visitaaponce.com

Kenali Osteoporosis, Silent Disease Tanpa Gejala

Kenali Osteoporosis, Silent Disease Tanpa Gejala
Osteoporosis dikenal menjadi sebagai silent diseas yang sering tidak terdeteksi sampai orang tersebut mengalami patah tulang.(MI/Joan)

OSTEOPOROSIS adalah kondisi kesehatan di mana tulang menjadi rapuh dan berisiko tinggi patah. Osteoporosis sering disebut sebagai ‘silent disease’ karena sering tidak terdeteksi. Terkadang, osteoporosis baru terungkap setelah seseorang mengalami patah tulang.

"Memang dikenal sebagai silent disease. Karena dia tidak ada gejala, sama sekali tidak ada gejala," ungkap dr Yoshi Pratama, Spesialis Ortopedi Konsultan Hip & Knee di acara Media Discussion RS Pondok Indah Group, Jakarta, Senin (30/10).

Meskipun tanpa gejala, tulang mulai melemah secara perlahan. Gejala biasanya muncul ketika kondisi sudah parah. Bahkan pada usia 50 tahun, pasien dengan osteoporosis seringkali beraktivitas seperti biasa. Pemeriksaan khusus seperti densitometri tulang perlu dilakukan untuk menilai risiko osteoporosis.

Baca juga: Selain Pergelangan Tangan dan Tulang Belakang, Panggul Paling Terdampak Osteoporosis

"Pada perempuan skrining bisa dilakukan ketika usia 65 tahun dan pada pria 70 tahun setahun sekali. Perempuan usia 50 tahun yang sudah memiliki faktor risiko juga sebaiknya melakukan skrining," sambungnya.

Tidak hanya lansia, anak muda yang berusia 20-an juga dapat mengalami osteoporosis. "Osteoporosis bisa terjadi pada anak muda dan tidak selalu terjadi pada orang tua, tetapi ada tanda kutipnya. Apabila usia muda ini mengalami beberapa penyakit, misalnya kanker, pasien cuci darah, dan ada riwayat minum steroid jangka panjang. Beberapa kondisi sampingan ini dapat menyebabkan tulang lebih keropos,” jelas Yoshi.

Baca juga: Panggul Jadi Bagian Tubuh Paling Terdampak Osteoporosis

Faktor risiko utama osteoporosis termasuk usia, kepadatan mineral tulang yang rendah, jenis kelamin, dan faktor keturunan. Selain itu, faktor risiko lainnya termasuk kurang aktivitas fisik, berat badan rendah, asupan kalsium yang kurang, kurangnya paparan sinar matahari, kekurangan estrogen, pengobatan tertentu, serta konsumsi alkohol dan merokok.

Pencegahan Osteoporosis Sejak Dini

1. Tingkatkan Asupan Vitamin D

Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium, menjaga sistem kekebalan tubuh, dan mendukung pertumbuhan tulang pada anak-anak serta menjaga kepadatan tulang pada orang dewasa. Selain suplemen, vitamin D juga bisa diperoleh dari sinar matahari. Kombinasi asupan makanan, paparan sinar matahari, dan suplemen vitamin D merupakan strategi untuk memastikan kebutuhan vitamin D tercukupi dalam tubuh.

2. Konsumsi Susu Kaya Kalsium

Susu mengandung tinggi kalsium yang penting untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang. Mengonsumsi susu dapat membantu mencegah penurunan kepadatan tulang seiring berjalannya waktu. Namun, disarankan untuk tidak mengonsumsinya berlebihan. Cukup dengan satu gelas sehari karena konsumsi berlebih dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

3. Makan Sayuran Hijau dan Daging Merah

Sayuran hijau dan daging merah adalah sumber tambahan kalsium dan nutrisi penting bagi tubuh. Kombinasi keduanya tidak hanya mendukung kesehatan tulang, tetapi juga mencegah kekurangan nutrisi.

4. Lakukan Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, atau aktivitas berat lainnya membantu memperkuat tulang dan struktur tulang. Anda dapat memulainya dengan intensitas rendah. Olahraga juga meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, mengurangi risiko jatuh yang dapat menyebabkan patah tulang, terutama pada penderita osteoporosis.

"Olahraga apapun, misalnya mau lari, sepeda, atau berenang semuanya bagus untuk tulang," tutup Yoshi. (Z-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat