visitaaponce.com

Dampak El Nino, Puluhan Hektare Tanaman Jagung di Gersik Gagal Panen

Dampak El Nino, Puluhan Hektare Tanaman Jagung di Gersik Gagal Panen
Petani memotong tanaman padi yang rusak terserang hama untuk dijadikan pakan ternak di Paron, Ngawi, Jawa Timur(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

PETANI jagung di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terpaksa membabat tanamannya untuk dibuat pakan ternak. Dampak El Nino di wilayah tersebut mengakibatkan tanaman pangan gagal panen karena kekeringan.

Kekeringan yang melanda kawasan ini meluas. Bahkan pekan sebelumnya, tanaman padi di wilayah setempat juga terpaksa dibabat untuk pakan ternak akibat kekeringan.

Curah hujan yang sangar rendah membuat puluhan hekatre tanaman pangan rusak sebelum panen akibat kekurangan air.

Baca juga : Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino

Sejumlah desa yang jagungnya gagal panen tersebar di Kecamatan Panceng. Antara lain, lahan di Desa Pantenan, Ketanen, Banyutengah, Prupuh, Wotan, Suwalan, Sumurber, Serah, Sukodono, Surowiti, dan Doudo.

Kekeringan ini juga diperparah dengan memgeringnya sejumlah waduk dan Embung di kawasan setempat sejak beberapa bulan terakhir.

"Kita sudah putus asa. Kami pasrah tanaman sudah mulai mati kekeringan," keluh Kanam (57) petani Desa Ketanen, Kecamatan Panceng, Rabu (3/7) siang.

Baca juga : Puluhan Hektare Jagung di Pesisir Puso Dampak El-Nino, Petani di Pantura Terpaksa Membabat Padi akibat Puso Kekeringan

Sepekan lalu, lanjut dia, jagungnya masih terlihat hijau dan segar tapi, setelah tidak ada hujan turun sebulan ini membuat tanaman jagung di kampungnya sudah puso akibat cuaca ekstrem.

Tak hanya jagung di kampungnya, puluhan hektare jagung juga mengering puso akibat kekeringan disejumlah desa tersebut diatas. Dengan kondisi tersebut, petani hanya punya pilihan memotong tanaman yang puso untuk pakan ternak.

"Kami juga tidak panen lagi musim ini. Jagung gagal panen kekeringan," imbuh Sunardi (50) petani di Desa Serah.

Baca juga : 913 Desa di Jatim Terancam Kekeringan Ekstrem

Bahkan, sebagian petani lainnya malah tidak panen sejak awal musim penghujan lalu. 

"Jadi kami sudah tidak panen dua musim ini. Musim tanan pertama dan kedua juga jagung gagal panen," tandasnya.

Dengan kondisi membuat petani mengalami kerugian besar dalam musim ini. Sejak awal musim penghujan, curah hujan yang turun di kawasan setempat sangat rendah. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman tidak maksimal.

Baca juga : Sebulan tak Hujan Petani Jagung di Lembata terancam Gagal Panen

Kondisi puncaknya, lanjut dia, saat tanaman menjelang masa berbuah namun hujan tidak turun secara normal sehingga tanaman tidak mampu berkembang dengan baik.

Menurut sejumlah petani, kalau pun saat ini hujan turun dengan deras dan intensitas tinggi dipastikan tidak akan memulihkan perkembangan tanaman dengan normal. Jagung dan padi sudah terlanjur kerdil tidak akan berbuah dengan baik.

"Makanya ya kita babat saja untuk pakan ternak. Sudah tidak ada harapan lagi untuk panen," pungkasnya. (YK)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat