visitaaponce.com

Pemanfaatan Maggot dan Kasgot sebagai Penopang Green Economy

Pemanfaatan Maggot dan Kasgot sebagai Penopang Green Economy
Tim dosen dan mahasiswa Universitas Trisakti pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Panti Sosial Bina Karya Harapan Jaya Ceger.(Ist)

SAMPAH masih menjadi masalah yang perlu perhatian semua pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, maupun masyarakat. Munculnya pengolahan sampah di beberapa daerah belum mampu menyelesaikan timbunan sampah yang terus bertambah.

Universitas Trisakti ikut ambil bagian dalam pengelolaan sampah melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang didanai oleh Kemendikbudristek.

Baca juga: STIE Kasih Bangsa dan Sarana Jaya Edukasi tentang Sampah

Kegiatan ini dilakukan di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) Harapan Jaya Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, karena menjadi salah satu tempat penyumbang sampah cukup besar, terutama sampah organik dari dapur yang menyiapkan makanan untuk 155 warga binaan sosial (wbs).

"Di antaranya sampah potongan sayur dan buah yang tak terpakai, serta sisa olahan makanan," ungkap perwakilan tim yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trisakti Dra Hartini MM CRP CIFM melalui keterangan tertulisnya, Jumat (8/9).

Selain Hartini, tim ini juga terdiri dari dosen lainnya yakni Dr Ir Ratnaningsih Ruhiyat MT (dosen Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan/FALTL) dan Virginia Suryani Setiadi SSn MDs (dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain/FSRD).

Selanjutnya dari mahasiswa yakni, Nadila Ivanka (mahasiswa Manajemen FEB) dan Muhamad Mufid dan Satrio (mahasiswa Desain Komunikasi Visual FSRD).

"Tim kami melakukan kegiatan ini secara berkesinambungan dimulai pada Juli 2023 sampai Desember 2023," ungkap Hartini.

Baca juga: Pengembangan Industri Pengolahan Sampah Kunci Pengurangan Timbulan Sampah di TPA

Ia menjelaskan skema pemberdayaan berbasis masyarakat itu melibatkan kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terdiri dari gelandangan dan pengemis yang terjaring oleh Dinas Sosial dan ditempatkan di bawah pembinaan PSBK Harapan Jaya.

Pelatihan dan pendampingan dilakukan mulai dari pemilahan sampah organik, yang kemudian dihancurkan dengan mesin pencacah. 

"Hasil cacahan sampah bisa diberikan secara langsung pada maggot atau difermentasi untuk menghilangkan bau busuk dan lebih awet," katanya. 

Maggot yang sudah siap dipanen dapat dijadikan pakan ternak, termasuk lele yang dibudidayakan di dalam kolam terpal. Adapun sebagian maggot dikeringkan dengan menggunakan mesin oven agar lebih tahan lama.

Kemudian, sampah dari bekas makanan atau kotoran maggot (kasgot) bisa diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan sebagai penyubur tanaman atau sayuran.

Baca juga: Masa Depan Green Economy di Indonesia

Para wbs dan pendamping juga diajarkan memasarkan hasil panen maggot, lele, sayuran dan pupuk melalui media sosial atau biasa disebut dengan digital marketing.

"Dengan kegiatan tersebut, pemanfaatan maggot dan kasgot bukan hanya dapat menekan sampah organik, tetapi dapat menopang green economy," kata Hartini.

Ia berharap melalui kegiatan PkM ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tapi juga membuat tenaga terampil bertambah dan kesejahteraan wbs bisa meningkat.

Kepala PSBK Harapan Jaya Sri Utami memberikan apresiasi kepada tim PkM Universitas Trisakti yang ikut andil memberikan pengetahuan bagi para wbs sehingga mereka memiliki keterampilan sebagai bekal ketika kembali ke masyarakat.

"Diharapkan pendampingan dapat dilakukan terus menerus sampai wbs siap melanjutkan kegiatan secara mandiri," tutupnya. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat