visitaaponce.com

Daun Kelor Bisa Jadi Pilihan untuk Perbaiki Kondisi Gizi Anak

Daun Kelor Bisa Jadi Pilihan untuk Perbaiki Kondisi Gizi Anak
Anggota tim penggerak PKK menjemur daun kelor di Desa Malang Semirang, Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA/Dedhez Anggara)

DAUN kelor, yang amat bergizi dan kaya vitamin, patut jadi pilihan makanan untuk memperbaiki kondisi gizi anak, khususnya yang mengalami stunting. Hal itu dikatakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi Andree Hartanto.

"Penelitian menunjukkan daun kelor memiliki kalsium lebih tinggi empat kali dari susu dan vitamin C, tujuh kali lebih tinggi dari jeruk, apabila dibandingkan per seratus gram," kata Andree, yang menempuh pendidikan di Universitas Sam Ratulangi, Senin (30/10).

Selain kaya vitamin dan kalsium, dokter spesialis obstetri dan ginekologi itu mengatakan, daun kelor memiliki tingkat protein nabati tertinggi dari semua sayur serta kaya kalsium, vitamin C, vitamin B, dan zat besi.

Baca juga: Mandiri Lewat Teh Daun Kelor

Sudah banyak jurnal ilmiah yang membuktikan manfaat daun kelor bagi kesehatan tubuh, khususnya bagi perbaikan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kata Andree.

"Meskipun tidak ada susu sapi, Tuhan menciptakan daun kelor yang tinggi kalsium dan vitamin D juga," ucap dia.

Daun kelor juga amat bermanfaat bagi ibu hamil karena makanan tersebut dapat meningkatkan zat besi sebelum dan saat kehamilan serta saat menyusui sehingga menurunkan risiko anak mengalami stunting.

Baca juga: Tingkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Kelor melalui Eksponensial Hilirisasi

Meski demikian, Andree menjelaskan mengonsumsi daun kelor saja tidak cukup untuk memulihkan kondisi fisik anak yang terdampak stunting. Ibu juga harus memastikan anaknya mengonsumsi protein hewani dan protein nabati lainnya secara cukup dan seimbang.

Selain itu, penanganan stunting juga memerlukan strategi yang holistik selain hanya memastikan konsumsi makanan yang bergizi bagi anak-anak, kata Andree.

Kasus stunting di Indonesia pada kurun 2022 mencapai 21,6% dari populasi balita, menurun dari angka setahun sebelumnya yang berkisar 24,4%. 

Sementara itu, pemerintah menargetkan jumlah kasus stunting pada 2024 menurun hingga angka 14%. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat