Kemasan Mudah Daur Ulang Bisa Kurangi Pencemaran Air Laut
![Kemasan Mudah Daur Ulang Bisa Kurangi Pencemaran Air Laut](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/a79065866431caf9ceb7ccb4f224dd5f.jpg)
PEMERINTAH akan memitigasi sampah yang berpotensial mencemari lingkungan laut. Mitigasi dilakukan mulai dari hulu, yakni mempersiapkan plastik berbahan nabati yang mudah terurai.
Demikian dikatakan Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif di sela-sela diskusi Sustainable Leaders Forum: Bersama Kita Percepat Pencapaian Target Pengurangan Kebocoran Sampah Plastik di Laut, di Jakarta, Senin (2/10).
"Kita punya target 70% pengurangan. Jadi, pengurangan yang masuk ke laut bukan berarti mengambil sampah yang sudah di laut karena ini impossible," kata Rofi.
Menurut dia, mitigasi bisa dilakukan dari hulu, seperti upaya industri menyiapkan produk kemasan yang mudah didaur ulang. Masyarakat juga perlu diedukasi bagaimana mereka seharusnya bisa mengolah sampah secara lebih bijaksana.
Baca juga: BNPB Sebut Kekeringan Masih Akan Terjadi Pada Awal Oktober, Waspada Karhutla
Co-Founder and Chief Innovation Officer Greenhope (CIO) Sugianto Tandio mengungkapkan, sejak berdiri pada 2017, pihaknya telah berhasil menggantikan 12 miliar kantong plastik konvensional. Jumlah tersebut setara dengan 125 ribu ton plastik.
“Dengan konsumsi plastik per kapita di Indonesia sebesar 22.5 kilogram maka Greenhope telah membantu sebanyak 5,3 juta orang Indonesia mengurangi kontribusi mereka dalam menghasilkan sampah plastik yang sulit terurai,” ujarnya.
Dia mengatakan, teknologi yang dimiliki Greenhope berasal dari Indonesia. Namun, telah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia. “Dengan ini kami yakin bahwa bangsa Indonesia sangat bisa berkontribusi hingga skala global."
Senada dikatakan Co-Founder and Chief Executive Officer (CEO) Greenhope Tommy Tjiptadjaja. Ia mengungkapkan pentingnya inovasi dalam menciptakan material berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi dalam ekosistem untuk mengurangi sampah dengan strategi pencegahan timbulan sampah plastik menjadi hal yang sangat penting.
Dia pun mengingatkan agar pelaku usaha tidak hanya mementingkan kepentingan bisnis saja. Para pelaku usaha sedianya bisa berkontribusi dalam pengurangan maupun penanganan sampah. "Kita harus less ego, more eco agar bisa mencapai masa depan yang berkelanjutan bersama," tandasnya. (RO/J-2)
Terkini Lainnya
Empat Pengusaha Tambak Udang Tersangka Perusakan Taman Nasional Karimunjawa Segera Disidangkan
Aktivis Lingkungan Sebut Program Citarum Harum telah Gagal
Dunia Semakin Darurat Sampah Plastik
Bicara Udara Buka Diskusi Polusi Udara dari Perspektif Keislaman
Polisi Bakar Puluhan Tambang Emas Liar di Kuantan Singingi Riau
Mabes bisa Periksa Kapolres Luwu Timur Terkait Pencemaran Sungai Malili
4-10 Juni Diprediksi Banjir Rob Landa Pesisir Jakarta
UGM Kenalkan Teknologi Desalinasi Tenaga Surya untuk Penuhi Kebutuhan Air Tawar Bersih di Kawasan Pesisir
Erupsi Gunung Ruang, BMKG Pantau Intensif Muka Laut untuk Deteksi Dini Tsunami
Gobel: Indonesia Butuh Air Bersih Ramah Lingkungan
Gobel Kunjungi Industri Pengolahan Air Laut di Hungaria dan Turki
Korban Rob Demak Digelontor Bantuan Pembangunan Rumah Apung
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap