visitaaponce.com

Waspada Hipertensi, Kenali Penyebabnya

Waspada Hipertensi, Kenali Penyebabnya
Hipertensi berpotensi menyebabkan kematian(Dok MI)

AGUNG tidak menyangka ia didiagnosis menderita hipertensi. Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi batas normal.

Ia mengaku sering merasakan gejala hipertensi namun tidak menyadarinya. "Memang kepala sering berdenyut, kadang cekot-cekot. Kalau begitu biasanya saya beli obat sakit kepala di apotek," kata dia kepada Media Indonesia, kemarin..

Hal tersebut, lanjutnya, berlangsung hingga hampir setahun. Hingga suatu ketika ia hendak vaksinasi covud-19,  ketika diukur tekanan darahnya tinggi hingga 198/120. 

"Saya diminta nunggu 15 menit. Dicek lagi, masih tinggi jadi disuruh istirahat dulu. Hampir sejam baru bisa divaksinasi. Oleh petugas vaksin, diminta konsultasi ke dokter," imbuhnya.

Baca juga: Rutin Mengukur Tekanan Darah akan Bantu Anda Mendeteksi Hipertensi

Selang seminggu ketika diperiksa dokter, Agung dinyatakan menderita tekanan darah tinggi. Ia diberi obat hipertensi untuk mengontrol tekanan darah yang harus diminum dua kali sehari.

Dokter Yassir, SpPD dar RSUP Persahabatan mengatakan penyakit hipertensi terjadi bukan pada usia tua saja namun bisa menyerang usa muda. Bahkan, cakupan usia muda yang terkena hipertensi meningkat sepanjang tahun.

"Ini yang harus menjadi perhatian kita karena penyakit hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung, penyakit otak atau stroke, dan penyakit ginjal," ujar Yassir.

Gejala hipertensi

Gejala hipertensi seperti mual, muntah, dan sakit kepala kerap tidak disadari pasien, terutama yang masih berusia muda. 

"Karena gejalanya ringan, kadang-kadang tidak diperhatikan. Tapi semakin lama tidak kita ketahui dan tidak diobati dengan jangka waktu 5-10 tahun, mungkin sudah terjadi kelainan kardioveskuler," ungkapnya.

Gejala hipertensi harus diperhatikan sedini mungkin untuk menghindari sakit adalah sakit kepala. "Hati-hati untuk sakit kepala yang terus menerus, sering vertigo yang terus menerus, kemudian cepat lelah, artinya sirkulasi tidak bagus," tegasnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus hipertensi di Indonesia sangat banyak, bahkan sampai disebut silent killer. Ia meminta masyarakat untuk rutin cek tekanan darah.

"1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi, bahkan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki keluhan," jelasnya.

Penyebab hipertensi

Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Fatcha Nuraliyah menjelaskan, karakteristik dari pengidap hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis mereka mengatakan masih merasa sehat walaupun tekanan darah tinggi.

Baca juga: 46% Penderita Hipertensi Tidak Sadar Mengidap Penyakit Tersebut

Mereka tidak merasa sakit, dan ini adalah populasi yang paling besar. Sebelum seseorang menderita hipertensi ada faktor risiko yang jadi penyebab hipertensi, antara lain, pola makan yang tidak sehat.

Biasanya, pola makan dengan kandungan gula garam lemak yang melebihi batas normal setiap harinya. Penyebab hipertensi lain, jelas Fatcha, adalah aktivitas fisik yang kurang. 

Pengobatan hipertensi sama dengan pengobatan penyakit-penyakit lain. "Kita lihat dulu stadium berapa, kalau dia grade 1 menurut perhimpunan hipertensi di Indonesia, tanpa ada faktor risiko yang lain seperti kelainan jantung, gula, biasanya kita coba dulu modifikasi gaya hidup selama 3-6 bulan," paparnya.

Modifikasi gaya hidup yang dimaksud adalah hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan seperti makanan yang berserat, buah, sayuran, mengurangi makan fastfood, mengurangi makan berlemak, mengurangi makanan yang mengandung garam tinggi. 

Umumnya, apabila orang sudah mengalami hipertensi, obat hipertensi harus dikonsumsi seumur hidup. 

"Apabila modifikasi gaya hidupnya bagus, aktivitasnya banyak, kadang-kadang bisa tanpa obat," ujar dia.

Jenis hipertensi

Dokter dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, Erwinanto mengatakan klasifikasi hipertensi di Indonesia mengacu pada klasifikasi Eropa, yakni hipertensi dibagi menjadi sejumlah derajat yaitu:

  1. Optimal dengan tekanan darah >120/<80,
  2. Normal dengan tekanan darah 120-129/80-84,
  3. High Normal dengan tekanan darah 130-139/85-89,
  4. Grade 1 Hypertension dengan tekanan darah 140-159 /90-99,
  5. Grade 2 Hypertension dengan tekanan darah 160-179/100-109,
  6. Grade 3 Hypertension dengan tekanan darah >180/ >110,
  7. Isolated Systolic Hypertension dengan tekanan darah >140/>90.

(Iam/H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat