visitaaponce.com

Kementan Kawal Sekolah Lapang Terapkan Genta Organik di Kalteng

Kementan Kawal Sekolah Lapang Terapkan Genta Organik di Kalteng
Kementan menggelar Sekolah Lapang di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Selatan.(Ist)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus menggaungkan penggunaan pupuk organik. Melalui Program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).

Melalui program genta organik, mendorong petani melakukan pemupukan berimbang, dengan menggunakan pestisida nabati serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan kunci meningkatkan produksi pertanian dengan memelihara kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat terpelihara secara berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik.

Baca juga: Polbangtan Bimbing Milenial Jadi Wirausaha Pertanian di Subang, Jabar

"Kita berharap produksi kita akan meningkat jauh bahkan melonjak dari sebelumnya. Caranya satu, perbaiki pupuk kita sekarang jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk organik," katanya.

Kendati demikian, Mentan menekankan bahwa penggunaan pupuk kimia masih ditoleransi asalkan tidak berlebihan. 

"Kalau mau pakai pupuk kimia tidak perlu banyak, sehingga efek sampingnya bisa kita kurangi. Disisi lain cost produksi dapat ditekan dan keuntungan petani bisa meningkat, di sinilah Genta Organik berperan," ujar Mentan dalam keterangan pers, Rabu (4/10(.

Menurut Mentan, petani dan lahan pertanian menunggu langkah-langkah perbaikan, agar mampu menyelamatkan pertanian Indonesia.

Maksimalkan Penggunaan Pestisida Nabati

Secara terpisah Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP, mengatakan genta organik memaksimalkan pestisida nabati, pembenah tanah, pupuk organik sesuai kebutuhan tanaman dengan pemupukan berimbang.

Baca juga: Kementan Harapkan Petani Serdang Bedagai Sosialisasi Kesuksesan CSA di Sumut

"Kalau kita tidak bijak dalam pemanfaatan pupuk kimia, agrokimia, pestisida maka tanah dan air kita akan menangis. Cara bijak yang dilakukan dapat melalui genta organik yang dapat menyelamatkan bumi," ujar Dedi.

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDMP Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru turut bergerak melakukan pengawalan dan pendampingan genta organik, salah satunya melalui pendampingan kegiatan Sekolah Lapang [SL] Genta Organik.

Pendampingan dilakukan di salah satu wilayah koordinasi SMK-PPN Banjarbaru yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Salah satu bentuk pengawalan dan pendampingan tersebut dilakukan melalui kegiatan Farmer Field Day (FFD) yang digelar di Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah, baru-baru ini. 

Koordinator BPP Gunung Bintang Awai, Rapnianto menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian Pertanian dan Dinas terkait atas dukungan dan terlaksananya Sekolah Lapangan (SL) ini. 

Baca juga: Pertanian Cerdas Lingkungan Pertemukan Petani dengan Penyuluh dan Peneliti

"Dengan SL ini, petani dan penyuluh kami mendapat tambahan pengetahuan, sehingga dapat menekan biaya produksi. Pada kesempatan ini juga akan dilaksanakan panen perdana pada periode Asep (April-September) dimana petani di sini sebelumnya hanya menanam pada periode Okmar (Oktober-Maret). Harapan nantinya, dengan genta organik ini, petani bisa menyepakati peningkatan periode tanam yang semula IP1 menjadi IP2," jelas Rapnianto.

Mewakili Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Slamet Riadi menerangkan kegiatan SL Genta Organik ini dihadirkan sebagai salah satu solusi dari permasalahan kelangkaan pupuk akibat dampak dari beberapa kondisi yang terjadi secara global.

Sekolah Lapamgan Genta Solusi Hadapi Mahalnya Pupuk 

"Kegiatan SL Genta Organik ini dihadirkan sebagai salah satu solusi dari permasalahan langka dan mahalnya pupuk sebagai akibat dan dampak dari beberapa kondisi yang terjadi secara global," kata Slamet Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Industri.

"Selain itu, dikesempatan ini juga kami menyarankan untuk mengoptimalkan lahan dengan cara menanami pada areal pematang sawah tanaman yang bernilai ekonomi namun tahan kekeringan, seperti pisang, keladi dll. Selain hasilnya bisa dijual dalam bentuk mentah, juga dapat diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah," tambahnya.

Kegiatan FFD ini dihadiri 50 orang peserta yang terdiri dari Petani dan Penyuluh. Selain itu, turut hadir pula Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kab. Barsel, Kabid. Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, dan Koordinator BPP Gunung Bintang Awai. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat