visitaaponce.com

Projo Muda Soroti Krisis Dokter di Pedesaan

Projo Muda Soroti Krisis Dokter di Pedesaan
Diskusi Projo Muda bertajuk dialog "Minimnya Minat Dokter Muda Praktik di Desa antara Tantangan dan Solusi"(Dok. Projo Muda)

PROJO Muda menilai kebijakan otonomi derah merupakan salah satu penyebab krisis dokter di daerah perifer atau daerah pinggiran dan pedesaan sulit diatasi.

Wakil Ketua Umum DPP PROJO Muda Leecarlo Milano mengungkapkan lulusan pendidikan dokter seluruh Indonesia berkisar 10-12 ribu setiap tahunnya dari sekitar 90an fakultas kedokteran

Carlo mengungkapkan, dari sekian banyak dokter-dokter muda ini, mayoritas masih "mencari identitas" dan jati dirinya sebagai dokter dan memilih berkiprah di kota-kota besar.

Baca juga : 6 Penyebab Tidak Meratanya Dokter di Daerah

Hal ini yang membuat sebaran para dokter muda masih belum merata. Pemerataan dan standarisasi kesehatan sendiri masih merupakan pekerjaan rumah bagi setiap pemerintah, sehingga diperlukan penguatan mulai dari pinggiran Indonesia.

Akan tetapi, upaya pemerataan ini masih terkendala oleh kebijakan otonomi daerah sehingga terjadi perbedaan layanan antar daerah. Beberapa hal tersebut menjadi salah satu tantangan mengapa banyak dokter muda ini berpikir berkali-kali untuk mengabdi ke daerah.

"Semoga ini bisa menjadi concern bagi pemimpin bangsa ini ke depan. Salah satu yang kami usulkan adalah mengembalikan agar untuk pembangunan sektor kesehatan, baik itu terkait sumber daya manusia dan infrastrukturnya dapat langsung di kelola oleh pusat," kata Carlo, saat dialog "Minimnya Minat Dokter Muda Praktik di Desa antara Tantangan dan Solusi" di sekretariat DPP PROJO, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7).

Baca juga : Functional Medicine vs Conventional Medicine

Akses layanan kesehatan di desa saat ini menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kesehatan masyarakat. Namun, saat ini sumber daya kesehatan terutama dokter masih kurang jumlahnya dan sedikit sekali yang berminat praktik di desa-desa.

Carlo mengatakan dokter-dokter saat ini cenderung bertumpuk dan banyak di kota-kota besar. Isu seputar keamanan, kesejahteraan maupun fasilitas merupakan hal yang dikeluhkan dokter muda saat menjalani praktik di desa. 

Padahal, Presiden Joko Widodo dalam salah satu misnya telah mengintruksikan percepatan pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) serta menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Baca juga : Dokteroid Jadi Fenomena, IDI Minta Masyarakat Bantu Perangi Oknum Dokter Gadungan

Sementara itu, Ketua Bidang Kesehata DPP PROJO Muda Nurdiansyah menyampaikan sumber daya kesehatan menjadi pilar penting dalam membangun layanan kesehatan. Di desa-desa, saat ini ketersediaan tenaga kesehatan khususnya dokter sangat minim. Padahal, lulusan dokter setiap tahunnya mencapai ribuan orang.

"Apa yang salah terkait dengan ketersediaan dokter di desa dan bagaimana solusinya. Semoga titik temu permasalahan ini dapatkan solusi pada diskusi kali ini, agar dokter-dokter muda minatnya meningkat untuk turun ke desa-desa dan akses layanan kesehatan dapat meningkat dari solusi kebijakan yang keluar," tutur Nurdiansyah.

Ketua Panitia dialog "Minimnya Minat Dokter Muda Praktik di Desa antara Tantangan dan Solusi", Galuh Nandya Carnetita berharap pandangan dokter muda terhadap prospek mengabdi di daerah lebih terbuka lagi. 

Baca juga :  3 Tawaran Prabowo Atasi Permasalahan Kesehatan Indonesia 

"Semoga ke depan semakin besar minat bagi para dokter muda untuk bantu menyetarakan kesetimpangan SDM kesehatan yang tidak merata di daerah 3T," ungkap Galuh. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat