visitaaponce.com

WHO Minta Pemerintah Larang Rokok dan Vape di Sekolah

WHO Minta Pemerintah Larang Rokok dan Vape di Sekolah
Seorang pria dewasa tengah merokok vape.(AFP)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara agar melarang rokok dan vape di sekolah demi melindungi generasi muda.

Karena itu, WHO telah membuat pedoman dan perangkat sebagai petunjuk bagi sekolah untuk membuat lingkungan mereka bebas nikotin dan tembakau.

"Baik ketika duduk di dalam kelas, bermain di luar ruangan atau menunggu di halte bis, kita harus melindungi anak-anak dari asap rokok yang mematikan dan emisi vape yang beracun serta iklan yang mempromosikan produk-produk ini," kata direktur promosi kesehatan WHO, Ruediger Krech.

Baca juga : Asap Rokok Elektrik Berbahaya untuk Anak

Data yang ada menunjukkan bahwa 9 dari 10 perokok mulai merokok sebelum usia 18 tahun. Industri tembakau tanpa lelah terus menyasar kaum muda dengan menjual produknya dengan harga yang bisa dibeli anak.

"Produk-produk rokok juga dibuat lebih terjangkau bagi kaum muda melalui penjualan rokok sekali pakai atau rokok elektronik yang biasanya minim peringatan kesehatan," ungkap badan PBB tersebut.

Baca juga : Regulasi belum Optimal, Perokok Anak Meningkat

Untuk melindungi anak dari tembakau dan nikotin, WHO menggunakan pendekatan menyeluruh yang melibatkan guru, staf, murid, wali murid dan juga pihak lainnya.

Selain melarang zat nikotin dan tembakau di kawasan sekolah, pedoman itu juga menekankan tiga cara lain untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi kaum muda.

Pertama, melarang penjualan produk nikotin dan tembakau dekat sekolah. Kedua, melarang produk dan iklan nikotin dan tembakau baik secara langsung maupun tidak langsung di dekat sekolah dan ketiga menolak dukungan (sponsor) atau keterlibatan industri tembakau dan nikotin.

Negara-negara yang sukses menerapkan kebijakan untuk mendukung lingkungan sekolah dan kampus yang bebas nikotin dan tembakau versi WHO, antara lain India, Indonesia, Irlandia, Kyrgyzstan, Maroko, Qatar, Suriah, Arab Saudi dan Ukraina. (Anadolu/Ant/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat