Guru Besar UIN Idul Fitri Menangkis Intoleransi dan Ekstremisme
![Guru Besar UIN: Idul Fitri Menangkis Intoleransi dan Ekstremisme](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/a6b24bf77b673183b3fbdcc0c9895e15.jpg)
GURU Besar Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Bambang Qomaruzzaman mengatakan, Idul Fitri merupakan proses spiritual untuk kembali terlahir menjadi insan fitri yang suci dan bebas dari kebencian, intoleransi, dan ekstremisme.
"Idul Fitri berarti kembali menyadari tugas seorang mukmin untuk dunia kehidupan ini, bukan untuk kelompoknya, untuk seluruh alam. Sebagai pengelola, manusia mendapatkan tugas memakmurkan kehidupan dunia, memberikan rasa keadilan dan kasih sayang pada semua makhluk," ujarnya seperti dilansir Antara di Jakarta, pekan lalu.
Bambang menyebut Idul Fitri sebagai momentum back to the ground. Artinya, hari raya ini adalah waktu yang tepat untuk menyadari kelemahan masing-masing diri dan menginsafi kekuatan hidup bersama.
Idul Fitri kemudian melahirkan kemenangan yang ditandai dengan munculnya tiga kualitas diri, yakni pribadi yang menahan amarah, pribadi yang pemaaf, dan pribadi yang berbuat kebaikan.
"Semua mengharapkan muncul pribadi yang memenangkan perjuangan melawan hawa nafsu. Kemenangan itu ditandai dengan munculnya pribadi takwa yang al-kazhiminal ghayza (orang-orang yang menahan amarahnya), wal afina aninnas (memaafkan kesalahan orang), dan pribadi yang berbuat ihsan (muhsinin) seperti dikemukakan Ali Imran: 134," katanya.
Dia pun menjelaskan ketiga kualitas tersebut. Pertama, mampu menahan amarah, kata Bambang, berarti pribadi yang memiliki kecerdasan emosional, sehingga tidak mudah melampiaskan kemarahan dan tidak menimbulkan dampak ekstrem bagi sekitarnya
Baca juga: Menag Minta Maaf Jika Ada Ketersinggungan dalam Interaksi di Momen Idul Fitri
"Kedua, yakni memaafkan semua manusia (al-afina aninnas), ini berarti peraih idul fitri adalah orang tidak memelihara dendam, tidak menyimpan kesalahan orang lain lalu menjadikannya alasan untuk berbuat destruktif. Membersihkan hati dari kesalahan orang lain agar tak ada alasan lagi melakukan kekerasan," ujarnya.
Sementara kualitas diri yang ketiga, yakni pribadi yang berbuat kebaikan berarti pribadi yang senantiasa berbuat baik kepada semua pihak tanpa syarat.
Menurut Bambang, ketiga kualitas diri tersebut dibutuhkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengatakan, apabila suatu negara dipenuhi dengan kepribadian tersebut, maka akan tercipta kerukunan antarmasyarakat.
"Dengan tiga kualitas peraih Idul Fitri yang bisa mengelola emosi, tidak memelihara dendam kesumat, dan muhsinin pada semua manusia, tak ada alasan untuk tidak merasa bersaudara dan solidaritas pada pemeluk agama lain," ujarnya.
Lebih dari itu, Idul Fitri juga menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas. Tidak hanya sesama umat Islam, tetapi juga dengan masyarakat pemeluk agama lain.
Dalam mewujudkan Idul Fitri sebagai pengukuhan insan fitri yang suci dari intoleransi dan ekstremisme tersebut, Bambang berharap adanya dukungan dari berbagai pihak. Khususnya, para pemimpin agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah dalam mempromosikan toleransi di masyarakat.
"Pemimpin agama harus menyadari posisinya, sehingga ia harus mengelola perkataan, perbuatannya, sekaligus diamnya agar tidak menjadi pemicu bagi perilaku agresif. Karena itu, pemuka agama dan aparat pemerintahan harus sadar diri, jaga ucapan, jaga sikap dan juga perilaku," kata Bambang. (Ant/I-2)
Terkini Lainnya
Idul Fitri dan Keadilan Sosial
Seruan Bilal saat Salat Id dan Dalilnya
Kasus Covid-19 Terus Naik, Epidemiolog: Bukan Karena Hari Raya
Perbedaan Lebaran Jadi Rahmat Memperkuat Kerukunan Umat
Alun-Alun Selatan Keraton Yogyakarta Bisa Digunakan untuk Salat Id pada 21 April
Laporkan Pengaduan THR Lewat Posko dan Website Kemnaker
Komnas Perempuan Kecam Tindakan Intoleransi dan Kekerasan terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang
Toleransi dalam Keberagaman ala Warga Rusun Gading Nias
Moderasi Beragama untuk Menepis Intoleransi Ekonomi
Warga Kalibata City Rayakan Puncak Perayaan Natal dan Tahun Baru
Anies Jawab Santai Isu yang Kaitkan Dirinya dengan Politik Identitas dan Intoleransi
Depok Kota Paling Tidak Toleran, Apa Kata Wali Kotanya?
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap