AntibiotikPengertian, Jenis, Manfaat, dan Anjuran Konsumsinya
![Antibiotik: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Anjuran Konsumsinya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/8dc5605e42b98a96f4ade7c1ec7eed0c.jpg)
ANDA pasti sudah tidak tidak asing dengan kata antibiotik. Antibiotik sebaiknya dikonsumsi berdasarkan saran dari dokter.
Saat ini, kita tidak bisa membeli antibiotik secara langsung baik di toko obat ataupun di apotik. Berbeda dengan zaman dahulu dimana antibiotik bebas kita beli di apotik tanpa resep dokter.
Penggunaan obat seperti ini diatur oleh pemerintah untuk melindungi warganya dalam hal kesehatan karena efek yang ditimbulkan dari pemakaian yang tidak sesuai aturan yang dianjurkan.
Baca juga: Teknologi Sorbact untuk Cegah Resistensi Antibiotik
Jenis antibiotik bermacam-macam jenis dan kandungan obatnya. Cara pemberiannya ada yang diminum dan ada yang disuntikkan melalui pembuluh darah atau otot pasien.
Lalu apa sih yang di maksud dengan antibiotik itu? Apa saja manfaat, dan jenis? Dan apa perlu anjuran meminum nya dari dokter? Berikut adalah jawabannya.
Pengertian antibiotik
Antibiotik adalah jenis obat yang secara khusus digunakan untuk melawan infeksi akibat bakteri pada tubuh manusia maupun hewan.
Baca juga: Dilarang Beri Antibiotik kepada Anak Demam tanpa Indikasi
Jenis obat ini ditemukan pertama kali pada 1928 oleh Alexander Fleming dan kehadirannya langsung membawa perubahan besar dalam dunia kesehatan.
Asal mula kata antibiotik adalah dari bahasa Yunani, yaitu anti (melawan) dan bios (kehidupan), atau dalam hal ini berarti melawan bakteri yang hidup.
Selain itu, antibiotik adalah jenis obat yang diberikan untuk pencegahan infeksi bakteri atau profilaksis. Biasanya antibiotik akan diberikan kepada pasien yang berisiko tinggi atau sedang mengalami infeksi.
Sebelum mengetahui jenis antibbiotik, yuk ketahui terlebih dahulu apa saja manfaatnya.
Manfaat antibiotik
Penggunaan antibiotik bermanfaat hanya mengobati infeksi bakteri tertentu. Misalnya seperti radang tenggorokan, infeksi saluran kemih, dan infeksi bakter E coli.
Kendati demikian, seseorang mungkin tidak perlu minum antibiotik untuk beberapa infeksi bakteri. Sebagai contoh apabila seseorang mengalami infeksi sinus akibat bakteri.
Selain itu, mengonsumsi antibiotik saat tidak diperlukan tidak akan membantu dan malah dapat menimbulkan efek samping. Karena itu, penting untuk mengikuti anjuran dokter dengan baik. Jika tidak diresepkan antibiotik, jangan meminta dokter untuk meresepkan antibiotik.
Jenis-jenis antibiotik
Sampai saat ini ada beberapa jenis antibiotik yang beredar di pasaran berdasarkan cara penggunaannya, antara lain:
Digunakan secara oral (melalui mulut). Antibiotik oral dapat berupa pil, kapsul, atau cairan.
Secara topikal. Antibiotik topikal bisa berupa krim, semprotan, atau salep yang digunakan dengan cara dioleskan pada kulit. Selain pada kulit, antibiotik topikal juga dapat berbentuk sebagai salep mata, obat tetes mata, atau obat tetes telinga.
Melalui suntikan atau intravena (IV). Antibiotik jenis suntik biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi yang lebih serius.
Sementara itu, ada beberapa antibiotik berdasarkan jenis atau merk dagangnya:
1. Penisilin
Penisilin bekerja dengan mencegah pembentukan dinding sel untuk membunuh bakteri. Jenis antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi paru-paru, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.
2. Sefalosporin
Cara kerja sefalosporin sama dengan penisilin, jenis antibiotik ini cukup efektif untuk mengobati kondisi meningitis dan septikemia.
3. Aminoglikosida
Aminoglikosida bekerja mencegah bakteri berkembang biak dengan menghambat bakteri membuat protein.
Jenis antibiotik yang satu ini umumnya hanya digunakan di rumah sakit untuk mengobati penyakit serius, seperti septikemia (infeksi yang menyebar pada darah).
4. Makrolida
Makrolida juga bekerja dengan memodifikasi atau menghambat pembuatan protein oleh bakteri. Jenis antibiotik ini banyak digunakan untuk mengobati masalah kesehatan seperti, bronkitis, sinusitis, servisitis, pneumonia, dan faringitis.
5. Tetrasiklin
Sama halnya dengan aminoglikosida dan makrolida, tetrasiklin juga bekerja mencegah bakteri berkembang biak dengan menghalanginya membuat protein.
Tetrasiklin sering kali digunakan untuk mengobati infeksi seperti, jerawat dan rosacea (kemerahan dan bintil-bintil pada wajah).
6. Fluoroquinolone
Jenis antibiotik ini termasuk dalam obat spektrum luas yang bekerja membunuh bakteri dengan mencegahnya membentuk DNA. Umumnya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
7. Sulfonamida
Antibiotik golongan sulfonamida bekerja dengan menghambat enzim yang dibutuhkan bakteri untuk pembentukan asam folat. Sulfonamida digunakan untuk mengobati berbagai kondisi akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis, pneumonia, infeksi mata atau telinga, dan meningitis bakterial.
Mengapa konsumsi antibiotik harus sesuai resep dokter?
Pertanyaan ini kerap kali ditanyakan banyak orang. Perlu untuk dicermati, setiap antibiotik akan menimbulkan efek samping yang berbeda, dari yang betul-betul ringan sampai efek samping yang parah.
Dengan resep dokter saja, para pengonsumsi antibiotik sangat mungkin mengalami efek samping dari obat antibiotik.
Selain itu juga antibiotik umumnya, aman jika dikonsumsi sesuai petunjuk dan resep dokter. Namun, terkadang timbul beberapa efek samping, seperti:
- Mual dan muntah
- Diare
- Infeksi jamur
- Sakit perut
- Sakit kepala atau pusing
- Hilang nafsu makan
Efek samping yang muncul akibat antibiotik bisa berbeda-beda, tergantung jenis, dosis, dan lama penggunaan antibiotik.
Pada kasus tertentu, antibiotik bisa menimbulkan efek samping yang lebih serius, seperti kerusakan ginjal, gangguan pendengaran, gangguan fungsi hati, kelainan darah, dan gangguan sumsum tulang.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa obat antibiotik harus dengan resep dokter. Meskipun penggunaan antibiotik dinilai cukup efektif dapat mengatasi keluhan kesehatan, tetapi jangan pernah memaksa atau meminta dokter mengeluarkan antibiotik jika memang tidak diperlukan. (Z-1)
Terkini Lainnya
Pengertian antibiotik
Manfaat antibiotik
Jenis-jenis antibiotik
Mengapa konsumsi antibiotik harus sesuai resep dokter?
Harga Obat Mahal, 90% Bahan Baku Obat Masih Impor
Gobel: Menteri tidak Bisa Jabarkan Visi Industri Presiden
Pemerintah dan Industri Farmasi perlu Sepakat Turunkan Harga Obat di Pasaran
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
6 Cara Mengatasi Flu dengan Bawang Putih
Minum Obat Hipertensi Harus Terus Dilakukan Sampai Tekanan Darah Normal
Uji Klinik Produk Antibiotik Sintetik Pertama di Dunia Digelar di Indonesia
Radang Telinga Tengah tidak Harus Selalu Diatasi dengan Antibiotik
Inggris dan Uni Eropa Menghadapi Kekurangan Obat yang Signifikan
Pengunaan Antibiotik Secara Sembarangan Bisa Fatal Bagi Tubuh Manusia
Artis Sarwendah Berbagi Tips Berkomunikasi Efektif Hindari AMR di ICU
Ini Cara Cegah Batuk Selama Cuaca Panas
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap