visitaaponce.com

MAN Insan Cendekia Serpong Raih Medali Emas dari Ajang Ipitex 2024

MAN Insan Cendekia Serpong Raih Medali Emas dari Ajang Ipitex 2024
Tim The D-Adventure dari MAN Insan Cendekia Serpong kala memenangkan medali emas dari ajang Ipitex 2024(MI/HO)

DELEGASI MAN Insan Cendekia Serpong, Tim The D-Adventure, yang terdiri dari Muhammad Hammam Arfianda, Muhammad Atha Kesaka Yusel, Alya Astadewi Luthfianzah, dan Hasya Amira Haikal, berhasil memperoleh medali emas dari ajang Internasional Intellectual Property, Invention, and Technology Exposition (Ipitex) 2024 yang diselenggarakan di Thailand pada 2-6 Februari 2024 lalu.

Ipitex merupakan kompetisi inovasi, riset, dan penemuan teknologi yang rutin diselenggarakan Dewan Riset Nasional Thailand atau The National Research Council of Thailand (NRCT) setiap tahunnya sejak 1999. 

NRCT adalah organisasi pemerintah di bawah komando Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Penelitian, dan Inovasi Thailand yang bertindak sebagai unit kunci untuk mempromosikan dan mendukung penelitian, penemuan, inovasi dan transfer teknologi kepada pengguna, baik di sektor swasta maupun publik. 

Baca juga : OlympicAD Forum Sekolah Muhammadiyah se-Indonesia Rekatkan Silaturahmi dan Tingkatkan Prestasi

Ipitex 2024 melibatkan 1.500 penemuan dan inovasi dari periset lokal dari Thailand dan lebih dari 500 penemuan dan inovasi dari negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika seperti Kanada, Tiongkok, Taiwan, Kroasia, mesir, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, jepang, Laos, Makau, Malaysia, Pakistan, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Sudan, Inggris, and Vietnam

Selain medali emas, tim The D-Adventure juga mendapatkan penghargaan khusus dari World Invention Intellectual Property Association (WIIPA), organisasi yang berpusat di Taiwan yang juga bergerak di bidang penelitian dan memiliki tujuan untuk mempromosikan penemuan, inovasi dan hak kekayaan intelektual di seluruh dunia.

Dengan tujuan menyediakan tools deteksi demensia yang bisa diandalkan dan menyenangkan bagi para lanjut usia, di dalam ajang tersebut, Tim D-Adventure, membawakan hasil penelitian mereka yang berjudul D-Adventure (The Adventure Game For Detecting Dementia): Innovation for Early Dementia Detection Based on Virtual Reality Game as an Effort to Welcoming the Era of Society 5.0. 

Baca juga : Olympicad 2024, Kompetisi Terbesar Pendidikan Muhammadiyah Resmi Diluncurkan

Demensia adalah sindrom kemampuan kognitif seperti gangguan mengingat, berbahasa, dan berperilaku yang disebabkan oleh neurodegeneratif pada otak. 

Jumlah pasien demensia di dunia cukup besar, mencapai kurang lebih 50 juta orang pada 2022 dan berpotensi tumbuh hingga 10 juta kasus baru setiap tahunnya. 

Begitu pula di Indonesia, tercatat 1,2 juta orang menderita demensia di tahun 2016 dan diprediski tumbuh menjadi 2 juta orang di 2030. 

Baca juga : Kemenag: Madrasah Alami Akselerasi yang Luar Biasa Cepat

Dampak dari demensia tidak hanya dirasakan oleh pasien, namun juga keluarga dan negara berupa biaya maupun tekanan psikologis. Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan demensia, namun apabia dideteksi dini dan mendapatkan terapi yang tepat maka dampak yang ditimbulkan oleh demensia dapat ditekan.

Metode deteksi demensia yang umum digunakan saat ini masih bersifat manual, menggunakan kertas dan pensil. Metode tersebut rawan akan interrater reliability serta bias karena masih berkaitan dengan penilaian subyektif manusia sebagai evaluator. 

Selain itu metode tersebut relatif membuat pasien jenuh menjalankannya. Kelemahan-kelemahan metode deteksi manual dapat terleminir melalui D-Adventure. 

Baca juga : Moderasi Beragama Harus Diwujudkan bukan hanya Narasi

Penilaian deteksi demensia dilakukan berdasarkan total skor permainan yang dilakukan pasien, mampu menekan pengaruh subjektifitas evaluator. Dengan bermain maka pasien tidak lagi jenuh dalam menjalaninya, terlebih permainan yang ditampilkan pada D-Adventure berbasis Virtual Reality, sehingga pasien akan merasa seakan-akan benar dalam lingkungan permainan yang ada.

Tingkat validitas D-Adventure dalam mendeteksi demensia telah diuji terhadap 30 penduduk lanjut usia di area Jakarta Timur yang terlebih dahulu diukur skore demensianya oleh Psikolog Klinis menggunakan tools Mini Mental State Examination (MMSE) sebagai golden standard deteksi demensia. 

Hasil pengujian dengan paried t-test menunjukkan bahwa skor total permainan yang dihasilkan responden tidak berbeda signifikan dengan hasil pengukuran skor MMSE yang sebelumnya dilakukan. 

Baca juga : Madrasah Harus Adaptif Terhadap Teknologi Digital

Sebelum release, D-Adventure juga terlebih dahulu dipastikan baik fungsionalitas dan usability-nya, melalui pengujian black box yang melibatkan 2 expert di bidang game development serta uji System Usability Scale oleh responden yang sama dengan pengujian validitas deteksi demensia. 

Dalam mengembangkan D-Adventure, Hammam dan tim mendapat dukungan penuh dari Reisa Suci Arimbi sebagai supervisor, khususnya berupa masukan-masukan terkait keilmuan psikologi yang mereka jadikan dasar dalam menyusun 20 permainan di D-Adventure, yang dapat mengukur kemampuan kognitif seseorang seperti orientasi, registration dan recall, atensi dan kalkulasi, bahasa, serta visuospatial. 

"Keberhasilan siswa MAN IC Serpong meraih medali emas dalam ajang internasional kali ini menjadi kebanggaaan bukan hanya bagi sekolahnya tapi bagi seluruh bangsa dan diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para peneliti muda Indonesia," ujar Wakil Kepala MAN IC Serpong Bidang Kesiswaan Erwin Supriatna. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat