visitaaponce.com

Kelangkaan Buku Literasi Digital Mesti Diisi Penerbitan Buku Ajar dan Referensi

Kelangkaan Buku Literasi Digital Mesti Diisi Penerbitan Buku Ajar dan Referensi
Lokakarya sehari bertema "Memutus Kelangkaan Buku Literasi Digital" yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (5/7).(Ist)

KETUA Bidang Penerbitan Buku,  Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Jabodetabek, Dr. Agustinus Rusdianto Berto, S.Sos., M.Si mengatakan, kelangkaan buku literasi digital selama mesti segera diisi dengan penerbitan buku ajar dan buku referensi bertemakan literasi digital.

 “Aspikom harus melakukan terobosan untuk memutus rantai kelangkaan buku ajar dan buku referensi bertemakan literasi digital, target kita nanti dapat menerbitkan lima buku,” harap Berto, sapaan  Agustinus Rusdianto Berto, pada penutupan lokakarya sehari bertema "Memutus Kelangkaan Buku Literasi Digital".

Lokakarya diselenggarakan bersama Aspikom Jabodetabek dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Aula Sasadu Gedung M. Tabrani, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta, Rabu (5/7).

Baca juga: Literasi Digital akan Ciptakan Sebuah Tatanan Masyarakat

Berto mengungkapkan, tujuan diselenggarakannya lokakarya ini untuk meningkatkan kompetensi dosen-dosen komunikasi di Indonesia dalam kemampuan penulisan buku ajar dan buku referensi yang bertemakan literasi digital. 

Selain itu, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbitan buku ajar dan buku referensi yang bertemakan literasi digital pada kalangan dosen-dosen komunikasi di Indonesia.

“Kita juga ingin menjembatani upaya kolaboratif dosen-dosen komunikasi di Indonesia dalam rangka penulisan,” katanya.

Sementara Ketua Aspikom Korwil Jabodetabek periode 2022-2025, Rini Sudarmanti, mengatakan, lokakarya sehari ini diharapkan memberi motivasi sangat tinggi bagi para anggota untuk menulis buku, sesuai dengan target dan rencana yang telah disusun.

Baca juga: Orangtua Harus Pandang Anak Sebagai Subyek saat Beri Literasi Digital

Lokakarya "Memutus Kelangkaan Buku Literasi Digital" dibuka oleh Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, S.Sos., M.Si ini menampilkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya yaitu Bambang Trimansyah, penulis dan editor, juru latih, dan konsultan penerbitan.

Selain itu, ada Dr. Maryanto, M.Hum  dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Alex Westcott Campbell, Senior Editor of Humanities and Social Science (Southeast and East Asia), Springer Nature, dan Manajer Penerbitan dan Produksi, Penerbit Salemba Empat, Novietha Indra Sallama.

Dua moderator memandu lokakarya yang dibagi dalam dua sesi yaitu pertama Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom dari Universitas Islam 45 Bekasi dan Latifa Ramonita, M.I.Kom dari Institut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relation.

Tiga Hal Pokok

Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin dalam sambutan pembukaan mengatakan, ada tiga hal penting Badan Bahasa yaitu melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra.

Dan dalam kaitan tiga tugas dan fungsi Badan Bahasa yaitu literasi bahasa dan kesusasteraan, perlindungan bahasa dan sastra, dan internasionalisasi Bahasan Indonesia, maka literasi sangat penting untuk ditingkatkan.

Literasi Kebahasaan dan Kesustraan di Bawah Standar Ideal

Hafidz Muksin juga mengungkapkan hasil studi PISA soal literasi kebahasaan dan kesusasteraan, belum menggembirakan, artinya masih di bawah standar ideal. Begitu juga hasil Asessment Kemendikbudristek, literasi di kalangan siswa masih rendah.

Baca juga: Kemenkominfo Gelar Festival Makin Cakap Digital di Gowa, Sulsel

“Dapat digambarkan bawah 1 dari 2 siswa kita literasinya rendah, dan ini masuk situasi darurat. Karena itu kami mendukung upaya-upaya termasuk dari Aspikom untuk meningkatkan literasi,” katanya.

Menurut Hafidz, Badan Bahasa sendiri dalam tahun 2022 telah mencetak 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu yang sudah dimanfaatkan satuan pendidikan dan dampaknya luar biasa yaitu menimbulkan semangat belajar karena buku-buku yang dibaca sangat menarik. Setiap satuan pendidikan di Tanah Air dikirimi 1000 buku. 

Sementara itu penyaji dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Dan Pembinan Bahasa, Dr. Maryanto, M.Hum memaparkan  tentang  Bahasa Indonesia Dalam Komunikasi Digital Penggunaan Bahasa Yang Sesuai Dengan (Kebenaran) Kaidah.

Ada tiga hal yang ditekankan Maryanto kepada peserta lokakarya yakni pertama, peserta lebih bersikap positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang (baik dan) benar. Kedua,  peserta lebih berpengetahuan mengenai tata nilai kebenaran kaidah dalam bahasa Indonesia, dan ketiga, peserta lebih terampil dalam menerapkan kaidah bahasa Indonesia untuk berkomunikasi secara digital.

Mahir Menulis Buku Akademik

Pembicara yang dikenal sebagai praktisi perbukuan dan telah menulis lebih dari 300 buku berbagai bidang, Bambang Trimansyah alias Bambang Trim memaparkan bagaimana mengasah kemampuan menulis sehingga mahir menuliskan buku bidang akademik yang sangat dibutuhkan kalangan kampus.

Bambang Trim  menjelaskan keandalan buku sebagai media massa yaitu tidak berkala (timeless); berdiri sendiri sebagai bacaan; mendalam, tidak dibatasi ruang; melintas batas melalui penerjemahan; dan dapat diperbarui
Untuk memudahkan peserta, Bambang Trim menjelaskan  anatomi buku  yang terdiri atas : bagian awal (front matter),bagian isi (text matter),bagian akhir (end matter).

Sedangkan  unsur bagian akhir berisi lampiran, glosarium (glossary),daftar singkatan (abbreviations), bacaan lanjut (further reading), daftar pustaka/daftar rujukan, daftar kredit gambar, penjurus (index), riwayat singkat penulis.

Baca juga: 10 Platform Baca Buku yang Dapat Diakses Secara Online, Kapan saja, di Mana saja

Sementara Editor Senior dari Springer Singapore, salah satu penerbit buku dan jurnal akademik terbesar di dunia dan pionir penerbitan buku digital, Alex Westcott Campbell, memaparkan bahwa ada tren peningkatan penerbitan book chapter dan artikel jurnal dari Indonesia sebesar 22 persen sejak 2009 hingga 2018. 

Sedangkan Manajer Penerbitan dan Produksi, Penerbit Salemba Empat, Novietha Indra Sallama menjelaskan secara rinci baik bidang penerbitan di Group Penerbit Salemba Empat maupun proses penerbitan, baik buku cetak maupun jenis buku digital atau E-book. 

Baca juga: Tingkatkan Literasi, Patjarmerah Gelar Pasar Buku dan Festival Literasi di Solo

Dia mengajak para dosen, khususnya anggota Aspikom ini untuk mulai merancang dan menulis buku, baik secara oribadi, berdua ataupun bertiga.

“Kami dari Penerbit Salemba Empat akan menyambut baik dan bekerja sama untuk merealisasikan gagasan penulisan buku ajar, utamanya dalam bentuk E-book,” katanya.

Pada kesempatan ini, Novietha Indra Sallama memberikan sejumlah saran bagi penulis untuk menerbitkan karyanya antar akain  tulisan harus dibuat sendiri oleh penulis, menghindari plagiarisme. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat