visitaaponce.com

Kebijakan Beberapa Negara Tekan Prevalensi Rokok

Kebijakan Beberapa Negara Tekan Prevalensi Rokok
Ilustrasi(Antara)

PEMANFAATAN produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, vape dan kantong nikotin di beberapa negara kian meluas. Kehadiran produk-produk tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif yang menawarkan produk dengan profil risiko lebih rendah yang pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan prevalensi perokok.

Baca juga: Kemenkes Targetkan Tahun Ini 5 Juta Perokok Berhenti Merokok

Di kawasan ASEAN, Filipina termasuk negara yang telah mengesahkan regulasi mengenai produk tembakau alternatif di bawah Vaporizer Nicotine and Non-Nicotine Products Regulation Act (VNNP). Awalnya, Pemerintah Filipina menolak kehadiran produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik maupun produk tembakau yang dipanaskan.

Baca juga: IDI Dukung Larangan Jual Rokok Batangan

Menurut Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto mengatakan, sudah banyak kajian ilmiah dari lembaga kredibel di luar negeri yang membuktikan bahwa produk tembakau alternatif mampu meminimalisasi risiko kesehatan dibandingkan rokok.

“Dengan fakta tersebut, produk ini menjadi salah satu pilihan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk berhenti merokok,” ujar Aryo lewat keterangan yag tertulis, Kamis (1/6).

Baca juga: Ahli Toksikologi Ungkap Serba Serbi Nikotin

Ia menambahkan,  meski banyak penelitian yang membuktikan bahwa vape dan produk alternatif tembakau lainnya lebih rendah risiko, penelitian yang lebih komprehensif tetap diperlukan. Hal ini untuk memberikan informasi yang lebih akurat kepada semua pihak, baik pemerintah, pengguna, praktisi kesehatan, serta masyarakat secara umum.

“Perlu dukungan pemerintah dan regulasi yang lebih mantap, buat investasi-investasi dari luar negeri dan lokal pun akan bisa berkembang di industri ini. Jadi ya kita berharap dari pemerintah, dari legislatif kita bisa dapat dukungan untuk ya sama-sama membangun industri ini,” tandasnya.

Adapun Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta, Laifa Annisa mengatakan bahwa pemerintah Belanda mempunyai program yang terstruktur untuk mengurangi angka perokok dewasa dengan produk alternatif tembakau.

 “Saya tahu di Belanda mereka punya klinik untuk mengatasi kecanduan, salah satunya untuk rokok. Jadi memang ada klinik khusus smoking cessation yang terprogram. Beberapa menggunakan produk alternatif (sebagai instrumennya),” ujar Laifa . (H-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat