Atasi Hama Pada Porang dan Talas, Kementan Galakan Penggunaan Pestisida Nabati
![Atasi Hama Pada Porang dan Talas, Kementan Galakan Penggunaan Pestisida Nabati](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/01e45ec2aad7b4dbfa6eb4d76018f5a1.jpg)
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus menggairahkan budidaya porang dan talas guna meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan dan berkontribusi pula pada perekonomian nasional.
Guna mewujudkan hal ini, upaya penanganan hama dan penyakit pada kedua komoditas penghasil dolar (ekspor) harus ditingkatkan agar usaha budidayanya memberikan hasil maksimal.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan salah satu upaya penanganan hama dan penyakit dan sekaligus meningkatkan produksi yakni harus mengurangi penggunaan pestisida yang bersifat kimiawi.
Baca juga : Kementan Kawal Sekolah Lapang Terapkan Genta Organik di Kalteng
Pengurangan penggunaan pestisida kimia secara masif dapat menyelamatkan pertanaman dari kegagalan panen, akan tetapi penggunaan pestisida kimia yang terus menerus dan dalam jumlah yang tinggi dapat merugikan alam dan manusia sendiri.
“Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi. Untuk itu perlu digalakkan budidaya pertanaman bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil panen," jelas Suwandi dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Episode 441 yang bertajuk Pengelolaan Hama dan Penyakit Porang dan Talas, Senin (9/5).
“Ke depannya saya berharap agar penanaman tanaman pangan bebas residu ini akan terus dapat meningkatkan produksi para petani. Hal ini seiring dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yaitu segala daya upaya harus dilakukan demi ketersediaan pangan di Indonesia dan kesejahteraan para petani di negeri kita,” jelas Suwandi
Baca juga : Pemprov Jatim Evaluasi CSA dan Apresiasi Capaian Demplot Scalling Up
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Yusmani Prayogo menjelaskan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering terjadi pada komoditas Talas adalah Kutu Daun, Ulat Pemakan Daun, Ulat Tanduk, Serangga Penghisap, Tungau Merah, Kutu Kebul, Ulat Grayak, Penyakit Hawar Daun, Busuk Umbi, dan Busuk.
Menangani OPT ini, penggunaan biopestisida merupakan hal yang harus digencarkan.
“Karena penggunaan biopestisida tidak menyebabkan resistensi dan resurgensi OPT sasaran serta mudah terdegradasi di alam sehingga tidak memberikan paparan residu,” jelasnya
Baca juga : Petani CSA Takalar, Sulsel, Terapkan Budi Baya Padi Ramah Lingkungan
Peneliti Balitkabi, Alfi Inayati menambahkan dalam mengendalikan OPT Porang langkah preventif yang dapat dilakukan adalah dengan pembersihan lahan, pemilihan bahan tanam bebas patogen, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pembuatan drainase, eradikasi tanaman sakit dan aplikasi jamur antagonis.
Dalam pembuatan pestisida nabati secara sederhana, bahan-bahan yang harus disediakan antara lain adalah bahan tanaman sumber pestisida nabati, deterjen, air, dan alkohol 70%.
“Selain itu alat-alat yang harus disediakan adalah timbangan, alat pemanas, blender, saringan, panci, pisau, gunting, nampan, toples, dan lainnya. Jadi sangat penting pestisida nabati untuk menangani hama dan penyakit pada tanaman. Petani harus kita dorong agar tidak bergantung pada bahan-bahan kimia,” katanya.
Perlu diketahui, talas termasuk umbi yang banyak diolah menjadi aneka makanan ringan, seperti keripik. Selain diolah menjadi keripik, talas juga biasanya diolah dengan cara direbus atau dikukus untuk membuat kue tradisional. Seperti umbi pada umumnya, porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan.
Namun keunggulan porang dari tanaman umbi lainnya adalah kandungan glukomanan yang relatif tinggi, dimana glukomanan ini banyak digunakan dalam industri obat, makanan dan minuman, kosmetika, bahan perekat/lem, minuman penyegar, pertambangan, bahan dasar industri perfilman, industri pesawat terbang, industri tekstil, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat porang sangat diminati pasar ekspor. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Kementerian Pertanian Dukung Percepatan Tanam dan Pengendalian Hama Terpadu di Kabupaten Ciamis
Burung dan Serangga lebih Efektif Basmi Hama Ketimbang Pestisida
Hama Wereng Cokelat Belum Teratasi Lahan Petani di Aceh Diserang Penyakit Kresek
5 Cara Ampuh Mengusir Lalat di Rumah, Lakukan ini Setiap Hari
Ini Cara Mengetahui dan Tangani Hama Spodoptera Frugiperda pada Jagung
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap