Sub Varian Arcturus Berpotensi Dominasi Kenaikan Kasus
![Sub Varian Arcturus Berpotensi Dominasi Kenaikan Kasus](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/dafaad57403e0c39ad449cca606cf4c4.jpg)
SUB varian arcturus atau XBB 1.16 covid-19 berpotensi menjadi dominan kenaikan kasus. Hal tersebut dinilai karena karakter dari varian tersebut yang cepat menular ditambah lonjakan kasus beberapa pekan terakhir.
"Yang jelas sebelum lebaran beberapa kali kasus di atas 1.000, lalu waktu hari raya (Idul Fitri) turun mungkin karena tes turun, dan 2 hari terakhir sudah di atas 1.000 kasus lagi. Jadi tentu dapat saja kasus di hari-hari mendatang akan naik, apalagi di banyak negara memang varian arcturus yang jadi penyebab kenaikan kasus," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi, Rabu (26/4).
Berdasarkan laporan kasus covid-19 per hari ini (26/4) bahwa kasus konfirmasi naik 1.399 kasus dan angka kematian mencapai 14 kasus. Sementara angka vaksiansi reguler hingga booster kedua masih di bawah 200.
Sub varian arcturus perlu diwaspadai masyarakat karena memiliki karakter yang mudah menyebar dengan cepat. "Kalau menurut pakar University of Tokyo, Jepang, maka arcturus adalah 1.17 sampai 1.27 kali lebih mudah menular dari varian sebelumnya, yaitu varian kraken," kata Tjandra Yoga.
Menurutnya ada tiga hal yang dapat dilakukan masyarakat yakni jika ada gejala yang mencurigakan covid-19 maka segera periksa antigen atau PCR atau ke petugas kesehatan. Utamanya pada kelompok rentan seperti lansia dan komorbid untuk ekstra hati-hari.
Mulai kembali biasakan pakai masker di ruang tertutup dan kerumunan dan melakukan vaksinasi booster. "Untuk pemerintah maka ada 3 anjuran. Pertama, meningkatkan jumlah WGS (Whole Genome Sequencing) sehingga bisa tahu pola varian yang ada, termasuk ada tidaknya dan kalau ada maka dominan tidaknya arcturus," terangnya.
Kedua, melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam pada kasus2 yang dalam beberapa terakhir ini jumlahnya di atas 1.000 orang. Ketiga, menggalakkan kembali vaksinasi booster ke dua, yang sekarang sudah tidak banyak dibicarakan lagi.(H-1)
Terkini Lainnya
Belum Ada Covid-19 JN.1, Semarang Perketat Pengawasan Bandara dan Pelabuhan
WHO Sebut Covid-19 JN.1 Lebih Menular
Kasus Covid-19 Meningkat, Orang dengan Komorbid perlu Waspada
Peningkatan Kasus Covid-19 di Indonesia Diakibatkan Subvarian EG.5 dan EG.2
Polda Metro Jaya, ABM, dan GoTix Gelar Vaksinasi Booster Selama Sebulan
Kasus Covid-18 Aktif Naik, Perlu Tahu Ciri Omikron dan Pencegahannya
Universitas YARSI Luluskan 406 Wisudawan pada Dies Natalis ke-57
Prof Tjandra Yoga Aditama Raih Rekor MURI sebagai Penulis Artikel Covid-19 Terbanyak di Media Massa
Capres Diharapkan Paham Langkah Ketahanan Kesehatan
Cacar Monyet belum Berpotensi jadi Pandemi
Echovirus 11 Merebak di Eropa, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai
Ini 7 Tips Puasa Sehat saat Ramadan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap