visitaaponce.com

Covid-19 akan Selalu Bermutasi dan Memunculkan Varian Baru

Covid-19 akan Selalu Bermutasi dan Memunculkan Varian Baru
Ilustrasi(MI)

Pakar Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan virus Covid-19 akan terus bermutasi dan memunculkan varian baru dari waktu ke waktu. Dari hal tersebut, ia mengatakan ada tiga kemungkinan yang terjadi.

“Skenario pertama ada base, standar seperti varian-varian sekarang pada umumnya. Kedua best, di mana varian baru akan lebih lemah dari sebelumnya dan tidak perlu pengulangan vaksin baru. Ketiga worst, di mana varian baru memang lebih berat dari varian sebelumnya,” kata Tjandra dalam keterangan resmi, Selasa (1/8).

Berdasarkan sampel yang diambil dari Indonesia, Covid-19 telah melakukan banyak sekali mutasi dan varian baru dianggap lebih menular. Meski begitu, Tjandra menyarankan agar hal itu dapat dianalisa secara mendalam baik secara genomic atau epidemiologic.

Baca juga: Bansos Efektif Bantu Warga Miskin saat Pandemi

“Artinya, secara genomik di cek analisa rantai molekulernya, baik pada kasus itu maupun pada kasus lain dari Indonesia yang dikirim ke GISAID. Selain itu perlu di cek di lapangan tentang kasus itu, bagaimana gambaran kliniknya, bagaimana penularan ke orang sekitarnya dan lainnya. Dengan dua analisa inilah baru kita akan dapat lebih tepat menentukan situasi mana yang sebenarnya terjadi dan kalau memang terjadi virus yang mudah bermutasi maka apakah hanya pada satu kasus itu atau ada dj kasus-kasus lainnya juga,” jelas Tjandra.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu juga mengingatkan agar Indonesia harus tetap menjaga surveilan genomik dengan angka yang cukup tinggi. Pasalnya, secara umum akan tetap ada kemungkinan varian baru Covid-19 dengan tiga skenario yang disebutkan tadi.

Baca juga: Kimia Organik Kunci Hadapi Wabah Penyakit karena Perubahan Iklim

“Ada laporan varian baru dari kita yang disebut lebih menular. Itu masih perlu diteliti lebih lanjut seperti yang dijelaskan tadi. Kalau dibandingkan negara lain, data genomik Covid-19 kita yang di masukkan ke GISAID belumlah optimal,” ujar dia.

Selain surveilan genomik, ia mengatakan Covid-19 harus dipandang sama seperti penyakit menular lain. ketika ada kasus positif baru, tentu tetap perlu analisa tentang kemungkinan penularan yang sudah terjadi.

"Ini adalah praktek yang umum untuk penyakit menular langsung. Entah itu dalam kondisi ada atau tidak ada status pandemi,” tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat