visitaaponce.com

Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern Berikut Ciri-Ciri dan Contoh

Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern Berikut Ciri-Ciri dan Contoh
Ilustrasi.(DOK MI.)

BIOTEKNOLOGI adalah cabang ilmu yang menggabungkan ilmu hayati (biologi) dengan teknologi untuk mengembangkan produk dan proses yang bermanfaat. Bioteknologi melibatkan penggunaan organisme hidup, sistem biologi, atau komponen biologis untuk menciptakan atau memodifikasi produk, mengembangkan teknologi baru, atau memberikan solusi untuk berbagai masalah dalam berbagai bidang, termasuk pertanian, kesehatan, lingkungan, pangan, dan industri.

Penerapan bioteknologi dapat mencakup berbagai aspek, termasuk rekayasa genetika, kloning, produksi protein melalui organisme yang dimodifikasi secara genetik, produksi bioenergi, pengembangan obat-obatan dan vaksin, serta banyak lagi. Bioteknologi dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan.

Bioteknologi konvensional melibatkan pemanfaatan mikroorganisme utuh dalam fungsi-fungsi mereka tanpa proses rekayasa genetik. Teknik fermentasi yang digunakan umumnya berskala kecil. Alat-alat sederhana sering digunakan dalam pengembangan dan pembuatan produk.

Baca juga: Pengertian Bioteknologi, Jenis, dan Contoh Penerapan

Produk-produk yang dihasilkan dalam bidang pangan melalui bioteknologi konvensional mencakup kecap, tape, tempe, yogurt, oncom, brem, dan keju. Selain itu, penerapan bioteknologi konvensional juga dapat ditemukan dalam industri pertanian (seperti tanaman hidroponik) dan sektor farmasi dan kedokteran (pembuatan antibiotik).

Keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan bioteknologi konvensional umumnya dapat diperoleh secara mandiri. Jika pelatihan atau pendidikan khusus diperlukan, biaya yang terlibat cenderung terjangkau.

Sementara itu, bioteknologi modern ialah istilah yang merujuk pada penggunaan bioteknologi dengan metode yang lebih kontemporer, seperti rekayasa genetik. Salah satu ciri utamanya yaitu penggunaan teknik dan peralatan modern serta memanfaatkan komponen mikroorganisme, seperti enzim atau DNA.

Baca juga: Mekanisme Pernapasan dan Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia

Bioteknologi modern mulai berkembang setelah akhir Perang Dunia II ketika pemahaman tentang struktur dan fungsi DNA ditemukan. Pada 1953, model struktur DNA yang dikenal sebagai Double Helix Model of DNA dijelaskan oleh FHC Crick dan JD Watson. Model ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang replikasi dan pewarisan DNA.

Berikut kelebihan dan kekurangan bioteknologi konvensional dan modern.

Kelebihan bioteknologi konvensional

a. Membuat makanan dan minuman memiliki daya tahan yang lebih baik.

b. Hemat biaya.

c. Meningkatkan nilai gizi produk makanan dan minuman.

d. Menciptakan sumber makanan baru.

Kekurangan bioteknologi konvensional

a. Menurunkan keragaman plasma nutfah.

b. Potensi timbulnya bahan makanan yang menyebabkan alergi.

c. Mengganggu keseimbangan ekosistem.

Kelebihan bioteknologi modern

a. Memungkinkan perbaikan genetik yang terarah.

b. Mengatasi kendala ketidaksesuaian genetik.

c. Menciptakan organisme dengan sifat baru yang tidak ada dalam alam.

d. Meningkatkan kualitas produk.

Kekurangan bioteknologi modern

a. Biaya produksi cenderung lebih tinggi.

b. Membutuhkan teknologi canggih.

c. Harus mempertimbangkan dampak jangka panjang yang mungkin muncul.

Contoh bioteknologi konvensional

a. Produk-produk seperti kecap, tape, roti, keju yang dihasilkan melalui teknik konvensional.

b. Praktik pertanian seperti kultur jaringan, pembastaran, dan hidroponik.

Contoh bioteknologi modern

a. Dalam bidang medis, penerapan teknologi terapi gen untuk mengobati penyakit genetik.

b. Penerapan profil DNA dalam analisis forensik.

c. Pemanfaatan rekayasa genetik dalam pertanian dan peternakan untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan.

d. Penggunaan organisme atau bagiannya dalam bioremediasi untuk membersihkan polusi.

e. Pengendalian hama dan penyakit dengan memanfaatkan organisme lain dalam biokontrol.

Perbedaan bioteknologi konvensional dan modern

1. Bioteknologi konvensional menggunakan makhluk hidup secara langsung. Bioteknologi modern menggunakan makhluk hidup beserta komponennya secara langsung.

2. Bioteknologi konvensional tidak menggunakan prinsip ilmiah. Bioteknologi modern menggunakan prinsip ilmiah, misalnya rekayasa genetika.

3. Bioteknologi konvensional didasarkan pada keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun. Bioteknologi modern merupakan hasil kajian dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.

4. Bioteknologi konvensional tidak diproduksi secara massal. Bioteknologi modern diproduksi secara massal atau dalam skala yang besar.

5. Bioteknologi konvensional sudah ada dan dipakai sejak ribuan tahun yang lalu. Bioteknologi modern baru mulai digunakan pada 1917.

6. Bioteknologi konvensional hanya menggunakan teknologi yang ada. Bioteknologi modern sudah memakai teknologi rekayasa genetika.

7. Bioteknologi konvensional biaya penerapannya lebih murah. Bioteknologi modern membutuhkan banyak biaya.

8. Bioteknologi konvensional memakan banyak waktu. Bioteknologi modern membutuhkan waktu yang relatif singkat.

9. Bioteknologi konvensional tidak mampu membuat sifat organisme baru. Bioteknologi modern mampu membuat sifat organisme baru.

10. Perbaikan genetika bioteknologi konvensional tidak terarah. Perbaikan genetika pada bioteknologi modern sangat terarah. Bioteknologi memanfaatkan pengetahuan tentang struktur dan fungsi biologis serta kemampuan untuk memanipulasi materi genetik dan sistem biologis guna menghasilkan produk atau solusi yang lebih baik dan inovatif. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat