visitaaponce.com

Pemerintah Perlu Batasi Iklan Rokok

Pemerintah Perlu Batasi Iklan Rokok
Ilustrasi bahaya rokok(Ilustrasi )

PEMERINTAH perlu memperketat iklan rokok untuk mengurangi peningkatan  produksi rokok setiap tahunnya. Iklan rokok saat ini masih masif terutama di media-media sosial.

"Seharusnya pemerintah mengesahkan regulasi pengendalian tembakau dan secara konten mengantisipasi rokok sedemikian rupa," kata Program Director Indonesia Institute for Social Development (IISD) Ahmad Fanani dalam diskusi publik IISD di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/1).

Diketahui bahwa produksi rokok per 2022 terus meningkat, berdasarkan laporan tahunan PT Wismilak Inti Makmur Tbk naik 4,5%; kemudian PT HM Sampoerna TBK kelompok produk Marlboro tumbuh sebesar 4,2%. Total produksi roko dari semua industri rokok di 2022 sebesar 323,9 miliar batang.

Baca juga : Penjelasan Bayi Lahir Kecil akibat Ibu Hirup Asap Rokok

"Sementara tren impor tembakau naik menjadi 143 ribu ton. Sementara data ekspornya tidak naik signifikan per 2023 sebesar 129 ribu ton," ujar dia.

Baca juga : Benarkah Mengunyah Permen Karet Bisa Bantu Berhenti Merokok?

Global Adult Tobacco Survey (GATS) menyebut perokok Indonesia naik 8 juta orang di 2011-2021. Sehingga Indonesia sudah teramat ramah dan baik terhadap industri rokok.

"Kita mau periksa instrumen pengendalian rokok hanya kuat di aspek finansial. Barangkali kita selama ini salah strategi pengendalian karena tergantung dari aspek finansial. KTR membatasi sedemikian rupa tapi faktanya rokok masih bebas," ucapnya.

"Merokok jadi salah satu pelanggaran hukum yang banyak juga, sayangnya kita tidak cukup konsisten pengendalian rokok padahal rokok merupakan zat adiktif," tambahnya.

Di kesempatan yang sama Penasihat Indonesia Institute for Social Development (IISD), dr Sudibyo Markus menyebut ada 3 isu pokok berkaitan tembakau. Pertama, menyangkut produk tembakau berupa rokok namun perilaku industri pura-pura tidak tahu bahwa produknya mengandung zat nikotin yang sangat berbahaya.

"Kedua, tembakau memiliki variasi yang banyak, daun tembakau di Indonesia paling mahal dari Jember untuk cerutu, Temanggung dengan tembakau serintil yang mahal dan berbagai macam lainnya yang membuat terjadinya semacam diservensi di industri tembakau. Pasar rokok Indonesia merupakan salah satu surga industri rokok di dunia," ungkapnya.

Dengan total penduduk lebih dari 275 juta jiwa, menjadikannya salah satu pasar konsumen terbesar di dunia, dengan sekitar 68% dari populasi berusia 15-64 tahun. Data GATS 2021 juga menyebut lebih dari 75% penduduk laki-laki usia 25-44 tahun adalah perokok aktif.

"Ketiga sifatnya monopsoni bisnis tembakau terjadi kegiatan yang didominasi makelar yang menentukan tembakau laku atau menentukan harga. Memang diperlukan waktu panjang untuk Indonesia untuk mengendalikan tembakau dan menunrunkan konsumen rokok," pungkasnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat