Sakit Jantung Jadi Penyebab Dominan Kematian Jemaah Haji
MEMASUKI pekan keempat pemberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci, Jumat (15/6) pagi, jemaah haji yang meninggal dunia tercatat sebanyak 68 orang. Angka rekaman Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) itu masih merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan pada periode yang sama sejak 2017.
Berdasarkan catatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dari ke-68 jemaah yang wafat, sebanyak 30 jemaah atau hampir separuh di luar kategori berisiko tinggi (risti). Kementerian Kesehatan mengategorisasikan jemaah menjadi dua, yakni risti dan nonristi.
Dari total 210.680 jemaah haji reguler, 73,72% masuk kategori risti, yaitu lanjut usia atau lansia (65 tahun ke atas) dan atau pengidap penyakit bawaan sejak dari Tanah Air.
Baca juga : Saudi Instruksikan Jemaah Transit Madinah Istirahat Satu Malam
Kepala KKHI Mekkah dr Edi Supriyatna menjelaskan, penyebab jamaah haji non-risti wafat adalah penyakit jantung, tepatnya syok kardiogenik dan infark miokard. Keduanya juga merupakan dua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian jamaah secara umum.
Edi mengatakan para jemaah nonristi itu tidak mendadak sakit jantung. "Sebenarnya sudah memiliki penyakit jantung di Tanah Air. Banyak jemaah haji tidak menyadari telah memiliki penyakit jantung," jawab Edi kepada Media Center Haji.
Baca juga :Jemaah Haji Lansia Indonesia Dapat Bantuan 15 Kursi Roda dari Masjid Nabawi
Menurut data Penyelenggaran Kesehatan Haji di Arab Saudi 2023, ada tiga penyakit penyebab banyaknya jamaah haji wafat, antara lain penyakit infark miokard akut (20 kasus), syok kardiogenik (16 kasus), dan stroke (5 kasus) dari total 66 kematian per 15 Juni 2023.
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner. Syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh, kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat.
Tim Medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, dokter Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung.
"Syok kardiogenik tidak terjadi dengan serta merta, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jamaah haji dengan risiko tinggi," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah tersebut.
Menurut Aditya, faktor risiko itu antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya hingga stres.
KKHI pun mengimbau jamaah haji yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji pada 9 Zulhijjah nanti.
"Jemaah haji agar tidak memaksakan diri melaksanakan salat dan umrah di Masjidil Haram. Salat lima waktu dapat dilakukan di mushala hotelnya. Umrah sunah memerlukan persiapan fisik dan merupakan aktivitas ibadah yang berat," pesan dokter Edi.
Aktivitas fisik yang berat, tambahnya, dapat mengakibatkan kelelahan dan memicu kekambuhan dan komplikasi dari penyakit kronis, seperti penyakit jantung.
"Oleh karena itu, jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit kronis agar menahan diri dari aktivitas ibadah yang berat di luar ruangan, seperti umrah sunnah dan salat di Masjidil Haram," tutur Edi.
Sampai dengan Jumat pukul 09.00 waktu Arab Saudi, sebanyak 144 jemaah dirawat di KKHI Mekah (58,8%), 3 jemaah dirawat di KKHI Madinah (1,2%), 28 jemaah di RS Arab Saudi Madinah (11,4%), dan 2 jemaah di RSAS Jeddah. (Z-8)
Terkini Lainnya
83 Persen Jemaah Haji Meninggal pada 2024 Tidak Miliki Izin Resmi
KKHI Pastikan Jemaah Haji yang Meninggal Ditangani dengan Layak
Ketua MUI Banten Meninggal di Jeddah
Seorang Calon Haji Asal Soppeng Meninggal Dunia di Jeddah
Empat Jemaah Haji Solo Meninggal Karena Faktor Usia
Hari ke-11, Delapan Jemaah Haji Meninggal Dunia di Madinah
295 Jemaah Haji Dibadalkan
Kebijakan Murur Berhasil Cegah Banyak Korban
Cuaca Panas di Arab Saudi Dapat Picu Penyakit Pernapasan
Jumlah Jemaah Sakit di Madinah Menurun, Tersisa 3 Orang
Mulai Keluhkan Sesak Nafas, Jemaah Haji Diimbau Banyak Minum
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap