visitaaponce.com

Budaya Keberagaman Harus Dijaga di Era Demokrasi

Budaya Keberagaman Harus Dijaga di Era Demokrasi
Dirjen IKP Kemenkominfo (tengah) dalam acara workshop wartawan di Gedung Head Office United Tractors, Jakarta, Rabu (23/8).(MI/Naufal Zuhdi)

"KEBERAGAMAN adalah hal penting yang harus dijaga di era demokrasi yang relatif bebas lebih bebas dibanding era sebelumnya," kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Usman Kansong.

Usman menyampaikan hal itu dalam kegiatan workshop wartawan 2023 yang mengusung tema Diversity, Equity and Inclusion di Gedung Head Office United Tractors (UT), Jakarta Timur pada Rabu (23/8).

Usman menyambut baik diambilnya keberagaman, kesetaraan dan inklusivitas sebagai tema besar workshop tersebut untuk menginspirasi semua kalangan. "Baik media, pemerintah maupun perusahaan swasta untuk mengedepankan, untuk mengutamakan untuk menerima keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas sebagai keniscayaan, dengan demikian maka kita bisa mewujudkan kesatuan," ucapnya

Baca juga : Kontekstualisasi Keberagamaan Melalui Fikih Peradaban

Menurut Usman, apabila Indonesia sadar bahwa masyarakatnya yang beragam maka keberagaman itu bisa membentuk semacam kesatuan dan persatuan untuk Indonesia.

"Dengan acara seperti ini kita dibangkitkan kesadarannya akan keberagaman Indonesia, jadi kita harus implementasikan itu. Ruang kerja di perusahaan swasta harus beragam, tidak boleh hanya etnis tertentu," terang Usman.

Baca juga : Pendidikan Pluralisme

Dari sisi UT sendiri, ia melihat bahwa UT sudah menerapkan sedikit banyaknya keberagaman, terutama dalam rekrutmen dan dalam edukasi.

"Dalam rekrutmen dimana UT beroperasi disitu dia akan mengutamakan warga lokal, kemudian dari sisi program CSR nya banyak yang pro affirmative action untuk pemberdayaan perempuan dan ini bisa menjadi contoh baik," ungkap Usman.

"Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh United Tractors (UT) karena ini adalah bentuk kolaborasi dari 3 kelompok yaitu perusahaan swasta, pemerintah dan media," sambungnya.

 

Adopsi budaya DEI

Di kesempatan yang sama, Corporate Secretary UT, Sara K Loebis, mengungkapkan bahwa UT sendiri sedang mencoba mengadopsi budaya Diversity, Equity and Inclusion (DEI) di lingkungan kerja UT.

"Di UT karyawannya 87% muslim dan 13% ragam dari agama lain. Sementara kehadiran karyawati 5% dan sisanya adalah kebanyakan laki-laki," ucapnya.

UT sendiri sudah mulai menstrukturkan budaya DEI benar-benar dari kebijakan sampai dengan program-program strategis.

"Kami berproses saling belajar untuk bisa mengadopsi hal-hal tersebut. Secara manajerial cukup banyak yang perempuan dan kami siapkan satu program leadership untuk rekan-rekan wanita," terangnya.

UT juga mencoba untuk keep up bersama dengan generasi muda agar mereka bisa berinteraksi dengan dunia kerja.

"Disini kami memberikan lingkungan yang memberi kesempatan bagi mereka yang ingin menjadi leader, tidak hanya di lingkungan kerja tapi juga di lingkungan sosial," terangnya.

Selain itu, UT juga memiliki Program Srikandi Lestari, dimana program tersebut ditujukan untuk memberdayakan ibu-ibu kader pelatih posyandu. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat