visitaaponce.com

Sub Varian Arcturus Berpotensi Dominasi Kenaikan Kasus

Sub Varian Arcturus Berpotensi Dominasi Kenaikan Kasus
VAKSINASI BOOSTER: Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT mengelar vaksinasi covid-19 dosis booster-2 untuk cegah penularan varian baru.(MI/Palce Amalo)

SUB varian arcturus atau XBB 1.16 covid-19 berpotensi menjadi dominan kenaikan kasus. Hal tersebut dinilai karena karakter dari varian tersebut yang cepat menular ditambah lonjakan kasus beberapa pekan terakhir.

"Yang jelas sebelum lebaran beberapa kali kasus di atas 1.000, lalu waktu hari raya (Idul Fitri) turun mungkin karena tes turun, dan 2 hari terakhir sudah di atas 1.000 kasus lagi. Jadi tentu dapat saja kasus di hari-hari mendatang akan naik, apalagi di banyak negara memang varian arcturus yang jadi penyebab kenaikan kasus," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi, Rabu (26/4).

Berdasarkan laporan kasus covid-19 per hari ini (26/4) bahwa kasus konfirmasi naik 1.399 kasus dan angka kematian mencapai 14 kasus. Sementara angka vaksiansi reguler hingga booster kedua masih di bawah 200.

Sub varian arcturus perlu diwaspadai masyarakat karena memiliki karakter yang mudah menyebar dengan cepat. "Kalau menurut pakar University of Tokyo, Jepang, maka arcturus adalah 1.17 sampai 1.27 kali lebih mudah menular dari varian sebelumnya, yaitu varian kraken," kata Tjandra Yoga.

Menurutnya ada tiga hal yang dapat dilakukan masyarakat yakni jika ada gejala yang mencurigakan covid-19 maka segera periksa antigen atau PCR atau ke petugas kesehatan. Utamanya pada kelompok rentan seperti lansia dan komorbid untuk ekstra hati-hari.

Mulai kembali biasakan pakai masker di ruang tertutup dan kerumunan dan melakukan vaksinasi booster. "Untuk pemerintah maka ada 3 anjuran. Pertama, meningkatkan jumlah WGS (Whole Genome Sequencing) sehingga bisa tahu pola varian yang ada, termasuk ada tidaknya dan kalau ada maka dominan tidaknya arcturus," terangnya.

Kedua, melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam pada kasus2 yang dalam beberapa terakhir ini jumlahnya di atas 1.000 orang. Ketiga, menggalakkan kembali vaksinasi booster ke dua, yang sekarang sudah tidak banyak dibicarakan lagi.(H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat