Mahasiswa Baru Merapat Ini 5 Cara Mengatasi Culture Shock Dunia Kuliah
![Mahasiswa Baru Merapat! Ini 5 Cara Mengatasi Culture Shock Dunia Kuliah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/3d470d235e39908479e80ed0a40d55f6.jpg)
MENJALANI perkuliahan sangat berbeda dengan sekolah. Hal ini membuat tak sedikit mahasiswa baru mengalami culture shock atau gegar budaya.
Dosen Psikologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Siti Jaroah, menjelaskan culture shock merupakan perasaan terkejut, bingung, kadang cemas yang dirasakan seseorang ketika baru berada dalam lingkungan atau budaya berbeda. Perasaan ini wajar dan pasti dialami mahasiswa baru ketika awal-awal masuk kampus atau ikut kuliah.
“Semua maba mengalami yang namanya culture shock. Hanya saja setiap mahasiswa memiliki taraf kekagetan yang berbeda-beda,” kata dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu dikutip dari laman unesa.ac.id, Jumat, 18 Agustus 2023.
Baca juga : Lengkap 30 Ide Ucapan Selamat Lulus Sekolah dan Wisuda
Dia mengatakan terdapat berbagai macam culture shock yang akan dialami mahasiswa baru. Mulai dari makanan, pergaulan, cara berpakaian, lingkungan, bahkan semua hal di sekitar.
Siti membagikan beberapa kiat yang bisa dilakukan mahasiswa baru agar tidak berlarut-larut dalam culture shock. Berikut cara mengatasi culture shock pada mahasiswa baru:
Baca juga : Banyak Mahasiswa Terjerat Pinjol. Apa Kata Kemendikbud?
Cara mengatasi culture shock pada mahasiswa baru:
1. Berpikiran terbuka
Siti menyebut maba mesti berpikiran terbuka untuk mempelajari hal baru dan lingkungan baru serta berdamai dengan keadaan itu. Dia menyebut mindset ini bisa meringankan beban mental ketika maba menghadapi kondisi yang bisa saja sebagiannya tidak sesuai harapan.
"Mahasiswa baru harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Karena dengan bersikap open minded, seseorang akan siap dan lebih mudah mempelajari lingkungan dan hal-hal baru," ucap dia.
2. Setop membanding-bandingkan
Dia juga mengingatkan tidak membandingkan terlalu jauh antara lingkungan baru dengan lingkungan asal. Sikap ini cenderung membuat maba protes dengan lingkungan baru dan lama-kelamaan berpotensi menarik diri dari lingkungan atau berdiam diri di kos atau kontrakan.
3. Cepat bersosialisasi
Hal ini penting sehingga maba bisa cepat masuk dalam lingkungan pertemanan baru. Siti menyebut hal ini sangat membantu maba dalam beradaptasi di masa-masa awal kuliah.
Sosialisasi bisa dimulai dari mengenali sesama maba dari kampus atau daerahnya, bisa juga dengan maba sesama fakultas atau prodi. Dia menyebut banyak cerita yang bisa dijadikan bahan diskusi atau obrolan sesama maba. Hal ini bisa digunakan sebagai bahan sosialisasi dan strategi adaptasi awal.
4. Ikut kegiatan positif
Mahasiswa baru mesti ambil bagian dalam kegiatan positif. Hal ini memudahkan sosialisasi dan menambah pertemanan di kampus. Ini juga bisa cepat menambah kenalan dan teman-teman sesama kampus.
5. Eksplorasi kampus
Hal selanjutnya untuk mengatasi culture shock dengan eksplorasi wilayah kampus dan sekitarnya. Maba yang suka minum kopi misalnya bisa nongki-nongki di warung kopi yang ada di sekitaran kampus dengan sesama teman maba. Atau menjelajah tempat diskusi, taman baca atau tempat makan enak, sehat dan ramah kantong sekitaran kampus.
Siti mengatakan maba harus memiliki tujuan ketika masuk kampus. Baiknya, tujuan itu disederhanakan dalam bentuk target-target, misalnya target kuliah, pencapaian IPK, belajar dan sebagainya.
Dia menyebut ketika mempunyai tujuan, maba cenderung memiliki visi ke depan. Apabila lingkungan yang tidak sesuai harapan, maba teringatkan dengan tujuan yang harus dicapai, sehingga ada kecenderungan menjadikan kondisi itu sebagai tantangan yang harus dilewati.
Siti menyebut maba yang mempunya tujuan dan visi kuat plus tekad tidak gampang tergoyah oleh tantangan. (Medcom.id/Z-4)
Terkini Lainnya
Cara mengatasi culture shock pada mahasiswa baru:
1. Berpikiran terbuka
2. Setop membanding-bandingkan
3. Cepat bersosialisasi
4. Ikut kegiatan positif
5. Eksplorasi kampus
Himahi Universitas Budi Luhur Gelar ASEAN+ Youth Environmental Action 2024: Aksi Nyata Pemuda untuk Bumi
Perempuan Ini Doktor Termuda di Program Studi Manajemen Pendidikan UNJ
MPR Sebut Putusan MKD DPR RI terhadap Bamsoet tak Penuhi Unsur Materiel
Pemprov DKI Jakarta Pangkas Jumlah Penerima KJMU Tahap I Tahun 2024
Pemprov DKI Janji Segera Cairkan Dana KJMU Senilai Rp9 Juta
DPW NasDem DKI Gelar Audiensi Penerima KJMU dengan Disdik
Kolaborasi Edukasi Meningkatkan Kesadaran Gigi dan Mulut
Wisuda Sekolah Lansia Pancasila: Semangat Belajar di Usia Senja
Edukasi Anak-anak dengan Cara Menyenangkan di Luar Sekolah
Ombudsman Sumbar Temukan Dugaan Pungli di Sekolah Saat PPDB
Polisi Tahan Siswi yang Gugurkan Kandungan di Dalam Toilet Rumah Sakit
Metode Pembelajaran Aktif Ajak Siswa Lebih Interaktif
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap