visitaaponce.com

UTA45 Jakarta Sediakan Rekognisi Pembelajaran Lampau bagi Penyandang Disabilitas

UTA’45 Jakarta Sediakan Rekognisi Pembelajaran Lampau bagi Penyandang Disabilitas
Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Jakarta menggelar program ramah disabilitas.(Istimewa)

Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (UTA'45) Jakarta menjalin kerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas untuk menyediakan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas. Kerja sama itu merupakan bentuk dukungan dunia pendidikan tinggi dalam mencerdaskan seluruh anak bangsa, tidak terkecuali kaum difabel. 

Adapun, salah satu program yang dijalankan adalah Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk penyandang disabilitas yang memenuhi syarat.

"Fasilitas untuk disabilitas di perguruan tinggi harus memadai. Harus ada sistem pembelajaran yang ramah disabilitas karena mereka juga mampu berkarya, berprestasi dan sama dengan yang lain," ujar Wakil Rektor II UTA’45 Jakarta Brian Matthew melalui keterangan tertulis, Senin (21/8).

Baca juga: Kementerian Agama Rilis Situs Web Ramah Disabilitas 

Selain itu, tahun ini, dalam rangka Dies Natalis ke-63, FH UTA’45 Jakarta, juga menyelenggarakan Seminar Nasional bertema Revitalisasi Pancasila sebagai Sumber Hukum di Indonesia.

"Seminar bertujuan memberikan pengetahuan tentang menjalankan nilai Pancasila secara penug. Perlunya literasi atau praktik dan contoh-contoh baik tentang perilaku inklusif pada disabilitas, dan adanya kerjasama antar berbagai pihak dalam menjangkau kesetaraan antarsesama sebagai warga negara dalam perwujudan nilai Pancasila," jelas Dekan FH UTA’45 Jakarta Wagiman.

Baca juga: Yayasan Pendidikan Pelita Harapan Luncurkan Dua Klinik Layanan Kesehatan Mental

Sementara itu, Ketua Umum Komite Nasional Disabilitas Dante Rigmala mengatakan negara harus hadir untuk menyamaratakan kesetaraan antara warga negara penyandang disabilitas, termasuk kesetaraan hak-hak mereka.

Oleh karena itu, sambungnya, negara hadir melalui Komisi Nasional Disabilitas yang punya tugas pemantauan, evaluasi dan akreditasi atas perlindungan hak disabilitas, baik yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat umum.

“Para penyandang disabilitas juga memiliki masa depan yang panjang dan sangat memungkinkan untuk kita mendukung pemenuhan penyandang disabilitas. Sehingga kami berharap kerja sama antara kampus ini adalah pengarusutamaan isu disabilitas di kalangan mahasiswa dan ekosistem di perguruan tinggi,” tutur Dante.

Kerja sama tersebut juga menjadi bukti, bahwa perguruan tinggi dapat menjadi cerminan dan secara tidak langsung dapat membantu menyosialisasikan bahwa penyandang disabilitas dapat didukung oleh banyak pihak termasuk di lingkup pendidikan tinggi.

“Sehingga kita mengharapkan dapat memberikan kedudukan dan jaminan bagi warga negara  sebagai landasan bagi pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam kehidupan, termasuk dalam pendidikan,” terangnya. (RO/Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat