Global Future Fellows 2023 Dorong Transformasi Kesehatan di Tanah Air dan Asia Tenggara
![Global Future Fellows 2023 Dorong Transformasi Kesehatan di Tanah Air dan Asia Tenggara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/30c0b9559103d2bedc8ca4e89c1666db.jpg)
PROGRAM Global Future Fellows (GFF) 2023: “Advancing Southeast Asia’s Predictive Healthcare” (GFF Healthcare 2023) oleh Pijar Foundation resmi ditutup Kamis (5/10) di Jakarta dengan presentasi hasil kepada dan diskusi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin
GFF Healthcare 2023 merupakan program residensi yang bertujuan mendorong sinergi antara sektor publik, privat, dan komunitas dalam proses transformasi kesehatan nasional dan regional.
Selama empat hari, 41 peserta (fellows) yang terdiri dari pelaku dan pemain strategis sektor kesehatan, mulai dari dokter, kementerian, hingga perusahaan rintisan, dari enam negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina) terlibat dalam serangkaian diskusi mendalam, pemberian materi oleh para ahli, serta kelas khusus (masterclass) mengenai kolaborasi.
Baca juga: Pijar Foundation dan Google Cloud Eksplorasi Penguatan Teknologi Sistem Kesehatan di ASEAN
Semua hasil diskusi ini dikonsolidasikan dalam White Paper 'Rencana Aksi Bersama', yang kemudian akan dikoordinasikan dengan para pemangku keputusan terkait.
Hadir dalam penutupan rangkaian GFF Healthcare 2023, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja cepat dalam memperbaiki tingkat kesehatan Indonesia
Saya, dan kita, ini dikejar waktu. Pertama, masa kerja saya hanya 3 tahun 9 bulan. Kedua, Indonesia dikejar target 2030 dimana tahun itu puncak bonus demografi kita yang akan menentukan kemampuan kita melewati batasan dari negara berpendapatan menengah ke pendapatan tinggi,” ujar Menkes Budi.
“Jika periode ini terlewat, kita akan terus jadi negara menengah selamanya. Untuk memaksimalkan bonus demografi, kita butuh masyarakat yang pintar dan juga sehat. Karena itulah, kita harus kerja cepat dan melakukan banyak gebrakan,” jelas Budi.
Baca juga: Dedikasi Bangsa dan Transformasi Kesehatan
Perubahan terbesar, menurut Menkes, adalah perubahan fundamental dari arah kegiatan Kementerian, di mana menurutnya saat ini sekitar 80 persen waktu dan anggaran diarahkan untuk mengobati yang sakit, bukan mengupayakan masyarakat yang sehat.
Padahal, menjadikan masyarakat yang sehat harusnya jadi fokus utama karena lebih efektif dan lebih murah untuk kesejahteraan jangka panjang.
“Pendekatan ini yang sedang kami ubah. Salah satunya melalui transformasi digital. Pemerintah saat ini sedang mendorong rumah sakit dan fasilitas kesehatan (faskes) daerah untuk melakukan standarisasi dan digitalisasi rekam medis dan database hingga akhir tahun ini," jelas Menkes.
"Data yang terpusat dan dapat diakses dengan mudah akan mengubah wajah kesehatan Indonesia: pasien akan punya rekam jejak personal yang reliabel dan portabel, dan secara makro, kita bisa menggunakannya untuk prediksi penyakit dan pengobatan ke depannya," paparnya.
"Di sisi lain, data seperti ini akan mendorong transparansi dan pemerataan harga layanan kesehatan,” jelas Menkes.
Untuk melakukan ini semua, Menkes menekankan pentingnya kolaborasi multisektor dan multipihak, seperti saat dulu berbagai lapisan masyarakat gotong-royong mempercepat proses vaksinasi nasional.
Kerja sama multisektor dan regional
Dengan semangat kerja sama inilah GFF Healthcare 2023 hadir.
Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation, Cazadira F. Tamzil, mengatakan bahwa belajar dari pandemi Covid-19, saat ini masalah kesehatan tak hanya fokus satu negara, melainkan lintas negara.
Terlebih setelah Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN pada tahun 2023, kesehatan juga diangkat sebagai isu kritis untuk masa depan kita seperti juga yang ditekankan dalam ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative.
Baca juga: RUU Kesehatan Wujudkan Transformasi Kesehatan di Indonesia
Karena itu, menurut Cazadira, saatnya bagi kita untuk mengubah sistem kesehatan yang bersifat introspektif, kuratif, dan reaktif menjadi pendekatan yang lebih kolaboratif, prediktif, dan efektif secara regional.
“Meskipun tidak ada sistem perawatan kesehatan nasional yang sama, pandemi membuat negara-negara semakin menyadari bahwa tantangan kesehatan sangat kompleks dan memerlukan solusi inovatif dan kolaboratif melibatkan sektor publik, swasta, dan masyarakat," jelasnya.
"Melalui GFF Healthcare ini saya percaya bahwa pada akhirnya, solusi kesehatan tidak hanya tentang obat-obatan atau perangkat medis, tetapi juga tentang berbagai regulasi pendukung, mekanisme distribusi, dan keterlibatan masyarakat,” ujar Cazadira.
Untuk mendukung pemeriksaan kesehatan berbasis analisis prediktif dan pelayanan kesehatan preventif di ASEAN, GFF Healthcare 2023 memberikan sejumlah rekomendasi.
Salah satunya adalah mengembangkan ekosistem riset dalam teknologi kesehatan berbasis AI dan mempermudah proses integrasi data lintas negara. Solusi ini menjadi dasar untuk mempercepat transformasi sistem kesehatan di Asia Tenggara. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Seleksi Calon Anggota DJSN Dibuka, 7 Pansel Telah Ditunjuk Presiden
Budi Sylvana: Saya tidak Bisa Menghindar dari Perintah Jabatan
Relaksasi SKP untuk Perpanjang Izin Praktik untuk Keringanan Bukan Pemutihan
Capaian Imunisasi Lengkap Nasional Masih di Bawah 50%
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
7 Cara Mencegah Penularan Flu Burung
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
Presiden Jokowi Minta Menkes Bikin Harga Obat Lebih Murah
Tenda Pengungsi WNA di Kuningan Ganggu Estetika, Heru Budi Akan Datangi UNHCR
Menyelami Sepak Terjang Pak Menkes
Peningkatan Kualitas untuk Tingkatkan Ketahanan Keluarga dan Menurunkan Stunting
Apakah Dokter Asing merupakan Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan?
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap