visitaaponce.com

Pemerintah Butuh Terobosan tidak Biasa untuk Kendalikan Polusi Udara

Pemerintah Butuh Terobosan tidak Biasa untuk Kendalikan Polusi Udara
Asap polusi di DKI Jakarta, Rabu (16/8).(AFP/YASUYOSHI CHIBA)

MESKI di hari libur, udara Jakarta masih tidak sehat. Berdasarkan indeks kualitas udara IQAir dan polusi udara PM2.5 di Jakarta pada Minggu (3/9) masih di angka 161 atau kategori tidak sehat dengan polutan utama PM2.5.

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama berpandangan 4 hal. Pertama setiap negara tidak harus 100 persen mengikuti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Masing-masing negara dapat menentukan kriteria sendiri, demikian juga kebijakan kesehatan lain. Kebijakan kesehatan kita juga tidak semua sama persis dengan rekomendasi WHO," kata Tjandra, Minggu.

Baca juga: PB PMII Dorong Pemerintah Gratiskan Transportasi Publik untuk Atasi Polusi di Jakarta

Kedua, kadar PM2.5 versi WHO saat ini menunjukkan bahwa sekitar 90% anak-anak di dunia terpapar dengan polusi di atas ambang batas WHO. Ketiga, negara lain juga punya ambang batas yang berbeda.

Ia mencontohkan di India, jika menggunakan batas aman WHO pada kadar polusi udara 2021 itu ternyata memberi dampak penurunan rentang usia penduduk New Delhi menjadi lebih pendek 11,9 tahun. Analisa lain, kalau menggunakan data standar polusi nasional India maka penduduk New Delhi dapat kehilangan usia harapan hidup selama 8,5 tahun.

Baca juga: Tidak ada Solusi Instan Atasi Polusi Jakarta

"Tetapi bagaimanapun, jelas sekarang kita dalam situasi polusi udara yang sangat serius, mau kita pakai standar apa pun juga. Jadi jauh lebih penting sekarang melakukan upaya terobosan out of the box agar polusi dapat segera terkendali," ujarnya.

Dampak jangka pendek yang sudah terlanjur terjadi jangan sampai menjadi dampak jangka panjang yang mengkhawatirkan. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat