visitaaponce.com

IGC Rayakan Tahun ke-3 dengan Angkat Makanan Lokal ke Tingkat Dunia

IGC Rayakan Tahun ke-3 dengan Angkat Makanan Lokal ke Tingkat Dunia
Indonesia Gastronomy Community (IGC) menggelar hari jadi ke-3 di Jakarta, Minggu (28/5).(Ist)

INDONESIA Gastronomy Community (IGC) adalah sebuah komunitas untuk memajukan Indonesia melalui kecintaan terhadap makanan dan minuman beserta nilai kebudayaannya.

Bertepatan dengan peringatakn hari jadi ke-3 pada Minggu (28/5), IGC menggelar beragam kegiatan yang mengangkat gastronomi Indonesia ke dunia.

Para pendiri IGC berharap bahwa di tahun ketiga ini IGC dapat berkembang menjadi organisasi yang diakui oleh para stakeholders tidak saja di Indonesia namun dunia.

Baca juga: Cerita Panji dan Gastronomi Berpeluang Tingkatkan Konektivitas ASEAN melalui Pariwisata

“Kami melihat bahwa IGC sudah banyak terlibat dalam kegiatan yang mendukung pemerintah dalam semakin memperkenalkan makanan khas Indonesia," kata Wakil Pendiri IGC, James Budiono yang juga pengusaha makanan.

"Antara lain keterlibatan dalam ‘Indonesia Spice Up the World’ yang merupakan program pemerintah dan penerbitan buku Handrawina Adiboga Nusantara bagi perwakilan Indonesia di bawah naungan Kementerian Luar Negeri,” jelas James Budiono dalam keterangan pers, Senin (29/5).

Di buku Handrawina Adiboga Nusantara, IGC mengangkat beberapa pangan lokal untuk jamuan makan perwakilan RI di luar negeri, antara lain tumpeng punar, nasi gudeg, nasi liwet, lontong sate ayam, nasi pecel, gado-gado, nasi goreng, selat Solo, dan beragam kudapan seperti singkong goreng, loempia, lemper, dan bakwan udang.

Baca juga: Pegiat Molecular Gastronomy: Nitrogen Cair tidak Berbahaya

Makanan tersebut disajikan dengan perencanaan brunch, makan siang, makan malam, risjsttafel, coffee morning, afternoon tea, dan cocktail party.

“Kami berupaya untuk dapat melakukan kerjasama dengan berbagai pihak agar makanan khas Indonesia tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun juga di luar negeri," kata Ria Musiawan, Ketua Umum IGC.

“Tahun ke depan ini, kami akan bersinergi dengan Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia untuk mengangkat gatronomi Bali Kuno,” ujar Ria.

Program Gastronosia

Beberapa tahun ini, IGC melalui program Gastronosia melakukan rekonstruksi makanan dari prasasti, yaitu di Prambanan pada tahun 2021 dan di Borobodur pada tahun 2022 bersama Balai Konservasi Budaya Jawa Tengah dan restoran Bale Raos, dan membuat Popup Museum Gastronomi Indonesia Bersama dengan Siji Solusi Digital.

Materi-materi ini akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris untuk dapat dipromosikan ke luar negeri bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan diaspora Indonesia yang memiliki restoran.

Baca juga: Angkat Gastrodiplomasi, Mahasiswa Unair Raih Juara 2 SASEC 2022

Berdasarkan diskusi yang pernah diselenggarakan IGC dengan nara sumber perwakilan Indonesia di beberapa negara dan pemilik restoran Djawa di Prancis, Stephani Dambron, menyimpulkan bahwa warga asing menyukai makanan Indonesia  walau rasa pedas harus dikurangi karena kaya akan rasa dan menggunakan bahan makanan beragam.

Pada kegiatan di dalam negeri, berupa Lomba Tumpeng saat perayaan HUT Indonesia dan Indonesian Cooking Festival (ICF).

Baca juga: Pemkot Medan Yakin Bisa Menjadi Tujuan Wisata Gastronomi

IGC yang diikuti oleh para peminat makanan, perguruan tinggi, pelajar dan Asosiasi jasa boga untuk dapat terlibat keanekaragaman budaya Indonesia.

IGC juga telah meluncurkan Museum Gastronomi Indonesia (#) pada tahun 2021, dan berencana untuk membuat museum fisik ke depannya.

Saat ini IGC sedang menyusun buku Tumpeng Indonesia yang didukung oleh para Dewan Pakar IGC. Ria Musiawan.

”Walau IGC merupakan sebuah komunitas kecil, namun ingin memiliki andil dalam mengembangkan gastronomi Indonesia melalui kegiatan-kegiatan tersebut,” kata Ria. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat