visitaaponce.com

Unas Gandeng BRIN Perkenalkan Metode Rames ke Peneliti dan Akademisi

Unas Gandeng BRIN Perkenalkan Metode Rames ke Peneliti dan Akademisi
Salah satu peserta saat mempraktikkan metode Rames pada kegiatan training dan workshop, di Kebun Raya Eka Karya, Bedugul, Bali.(Ist)

UNIVERSITAS Nasional (Unas) bersama Rutgers University menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengenalkan metode Rames (rapid metabolome extraction and storage) kepada para peneliti dan akademisi di Indonesia.

"Metode Rames diperkenalkan kepada akademisi dan peneliti agar saat pengambilan sampel di lapangan bisa cepat, mudah, dan tidak merusak lingkungan," kata Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Prof Dr Ernawati Sinaga MS Apt melalui siaran persnya, Jumat (2/6).

Baca juga: RI Miliki Megabiodiversity Terbesar Ke-2 Di dunia, Ini Alasannya

Upaya mengenalkan metode Rames itu antara lain melalui training dan workshop di Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali, baru-baru ini, yang diikuti 30 peserta dari akademisi berbagai universitas dan peneliti di kebun raya.

Workshop itu sebagai rangkaian untuk menyosialisasikan dan melatih akademisi serta scientist untuk melakukan ekstraksi dan penyimpanan tumbuhan dengan cara sangat ramah lingkungan dan mudah dilakukan di lapangan," ujar Ernawati.

Setelah kegiatan selesai, nantinya dilanjutkan kerja sama dengan pihak pengelola kebun raya di Indonesia. Kerja sama bertujuan agar peneliti Indonesia bisa melakukan ekstraksi dengan metode Rames.

“Sehingga kita mempunyai ekstrak tumbuhan khas atau endemik Indonesia tetapi tanpa merusak tumbuhan itu sendiri."

"Jadi diharapkan mungkin 3-5 tahun ke depan kita sudah punya koleksi ribuan ekstrak dari sampel tanaman Indonesia, tidak hanya tanaman obat, tapi juga berbagai tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat,” kata Ernawati.

Baca juga: Jenis-Jenis Tanaman Toga dan Manfaatnya

Kegiatan sosialisasi juga bekerja sama dengan Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), BRIN, serta didukung NIH Fogarty International Center dan APN for Global Change Research.

Peneliti Rutgers University Prof Ilya Raskin mengatakan metode Rames dapat membantu dalam upaya mengoleksi ekstrak tumbuhan. 

“Ini sangat penting untuk dapat merekam dengan cara mengawetkan, dan kita mempelajari tumbuhan itu sampai akhirnya tumbuhan tersebut benar-benar menghilang."

"Saya berharap, Indonesia yang saat ini memiliki 500 sampel akan terus mengkoleksi tumbuhan tersebut dan mempelajari bahan alam yang akan bermanfaat bagi kesehatan manusia, masyarakat, dan negara ini (Indonesia),” tuturnya.

Ia juga berharap metode Rames bisa terus digunakan untuk penelitian sehingga mengembangkan potensi baru keanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia.

Baca juga: Manfaatkan Ribuan Tanaman Obat Indonesia dengan Optimal

Peneliti Rutgers University Prof Dr Vyacheslav (Slavik) Dushenkov mengatakan keanekaragaman hayati kimiawi tanaman, cepat atau lambat mungkin akan hilang dari bumi. 

Namun, dengan metode Rames, kandungan biokimia atau bahan lainnya yang ada di dalam tumbuhan bisa dilestarikan dan akan ada selamanya.

Wakil Ketua Panitia yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unas Dr Ir Nonon Saribanon MSi menambahkan selain training dan workshop metode Rames di Kebun Raya Eka Karya Bedugul, juga digelar international conference di Sanur, Bali. 

Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Prof Dr Ernawati Sinaga MS Apt turut menjadi invited speaker dalam acara tersebut. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat