selingan. Pemberian susu UHT juga sudah diperbolehkan pada anak berusia 1 tahun ke atas. 

7. Perhatikan Respons Anak

Ingatlah cara menghentikan ASI tidak bisa secara langsung, Anda juga perlu memperhatikan respons anak. Respons anak akan berbeda-beda. Ada yang dapat menerima dan menjalani proses penyapihan dengan cepat, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama. 

Jika anak tidak menanggapi dengan baik, misalnya rewel, lakukan penyapihan secara lebih perlahan dan evaluasi kembali apakah langkah yang Anda lakukan sudah benar. Jangan lupakan juga adanya kemungkinan kondisi lain yang terjadi pada anak saat itu. 

8. Alihkan Perhatian Anak

Mengalihkan perhatian anak juga merupakan salah satu strategi keberhasilan proses penyapihan ASI. Jika anak mulai terlihat akan minta menyusu, usahakan untuk mengalihkan perhatiannya, misalnya dengan mengajaknya bermain, membacakan buku cerita, atau melakukan hal-hal lain yang dia sukai. 

Berikanlah anak pelukan, ciuman kasih sayang, atau luangkan waktu bersama dengannya lebih banyak. Dengan begini, anak masih merasa diperhatikan dan disayang, meski sudah berhenti menyusu. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan kondisi mental anak selama proses penyapihan berlangsung. 

9. Melibatkan Suami

Melibatkan pasangan Anda sangat menentukan keberhasilan dari proses menyapih itu sendiri. Walau tampaknya sepele, adanya dampingan dari suami membuat ibu merasa tak sendiri dan didukung. Apalagi proses menyapih biasanya membuat perasaan ibu lebih sensitif.

Jadi, saat anak mulai rewel, sang suami bisa bertindak untuk menenangkan anak, mengajaknya bermain, atau mengalihkan perhatian dengan melakukan aktivitas lainnya. 

10. Tetap Sabar

Proses menyapih tentunya sulit untuk kedua belah pihak, baik ibu dan anak. Tidak ada cara mudah menyapih anak. Untuk itu, penting bagi orangtua untuk menjaga kesabaran. Jangan memarahi anak apabila ia mulai rewel, meminta perhatian, maupun meminta untuk disusui. Selain itu, jangan mudah menyerah karena anak akan bingung apabila Anda tidak konsisten dalam proses penyapihan. 

Nah, kini Anda telah mengetahui langkah-langkah agar proses penyapihan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Semoga bermanfaat. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat