Para Ilmuwan Desak Universitas Beralih ke Makanan Nabati untuk Atasi Krisis Iklim
SEBUAH ulasan jurnal terbaru yang ditulis oleh 23 ilmuwan dari 10 negara menyarankan bahwa universitas di seluruh dunia harus memprioritaskan makanan berbasis nabati di kampus mereka. Dan secara aktif mengurangi ketergantungan mereka pada makanan berbasis hewani seperti daging, ikan, susu dan telur.
Komentar tersebut telah dipublikasikan di The Lancet Planetary Health, salah satu jurnal ilmiah paling bergengsi di dunia. Ulasan tersebut menekankan pada fakta bahwa banyak universitas belum cukup melakukan usaha untuk menangani dampak lingkungan dan kesehatan yang dikaitkan dengan industri peternakan hewan.
baca juga: Konsumen Makanan Berbasis Vegan Meningkat
Menurut laporan terbaru oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (IPCC) dan EAT–Lancet, komisi yang terdiri dari 37 ilmuwan terkemuka dari seluruh dunia untuk membahas sistem pangan dan keberlanjutan, peralihan signifikan ke alternatif berbasis nabati merupakan hal mendasar untuk mencapai target iklim dan untuk menjaga produksi pangan dalam ambang batasnya.
"Sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk menyadari peran mereka dalam mendorong transisi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan," ungkap Among Prakosa, Manajer Kebijakan Pangan Act For Farmed Animals (AFFA), Jumat (23/6).
AFFA adalah koalisi organisasi perlindungan hewan Indonesia beranggotakan Animal Friends Jogja dan NGO Internasional Sinergia Animal, yang bekerja untuk mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan di negara-negara Selatan, termasuk di Indonesia.
"Pertama, karena siswa adalah generasi yang akan menanggung beban atas dampak buruk perubahan iklim. Universitas dan sekolah memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan mereka, yang juga sedang dalam fase yang sangat reseptif untuk ikut mendorong perubahan positif," kata Among.
"Bukan hanya itu, institusi pendidikan juga harus menunjukkan bahwa mereka ikut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan temuan ilmiah terbaru terbukti telah sepakat menyoroti adanya peran signifikan produk berbasis hewani terhadap kerusakan lingkungan dan masalah mendesak lainnya di zaman kita saat ini," lanjutnya.
Di Indonesia ada Sekolah Citra Bangsa (SCB) Taman Dayu Pandaan di Pasuruan, Jawa Timur ikut mengambil bagian dari gerakan global ini. Mei mereka telah menyetujui inisiatif siswa untuk mempromosikan dan menyajikan makanan berbasis nabati di sekolah. Makanan berbasis nabati secara eksklusif menjadi panduan makanan kepada 131 siswa.
"Dengan mengurangi ketergantungan kita pada produk berbasis hewani, kami yakin dapat melakukan bagian kita untuk memitigasi perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, serta mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat di kalangan siswa," ungkap Christiana Subagyo, Kepala SD-SMP Citra Berkat The Taman Dayu.
Transisi ini terjadi setelah adanya dialog dengan program Nutrisi Esok Hari di Indonesia. Program tersebut memberikan bantuan dan pelatihan kepada institusi pendidikan swasta dan publik yang bersedia menawarkan menu berbasis nabati minimal sekali dalam seminggu di kantin mereka.
Inisiatif yang digarap dengan dukungan ahli gizi dan koki profesional ini sepenuhnya gratis. Bahkan dapat mengurangi pengeluaran institusi untuk makanan mereka.
"Dalam menerapkan perubahan ini lembaga pendidikan, baik sekolah maupun universitas, dapat memulai langkah-langkah untuk menawarkan pilihan nabati yang terjangkau, sehat, dan beragam. Pada saat yang sama mendorong perubahan pola makan melalui langkah-langkah bertahap dan juga dukungan materi pengetahuan," sambung Among. (N-1)
Terkini Lainnya
Bekali Anak dengan Camilan Sehat dan Bernutrisi
Ussy Sulistiawaty Ungkap Peran Penting Memasak untuk Keluarga
Bingung Cari Sarapan Pagi untuk Penderita Ginjal? Berikut 6 Ide Sarapan Pagi Ramah Ginjal
Diri Sendiri Musuh Utama Perokok Sulit Berhenti
Comfort Food Memoirs Bercerita Kisah Makanan Yang Menenangkan Lengkap dengan Resepnya
Hidangan Nikmat, Ibadah Haji pun Tambah Semangat
Pola Makan Vegetarian Dapat Menurunkan Risiko 3 Penyakit Ini Secara Signifikan!
Cermati, Dua Kebiasaan Sehari-hari ini Sebabkan Boros Air dan Polusi
Nabati Group Luncurkan Richeese Chicken Nugget
Diet Nabati Diklaim Bisa Kurangi Risiko Sleep Apnea
Nabati Gandeng Enhypen Jadi Duta Nabati Korean Goguma
Atasi Hama Pada Porang dan Talas, Kementan Galakan Penggunaan Pestisida Nabati
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap