Setiap Tiga Detik, Satu Orang di Dunia Alami Demensia
![Setiap Tiga Detik, Satu Orang di Dunia Alami Demensia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/6256ac136840ba2a8b4d86b8fd0b746a.jpeg)
SETIAP tiga detik, satu orang di dunia mengalami demensia. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendaian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti.
Eva membeberkan, berdasarkan data global ada sebanyak 55 juta orang dengan dimensia di dunia, di mana ada sebanyak 10 juta kasus baru tiap tahunnya. Adapun 60% kasus demensia terjadi di negara low middle income country. Serta 60% kematian akibat demensia terjadi pada perempuan.
Ia menjelaskan, dimensia merupakan sindrom berupa kumpulan gejala, penurunan progresif fungsi kognitif yang dapat disertai dengan gangguan perilaku kepribadian yang pada akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Tony Bennett Sempat Didiagnosis Alzheimer sebelum Tutup Usia
“Demensia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan cedera yang secara langsung maupun tak langsung merusak otak, yaitu alzheimer, demensia vaskular, dimensia lewy body dan dimensia frontotemporal,”kata Eva dalam acara Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (13/9).
Ia menyebut, sebanyak 60% sampai 70% kasus dimensia disebabkan oleh alzheimer. Dimensia merupakan penyakit progresif dan kecepatan perburukan individu dapat berbeda-beda. Perubahan mood dan perilaku kadang terjadi lebih dulu dibanding masalah ingatan.
Baca juga: Penderita Kolesterol Tinggi dan Hipertensi Berisiko Alami Alzheimer
Beberapa gejala dimensia antara lain perubahan kepribadian, pelupa akan barang atau hal yang baru terjadi, kehilangan dan salah meletakkan barang, tersasara saat berjalan dan berkendara, kebingungan di tempat yang familiar, lupa waktu dan kesulitan melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan.
“Dimensia paling banyak terjadi pada lansia, tapi tidak semua lansia mengalami dimensia,” imbuh dia.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko dimensia seperti usia (65 tahun ke atas), obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, merokok, kurang bersosialsaisi, diabetes, konsumsi alkohol dan depresi.
Saat ini, berbagai upaya dilakukan oleh Kemenkes untuk mencegah penyakit dimensia. Eva menegaskan, salah satu cara yang digencarkan untuk mencegah penyakit tidak menular ialah mengubah perilaku dan mindset masyarakat agar melakukan pola hidup bersih, sehat, dan banyak melakukan aktivitas fisik. Selain itu, mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi gula, garam dan lemak yang tinggi.
“Kita berupaya agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat dengan makan buah dan sayur beraktivitas fisik dan lainnya yang diberikan Kemenkes lewat media sosial, chatbot, dan WhatsApp,” ucap Eva.
Pada kesempatan itu, Asisten Deputi Bidang Kebijakan Penjaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan Muhammad Cucu Zakaria membeberkan, setiap tahunnya, jumlah peserta dengan diagnosa dimensia dan alzhemier di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) terus meningkat. Dari tahun 2019 hingga 2022 terdapat peningkatan sebanyak 4.831 peserta JKN dengan diagnosa dimensia dan alzheimer yang mengakses layanan kesehatan dengan menggunakan BPJS Kesehatan yang semula 5.583 peserta menjadi 10.414 peserta di tahun 2022. Jumlah itu meningkat sebanyak 87%.
Penambahan jumlah peserta ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya. Persentase kenaikan mencapai 111% menjadi 32.632 kasus pada 2022.
Total pembiayaan pasien dimensia dan alzheimer juga naik hingga 94% dari Rp7,8 miliar pada 2019 menjadi Rp15,2 miliar di tahun 2022.
Cucu menegaskan bahwa pengidap alzheimer dan dimensia akan sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan. Sesua dengan standar tarif InaCBG’s, setiap perserta berhak mendapatkan pelayanan adminsitrasi, konsultasi, pemeriksaan penunjang, pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
“Peningkatan mutu layanan kesehatan khususnya layanan dimensia dan alzheimer membutuhkan komitmen dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan seperti organaisi profesi, akademinsi, pemerintah pusat dan daerah dan lembaga terkait lainnya,” pungkas Cucu. (Z-10)
Terkini Lainnya
27 Jemaah Haji Embarkasi Solo Dipulangkan karena Demensia hingga TBC
Hindari Demensia, Jemaah Lansia Diimbau Hindari Kelelahan dan Dehidarasi
MAN Insan Cendekia Serpong Raih Medali Emas dari Ajang Ipitex 2024
Mengonsumsi Wasabi dapat Membantu Meningkatkan Daya Ingat
Demensia dan Alzheimer Ancam Kejahteraan Hidup, Cegah sejak Dini
Perlu Waspada, Gejala Demensia Mulai Menyerang Usia Produktif
7 Kebiasaan Buruk Ini Bikin Kamu Gampang Pikun, Termasuk Minum Alkohol
Ini Cara Menjauhkan Otak dari Kepikunan Saat Lansia
Ini Perawatan yang Tepat bagi Orang dengan Demensia
Pikun Juga Bisa Serang Orang Berusia Muda Lho
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap