visitaaponce.com

Mahasiswa Baru Merapat Ini 5 Cara Mengatasi Culture Shock Dunia Kuliah

Mahasiswa Baru Merapat! Ini 5 Cara Mengatasi Culture Shock Dunia Kuliah
Ilustrasi(Istimewa)

MENJALANI perkuliahan sangat berbeda dengan sekolah. Hal ini membuat tak sedikit mahasiswa baru mengalami culture shock atau gegar budaya.
 
Dosen Psikologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Siti Jaroah, menjelaskan culture shock merupakan perasaan terkejut, bingung, kadang cemas yang dirasakan seseorang ketika baru berada dalam lingkungan atau budaya berbeda. Perasaan ini wajar dan pasti dialami mahasiswa baru ketika awal-awal masuk kampus atau ikut kuliah.
 
“Semua maba mengalami yang namanya culture shock. Hanya saja setiap mahasiswa memiliki taraf kekagetan yang berbeda-beda,” kata dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu dikutip dari laman unesa.ac.id, Jumat, 18 Agustus 2023.

Baca juga : Lengkap 30 Ide Ucapan Selamat Lulus Sekolah dan Wisuda

Dia mengatakan terdapat berbagai macam culture shock yang akan dialami mahasiswa baru. Mulai dari makanan, pergaulan, cara berpakaian, lingkungan, bahkan semua hal di sekitar.
 
Siti membagikan beberapa kiat yang bisa dilakukan mahasiswa baru agar tidak berlarut-larut dalam culture shock. Berikut cara mengatasi culture shock pada mahasiswa baru:

Baca juga : Banyak Mahasiswa Terjerat Pinjol. Apa Kata Kemendikbud?

 

Cara mengatasi culture shock pada mahasiswa baru:

1. Berpikiran terbuka

Siti menyebut maba mesti berpikiran terbuka untuk mempelajari hal baru dan lingkungan baru serta berdamai dengan keadaan itu. Dia menyebut mindset ini bisa meringankan beban mental ketika maba menghadapi kondisi yang bisa saja sebagiannya tidak sesuai harapan.
 
"Mahasiswa baru harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Karena dengan bersikap open minded, seseorang akan siap dan lebih mudah mempelajari lingkungan dan hal-hal baru," ucap dia.

 

2. Setop membanding-bandingkan

Dia juga mengingatkan tidak membandingkan terlalu jauh antara lingkungan baru dengan lingkungan asal. Sikap ini cenderung membuat maba protes dengan lingkungan baru dan lama-kelamaan berpotensi menarik diri dari lingkungan atau berdiam diri di kos atau kontrakan.

 

3. Cepat bersosialisasi

Hal ini penting sehingga maba bisa cepat masuk dalam lingkungan pertemanan baru. Siti menyebut hal ini sangat membantu maba dalam beradaptasi di masa-masa awal kuliah.
 
Sosialisasi bisa dimulai dari mengenali sesama maba dari kampus atau daerahnya, bisa juga dengan maba sesama fakultas atau prodi. Dia menyebut banyak cerita yang bisa dijadikan bahan diskusi atau obrolan sesama maba. Hal ini bisa digunakan sebagai bahan sosialisasi dan strategi adaptasi awal.

 

4. Ikut kegiatan positif

Mahasiswa baru mesti ambil bagian dalam kegiatan positif. Hal ini memudahkan sosialisasi dan menambah pertemanan di kampus. Ini juga bisa cepat menambah kenalan dan teman-teman sesama kampus.

 

5. Eksplorasi kampus

Hal selanjutnya untuk mengatasi culture shock dengan eksplorasi wilayah kampus dan sekitarnya. Maba yang suka minum kopi misalnya bisa nongki-nongki di warung kopi yang ada di sekitaran kampus dengan sesama teman maba. Atau menjelajah tempat diskusi, taman baca atau tempat makan enak, sehat dan ramah kantong sekitaran kampus.

Siti mengatakan maba harus memiliki tujuan ketika masuk kampus. Baiknya, tujuan itu disederhanakan dalam bentuk target-target, misalnya target kuliah, pencapaian IPK, belajar dan sebagainya.
 
Dia menyebut ketika mempunyai tujuan, maba cenderung memiliki visi ke depan. Apabila lingkungan yang tidak sesuai harapan, maba teringatkan dengan tujuan yang harus dicapai, sehingga ada kecenderungan menjadikan kondisi itu sebagai tantangan yang harus dilewati.
 
Siti menyebut maba yang mempunya tujuan dan visi kuat plus tekad tidak gampang tergoyah oleh tantangan. (Medcom.id/Z-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat