visitaaponce.com

Kandungan BPA pada Plastik Bisa Picu Gangguan Reproduksi

Kandungan BPA pada Plastik Bisa Picu Gangguan Reproduksi
Ilustrasi(Freepik)

PAKAR kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara (USU) Evi Mutia mengatakan kandungan bisphenol A (BPA) pada plastik dapat memicu gangguan reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan.

"Dampak negatif BPA bisa mengganggu sistem reproduksi pada laki-laki maupun perempuan, memengaruhi fertilitas hingga berisiko terhadap kanker prostat pada laki-laki," kata Evi dalam keterangan resmi, Selasa (1/8).

Hal itu dikatakan Eva dalam sarasehan bertajuk Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat Melalui Regulasi Pelabelan Bisfenol A (BPA) pada AMDK yang digelar USU bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Medan, di Medan, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Guru Besar Unhas: BPA Berbahaya Buat Manusia dan Lingkungan

BPA merupakan zat yang kerap digunakan dalam pembuatan kemasan plastik makanan dan minuman. Penggunaan BPA sejak lama menjadi sorotan dunia kesehatan karena dampak buruknya yang menakutkan bagi kesuburan dan dapat menimbulkan gangguan seksual pada laki-laki dan perempuan.

"Gangguan itu macam-macam bentuknya penurunan libido, sulit ejakulasi, diabetes, gangguan ginjal, kanker payudara, hingga memicu perkembangan kesehatan mental Autism Spectrum Disorder," kata Evi.

Kemasan plastik mengandung BPA juga ditengarai bisa mengganggu pertumbuhan embrio, janin, terjadinya feminisasi pada laki-laki, atau masa kanak-kanak yang kurang sehat, karena kemampuannya masuk ke dalam plasenta dan air susu ibu (ASI).

Baca juga : Penelitian: Bisphenol A Dapat Bermigrasi ke Air dalam Suhu Ruangan

"Para peneliti dan pakar internasional mengingatkan bahwa risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh paparan BPA cukup banyak. Sehingga perlu keseriusan mengatasinya," kata pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU itu.

Evi Mutia mengatakan penggunaan BPA seharusnya mendapat perhatian besar dari semua pihak, khususnya produsen AMDK yang harusnya punya kesadaran dan tanggungjawab kepada konsumen.

Evi pun mengimbau BPOM untuk membuat regulasi dalam mengatasi ancaman bahaya BPA ini, mulai dari kewajiban mencantumkan informasi pada kemasan, sampai pada pengawasan yang ketat di post market. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat