visitaaponce.com

Haji dan Kurban Jadi Peristiwa Penting yang Jadi Pelajaran bagi Umat Muslim

Haji dan Kurban Jadi Peristiwa Penting yang Jadi Pelajaran bagi Umat Muslim
Suasana Salat Ied di Masjid Nursiah Daud Paloh(MI/Adam Dwi)

TAKBIR, takmid, tasbih, dan tahlil berkumandang tak henti di hari Raya Idul Adha hingga tiga hari tasyrik. Takbir merupakan pengagungan yang bermakna manusia tidak memiliki keagungan apapun di hadapan Allah, manusia hanya memiliki ketakwaannya.

"Dunia yang kita tinggal hanya sementara dan harta yang kita miliki hanyalah asesoris kehidupan yang hanya mampir sejenak. Bahkan pangkat serta jabatan hanya amanah semusim yang akan meninggalkan kita," kata Suparto, Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat menjadi Khatib Salat Ied di Masjid Nursiah Daud Paloh, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (29/6).

Takmid adalah pengakuan atas segala kebaikan dan keindahan dalam hidup umat manusia hanyalah milik Allah, karena Allah yang paling berhak dipuji atas semua kesempurnaannya. 

Baca juga : Berikut Daftar Lokasi Salat Idul Adha Muhammadiyah di Jakarta

Adapun tasbih merupakan pengakuan bahwa Allah yang maha suci. Sementara kesombongan diri akan hancur lebur mengingat diri ini sarang dosa dan tidak ada yang mampu menyucikan diri kita kecuali Allah SWT.

Sedangkan tahlil adalah deklarasi paling hakiki yang melibatkan dimensi fisik dan jiwa bahwa tiada tuhan selain Allah. 

Bulan Dzulhijah merupakan bingkai waktu yang diwarnai peristiwa besar yakni peristiwa haji di mana tamu Allah menunaikan rukun Islam ke-5 yakni ibadah haji. Peristiwa kedua yakni kurban.

Baca juga : Bersama Lazisnu, Shopee Barokah Berbagi Kurban Sapi Limosin

"Banyak dari mereka yang berhaji sudah menunggu bertahun-tahun untuk berangkat ke Tanah Suci dan banyak dari mereka juga rela menabung menyingkirkan syahwat duniawinya agar mendapat kesempatan menjadi tamu Allah. Mustakim merupakan tamu Allah yang rela menunggu bertahun-tahun agar bisa melaksanakan ibadah haji," ujarnya.

Jemaah haji dari penjuru bumi hadir dalam prosesi sakral untuk menjadi manusia sejati, manusia yang memiliki jiwa kemanusiaan sebenarnya. Islam mengajarkan inti dari kemanusiaan terletak pada kesadaran individualnya bahwa manusia itu sama di hadapan tuhan.

"Kita semua sama sebagai penghuni bumi terlapas dari bahasa, ras, etnis dan sebagian kita semua sama makhluk dari pemegang alam semesta dan seisinya. Tidak ada diskriminasi manusia secara ekonomi, rasial, politik, budaya, teknologi dan atribut lainnya, kemanusiaan dalam Islam adalah ketundukkan hamba pada tuhannya," ungkap Suparto.

Baca juga : Peduli Stunting, Avrist Assurance Bagikan Daging Kurban untuk Warga Pademangan

Setiap haji sejatinya bermuara pada martabat kemanusiaan yang yang sama di hadapan Allah. Kita disadarkan bahwa kepentingan ummat harus lebih tinggi dibandingkan kepentingan pribadi.

Peristiwa penyembelihan hewan kurban sebagai simbol pendekatan manusia kepada sang khalik. Kurban secara bahasa merupakan dekat kepada Allah karena melaksanakan perintahnya dengan mewujudkan aktualisasi misi kemanusiaan dan distribusi daging kurban menjadi momen kebahagiaan yang nyata bagi manusia.

"Hal ini relevan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa indikator kedekatan dengan Allah melalui kedermawanan. Sehingga semakin dekat dengan Allah maknanya juga semakin dekat dengan manusia dengan berbagai," pungkasnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat