visitaaponce.com

Waspada, Anak Muda Rentan Alami Gangguan Mental

Waspada, Anak Muda Rentan Alami Gangguan Mental
Seorang anak bermain skateboard di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Anak muda disebutkan berpotensi alami gangguan kesehatan mental.(ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA)

Sosiolog UGM, Wahyu Kustiningsih mengatakan, tidak sedikit anak muda yang terkena gangguan kesehatan mental. Pasalnya, mereka termasuk kelompok yang rentan mengalami itu.

Ada beban dan disabilitas yang cukup besar terkait dengan kondisi kesehatan mental, terutama di antara mereka yang masalahnya dimulai sejak masa muda," papar dia melalui siaran pers dari Humas UGM, Kamis (27/7).

Wahyu mengatakan, kondisi kesehatan mental memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda dan integrasi sosial serta ekonomi. Beragam faktor menjadi pemicu persoalan kesehatan mental di masyarakat termasuk anak muda. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi hingga budaya.

Baca juga: Ketahui Bahaya Self Diagnosis Kesehatan Mental

Pengalaman traumatis, termasuk kejadian buruk di masa kecil, kata Wahyu, juga memengaruhi anak muda di seluruh dunia, tetapi sangat umum terjadi pada situasi pascakonflik atau bencana. Pengalaman tarumatis tersebut misalnya kematian orang tua, pelecehan, maupun menjadi pengungsi.

"Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal," imbuhnya.

Kelompok anak muda tertentu, lanjutnya juga memiliki risiko tertentu terhadap kondisi kesehatan mental. Persoalan lain masih adanya stigma di kalangan anak muda. Stigma ini menjadi penghalang yang cukup besar bagi penyediaan layanan kesehatan jiwa.

Baca juga: Gangguan Kesehatan Mental di Kalangan Pemuda jadi Masalah Darurat di Kanada

Wahyu mengatakan, harus ada upaya untuk memperluas dan memperbanyak fasilitas dan layanan kesehatan mental. Kampus-kampus di Indonesia sudah mulai menginisasi pusat krisis untuk mengurai persoalan kesehatan mental mahasiswa dan juga warga kampus lainnya.

"Hanya saja masih banyak juga yang belum bisa membangun pusat krisis untuk kesehatan mental ini," papar dia.

Sementara di sisi lain, hingga saat ini, belum ada data pasti terkait masalah kesehatan jiwa dan kebutuhan anak muda di masa transisi. Padahal, data itu diperlukan untuk memetakan dan mengurai persoalan yang ada.

Wahyu menambahkan, sebagai upaya pencegahan perilaku dan kondisi kesehatan mental diperlukan pendekatan kesehatan masyarakat. Hal ini sangat penting dalam mengatasi masalah ini di tingkat global. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat