IAAI Kebakaran Museum Nasional Musibah Besar Arkeologi
Kebakaran hebat Museum Nasional Indonesia (MNI) menyebabkan ratusan koleksi artefak sejarah terdampak adalah sebuah musibah besar bagi dunia arkeologi.
Sebab, museum merupakan tempat berbagai koleksi artefak bersejarah, khasanah budaya Indonesia yang dilestarikan untuk lepentingan ilmu pengetahuan dan jati diri bangsa.
"Kebakaran tersebut merupakan musibah besar yang mengejutkan dan sangat memprihatinkan yang tentunya tidak dikehendaki siapapun," kata Ketua Perhimpunan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komisariat Daerah Jabodetabek, Dyah Chitraria Liestyati saat Sambutan Diskusi "Museum Itu Penting" di Jakarta pada Senin (25/9).
Baca juga : Kebakaran Museum Nasional, DPRD Pertanyakan Alat Deteksi yang Tidak Berfungsi
Ia juga mengingatkan akan peristiwa 5 tahun lalu saat kebakaran di Museum Bahari persoalan yang sama terjadi pada tahun ini.
"Diduga penyebabnya sama adalah korsleting listrik. Kedua museum itu saat sedang proses renovasi dan pasca renovasi," terangnya.
Baca juga : Dampak Kebakaran Museum Nasional Seharusnya Bisa Diminimalisasi
Pascakebakaran di Museum Bahari saat itu, pemerintah daerah (Pemda) membahas antisipasi serta mitigasi kebakaran di seluruh museum dan cagar budaya yang ada di Jakarta, termasuk persoalan instalasi listrik.
"Pada tahun yang sama, IAAI mengadakan seminar bertajuk belajar dari kebakaran bangunan cagar budaya dan rumah adat dengan tempat penyelenggaraan di MNI. Ironisnya musibah kebakaran 2023 terjadi di MNI,"
Berkaca dari kebakaran di MNI, ia menilai bahwa peraturan keamanan sering tidak ditegakkan secara konsisten bahkan terkesan diabaikan di Indonesia.
"Termasuk dalam hal ini minimnya fungsi pengawasan bangunan termasuk yang sedang di renovasi," ungkapnya.
Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, upaya pelestarian benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan atau struktur cagar budaya dan bukan cagar budaya dilakukan oleh museum sebagai lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan guna melayani masyarakat dengan tujuan pengkajian, pendidikan.
Sebagai wadah organisasi profesi IAAI Jabodetabek mengacu pada IAAI pusat memiliki visi memajukan kebudayaan khususnya di bidang arkeologi.
"Ketiga visinya yaitu pengembangan arkeologi Indonesia sebagai ilmu, memanggungkan kembali sejarah masa lampau, serta mengaktualisasikan nilai-nilai luhur dan pemanfaatnya berbangsa dan bernegara,"
Dirinya berharap melalui diskusi "Museum Itu Penting" bisa mendorong pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dapat segera menyusun mitigasi bencana dan keamanan museum.
Koleksi Galeri Keramik Paling Banyak Terbakar
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Fitra Arda mengungkapkan bahwa sejauh ini terdapat 6 ruangan yang terdampak dan 817 koleksi yang terkena dampak dari peristiwa kebakaran tersebut.
"Mencakup koleksi dengan bahan perunggu, terakota, keramik, kayu, serta beberapa miniatur dan replika benda bersejarah," jelas Fitra.
Di ruang budaya terdapat 125 koleksi, kemudian ruang peradaban Islam sebanyak 56 koleksi, kemudian di galeri terakota sebanyak 184 koleksi, galeri keramik sebanyak 226 koleksi, galeri perunggu 110 koleksi, dan galeri prasejarah sebanyak 116 koleksi yang terdampak.
Pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek akan melakukan 2 hal yang akan dilakukan ke depannya yaitu penanganan koleksi dan penanganan gedung.
"Secara umum kita sudah membentuk tim khusus yang bertanggung jawab merawat dan mengamankan benda-benda bersejarah yang terdampak kebakaran. Tapi kita perlu membentuk tim tambahan dari berbagai bidan ilmu," ungkapnya.
Selain itu ada juga tim tambahan dari berbagai bidang ilmu menjalin kerja sama dari berbagai pihak seperti Prancis, Belanda, dan Amerika.
"Lalu kita juga menguatkan publikasi dan mengecek ulang dokumen museum," paparnya.
Untuk pengamanan terhadap koleksi yang dilakukan pertama mengamankan lokasi ruangan terdampak dengan akses yang terbatas ke dalamnya, sekarang juga masih police line, kedua menyiapkan ruang evakuasi sementara, lalu identifikasi awal terdampak, selanjutnya pengangkatan koleksi yang terdampak, berikutnya adalah pembersihan koleksi sementara dan terakhir pendokumentasian koleksi yang terdampak. (Z-4)
Terkini Lainnya
Koleksi Galeri Keramik Paling Banyak Terbakar
Menengok Koleksi Artefak di Museum Negeri NTB
5 Rumah Adat Jawa Tengah yang Wajib Kamu Tau
Museum Nasional Indonesia Ungkap Banyak Koleksi Utuh Pascakebakaran
Museum Nasional Diminta Merinci Data Kerusakan Akibat Kebakaran
Museum Nasional Fokus Amankan Benda Sejarah Pascakebakaran
Nadiem Apresiasi Gerak Cepat Aparat Tangani Kebakaran Museum Nasional
TNI Buka Suara Soal Dugaan Anggota Terlibat Kebakaran Rumah Wartawan
Satu Tewas akibat SPBU di Pati Terbakar
Kodam 1/Bukit Barisan Buka Suara Terkait Kebakaran Rumah Jurnalis
Kerugian akibat Kebakaran Pasar TU Kayu Manis Rp2 Miliar
Pasar TU Kayu Manis Bogor Terbakar, Puluhan Kios Hancur
Pengamat : Kaji Ulang Tata Ruang Kawasan Rawan Kebakaran
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap