visitaaponce.com

Ini Cara Menjauhkan Otak dari Kepikunan Saat Lansia

Ini Cara Menjauhkan Otak dari Kepikunan Saat Lansia
Kemampuan kognitif umumnya mulai melemah memasuki usia kepala lima.(123RF)

Studi terbaru dari ilmuwan Ohio State University, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti pendidikan, pendapatan, dan jenis pekerjaan dapat meningkatkan kemungkinan orang berusia 50-an masih memiliki kemampuan berpikir dan mental yang baik. 

Dilasir dari NBC News pada Minggu (12/2), penelitian ini dilibatkan sekitar 7.000 orang dewasa Amerika Serikat. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekitar 40% orang dewasa berusia 54 tahun memiliki kemampuan kognitif yang mulai melemah.

Faktor pendidikan memberikan pengaruh besar dalam hasil penelitian ini. Banyak dari partisipan yang telah menyelesaikan perguruan tinggi mereka memberikan hasil kemampuan kognitif seperti memori, evaluasi dan fokus yang lebih besar daripada partisipan yang tidak menyelesaikan perguruan tinggi mereka.

Para peneliti juga menganalisis data dari studi kesehatan  sebanyak 20.000 partisan yang telah lulus lebih dari 20 tahun lalu dari Universitas Michigan. Kemudian peneliti mencari tahu informasi mengenai mereka terkait pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. 

Selain itu, peneliti juga mencari informasi pribadi seperti riwayat pernikahan, agama, riwayat kesehatan mental, kemampuan kognitif, indeks massa tubuh, tingkat aktivitas, riwayat merokok, dan detail kesehatan fisik lainnya. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa seseorang dengan gelar sarjana memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik.

"Jika Anda memiliki pekerjaan yang merangsang mental, Anda beruntung karena Anda menggunakan otak Anda sepanjang waktu. Semakin banyak tantangan mental dalam pekerjaan Anda, semakin baik," ujar peneliti dalam laporan penelitian. 

Meskipun demikian, kuliah pada usia 20-an bukanlah satu-satunya cara untuk menghindari penurunan kognitif sebelum orang mencapai usia pertengahan 50-an. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa memiliki hobi dan minat yang merangsang otak, seperti belajar bahasa baru, melukis, dan menulis, juga bisa menjadi merangsang kemampuan kognitif.

Sementara para peneliti menganalisis berbagai hal yang memengaruhi kesehatan otak, seiring bertambahnya usia, studi tersebut tidak membahas pengaruh genetika, yang dapat memainkan peran penting dalam fungsi kognitif. 

Sementara itu, Ahli saraf dan direktur Pusat Penelitian Penyakit Alzheimer NYU Langone dan Pusat Neurologi Kognitif, Dr. Thomas Wisniewski menjelaskan peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa pendidikan, kekayaan rumah tangga, dan akses ke perawatan kesehatan berhubungan dengan ketahanan otak dalam berpikir. 

Menurut Thomas penurunan kognitif di usia tua juga bisa dihubungkan dengan faktor gaya hidup di usia muda. Dia mengatakan bahwa seseorang yang hidup sehat seperti mempertahankan berat badannya sehat, tidak merokok, dan terus berolahraga hanya berdampak kecil pada penurunan kognitif seseorang di usia 54 tahun. 

"Tetapi bukan berarti menjadi alasan untuk tidak menjalani hidup sehat. Menjalani hidup sehat itu diperlukan karena menghindari kita dari penyakit fisik," jelasnya. 

Lebih lanjut, Thomas menjelaskan bahwa untuk memperlambat penurunan kognitif, aktivitas fisik dan diet sehat bisa sangat mempengaruhi. Selain itu mengelola kondisi medis seperti apnea tidur obstruktif, diabetes, hipertensi, dan kolesterol juga bersifat protektif juga baik untuk menjaga produktivitas otak. 

Untuk mengilustrasikan ketahanan aktivitas fisik yang kuat bahkan pada orang berusia 70-an, Thomas menganalisa dua pasien yang telah didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan dan yang juga memiliki penyakit biologis yang menunjukkan bahwa mereka akan terkena penyakit Alzheimer.

Kedua pasien tersebut terus melakukan olahraga berat setelah pensiun dari pekerjaannya. Satu pasien menghabiskan waktu berolahraga berat selama 15 tahun setelah pensiun. Satu pasien lagi menghabiskan waktu berolahraga berat selama 18 tahun setelah pensiun. 

Pada usia 70 tahun, mereka tidak memberikan tanda- tanda penurunan kognitif sebagai gejala dari alzheimer ringan. Bahkan dari salah satu pasien tersebut memberikan kondisi kognitif yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Apa yang baik untuk jantung, juga baik untuk otak,” kata Thomas. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat